Tidak hanya di masa penjajahan terjadi perbudakan manusia, di
jaman sekarang juga masih sering kita dengarkan kabar perbudakan seks
atau penjualan manusia. Banyak korban budak seks di Amerika Serikat,
mulai dari Indonesia hingga negara-negara lainnya. Dikutip dari situs
detik.com sedikitnya ada 29,8 juta orang di dunia yang hidup sebagai
budak. Istilah budak di era modern ini diperluas, bukan lagi orang yang
diperjualbelikan seperti masa lalu, namun orang yang hidupnya menderita
dan terpaksa melakukan hal yang tak dikehendaki karena berada di bawah
tekanan orang lain.
Dari sejumlah kasus yang muncul, para korban ada yang dipaksa untuk
bekerja tanpa bayaran hingga jadi budak seks. Mereka tak bisa berbuat
apa-apa, bahkan sampai melarikan diri. Berikut wanita tegar yang pernah
menjadi budak seks di Amerika yang kini sudah bangkit dan menjadi tokoh inspiratif
Shandra Woworuntu
Kisah yang menghebohkan adalah Shandra Woworuntu (36), yang pernah
menjadi korban perdagangan manusia dan dipaksa menjadi budak seks di
Amerika Serikat (AS). Sebelum terjebak perbudakan di negeri Paman Sam,
Shandra sempat memiliki karier cemerlang di Indonesia. Shandra
mengenyam pendidikan tingginya di salah satu perguruan tinggi di
Indonesia, jurusannya adalah Finance and Bank Management. Setelah lulus,
dia bekerja sebagai financial analyst di sebuah bank Korea yang ada di
tanah air.
Dia disebut sebagai seorang financial analyst yang brilian dan
diprediksi memiliki karier yang cerah. Selain itu, dia juga aktif
sebagai aktivis HAM yang kerap menyuarakan hak-hak buruh. Namun
prediksi kariernya jauh dari kenyataan yang diterima. Shandra harus
kehilangan pekerjaannya, sebagai dampak dari krisis moneter yang melanda
Indonesia di akhir tahun 90-an. Kenyataan itu membuatnya harus
kembali mencari kerja. Di usianya yang saat itu masih 25 tahun, dia
harus memiliki mata pencaharian yang bisa membuatnya bertahan hidup dan
membesarkan putrinya.
Ada tawaran pekerjaan tak tetap di sebuah hotel di Chicago. Shandra pun
mengajukan lamaran, mengikuti tes, dan membuat visa. Dia lulus dan
berangkat ke Amerika, meninggalkan putrinya yang masih belia.
Sesampainya di Amerika, tak lama setelah menjejakkan kaki di Bandara
John F Kennedy, New York, dia sadar mimpi Amerika yang ditawarkan di
iklan koran hanyalah bualan. Alih-alih mimpi indah, malah mimpi buruk
yang mendatanginya di Amerika.
Shandra dijual oleh orang-orang yang memasang iklan di koran. Mereka
menjemput Shandra di bandara, menodongkan pistol, dan menjualnya ke
mucikari. Di malam pertama keberadaannya di Amerika, Shandra telah
jatuh ke tangan seorang mucikari yang memaksanya melayani pria hidung belang
di sebuah hotel di New York. Cerita selanjutnya, Shandra dijual dari
satu mucikari ke mucikari lainnya. Dia dijadikan budak seks di Amerika.
Hingga suatu hari dia berhasil melarikan diri dan menjadi aktivis anti
perdagangan manusia.
Kini, dia menceritakan kisahnya, menginspirasi orang-orang di berbagai
forum dunia, dengan harapan agar perdagangan manusia bisa diberantas
sepenuhnya dan kisah pilunya tak terjadi kepada perempuan lain di
belahan dunia mana pun. Proud of you!
Minh Dang
Kisah tentang Minh pertama kali muncul pada tahun 2010 dalam program
dokumenter MSNBC tentang budak seks di AS. Kala itu, Minh sudah tiga
tahun bebas dari perbudakan seks. Saat menjadi budak seks, dia masih
berusia 10 tahun. Minh dibawa ke sebuah rumah bordir di AS oleh orang
tuanya sendiri dan ditinggalkan di sana hingga tiga hari, bahkan
seminggu.
Sejak usia tiga tahun, dia sudah menjadi korban kekerasan dan seksual
dari ayahnya sendiri. Namun, di tengah kondisinya yang menjadi korban
tersebut, prestasinya di sekolah tetap menonjol. Bahkan dia masuk
sebagai tim sepakbola sekolah. Kisah perbudakan seks terhadap Minh baru
berakhir ketika dia masuk universitas. Dia memutuskan pergi dari rumah
dan bertekad melaporkan orang tuanya ke polisi bila dijadikan budak seks
lagi.
Kini, Minh menjadi aktivis anti perbudakan seks. Dia menjadi pembicara
di berbagai organisasi dan inspirator bagi para korban lain yang senasib
dengannya.
Shamere McKenzie
Shamere McKenzie awalnya hanya ingin mencari uang tambahan untuk
membiayai kuliahnya. Namun di tengah jalan, dia bertemu dengan seorang
pelaku perdagangan manusia. Awalnya pria itu berlagak seperti orang
baik-baik. Dia berjanji akan membantu McKenzie mendapat uang. Namun
ternyata, dia berakhir menjadi budak seks.
Hari-hari kelam McKenzie pun datang. Selama bertahun-tahun, dia dipaksa
menjadi penyedia jasa layanan seks di jalanan dan kelab striptis. Bila
menolak, dia akan dipukuli secara fisik. McKenzie bisa bebas dari dunia
hitam setelah polisi menangkap mucikari yang menaunginya. Dari situ, dia
menjelaskan cerita tentang dirinya.
Kini, McKenzie adalah wanita bebas. Dia juga menjadi aktivis di sebuah organisasi untuk mencegah perbudakan pada anak bernama Shared Hope International.
Stacy Jewell Lewis
Saat berusia 19 tahun, wanita asal Washington DC, Stacy Jewell Lewis,
pernah menumpang kendaraan yang dikendarai seorang kakek. Ternyata,
kakek itu malah menculik dan menjualnya pada seorang mucikari. Selama
dua tahun masa penculikan, Stacy hidup dalam ancaman. Sang penculik siap
membunuh Stacy dan anaknya bila melawan. Dia juga dipaksa melayani pria
hidung belang.
Baru pada usia 21 tahun, Stacy bisa melarikan diri. Kini, dia menjadi
aktivis anti perbudakan seks di AS di sejumlah organisasi seperti Shared
Hope International, The Araminta Freedom Initiative. Bahkan dia
digandeng FBI untuk membantu banyak korban trafficking lainnya.
Mereka semua adalah wanita hebat tangguh dan berani, mengeluarkan
semuanya yang sebagian orang menganggap aib dan diperuntukan membantu
mereka yang mengalami human trafficking dan melarang segala bentuk
kekerasan. Sahabat anehdidunia.com kembali kami menyerukan Stop segala
Kekerasan di dunia ini, mulailah menyayangi sesama dimulai dengan
sayangi pasangan anda sendiri.
Sumber : Aneh Di Dunia