English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 14 November 2013

Berlian Berwarna Pink Laku Dijual Rp948 Miliar




JENEWA - Sebuah berlian dengan ukuran besar mampu terjual dengan harga lebih dari USD83 juta atau sekira Rp948 miliar (Rp11.423 per USD) dalam sebuah lelang. Hasil itu jauh melebihi harga perkiraan sebelumnya.

Berlian berwarna merah muda yang diketahui bernama "The Pink Star" dilelang oleh Balai Lelang Sotheby's di Jenewa, Swiss. Berlian tersebut dianggap sebagai salah satu batu berlian yang paling berharga dalam sebuah pelelangan. Demikian diberitakan Associated Press, Kamis (14/11/2013).

Jenis berlian ini masuk dalam kategori Type IIa, yang dianggap langka bagi berlian berwarna merah muda atau pink. Pihak pemilik berlian, Steinmetz Diamonds, membutuhkan waktu dua tahun untuk memotongnya dari bentuk awal dengan 132,5 karat hingga ke bentuk sekarang.

Pada awalnya berlian ini dipamerkan ke publik pada Mei 2003 dengan nama "Steinmetz Pink". Namun pada 2007, berlian tersebut dijual secara pribadi dan diberi nama ulang menjadi "The Pink Star".

Penjualan di Jenewa dilakukan setelah sebuah berlian berwaran oranye berhasil dijual di Balai Lelang Christie's. Berlian tersebut berhasil terjual seharga USD35,3 juta atau sekira Rp405,5 miliar.

Lelang di Jenewa menarik perhatian para pencari berlian di seluruh dunia. Tidak diketahui siapa pembeli dari berlian "The Pink Star" tersebut.


Sumber : Detik.com

Harga Emas LLG Kembali Menguat 2 Hari Berturut-turut Ditopang Testimoni Yellen



Pada perdagangan di Asia hari ini harga emas terpantau mengalami kenaikan lanjutan (14/11). Harga emas menguat untuk dua hari berturut-turut setelah Janet Yellen, wakil chairman Fed sekaligus kandidat pengganti Bernanke menyatakan dukungannya untuk kelanjutan program stimulus moneter di Amerika Serikat.
Pada testimoninya di hadapan kongres, Yellen mengatakan bahwa Fed masih harus berupaya untuk mendorong ekonomi sebelum lembaga ini bisa kembali ke “pendekatan yang lebih normal” dalam kebijakan moneternya. Ini merupakan sebuah sinyal bahwa Fed belum akan melakukan tapering dalam waktu dekat.
Testimony Yellen ini bertolak belakang dengan pernyataan Presiden Fed Atlanta Dennis Lockhart. Sehari sebelumnya Lockhart mengatakan bahwa perundingan mengenai tapering bisa saja terjadi bulan depan.
Para pelaku pasar lebih terpengaruh oleh pernyataan Janet Yellen. Untuk hari ini harga emas terpantau kembali mengalami peningkatan dari posisi penutupan perdagangan dini hari tadi. Saat ini harga emas spot LLG terpantau berada di posisi 1285.95 dollar, menguat 4.30 dollar dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan dini hari tadi. Harga hari ini juga merupakan yang tertinggi dalam 4 hari belakangan.
Hari ini harga emas  berpotensi untuk mengalami kenaikan lanjutan. Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan harga komoditas logam mulia ini akan berada pada kisaran 1280 – 1295 dollar.


Sumber : Vibiznews

Janet Yellen Siap Mendorong Pertumbuhan Ekonomi AS



Wakil Ketua Federal Reserve (The Fed) Janet Yellen yang dicalonkan oleh Presiden Barack Obama untuk memimpin bank sentral AS tersebut untuk empat tahun ke depan menyatakan siap mengarahkan ekonomi AS menjadi lebih baik.
Terkait dengan pencalonan ini, Janet Yellen sudah melakukan pembicaraan dengan kongres. Selain itu ia juga mengatakan ikut mendukung program pembelian obligasi besar-besaran yang dilakukan oleh Ketua The Fed sebelumnya yaitu Ben Bernanke .
“The Fed telah membuat kemajuan yang baik, tapi kemajuan berikutnya harus lebih besar lagi agar dapat mengembalikan kerugian yang terjadi selama krisis dan resesi,” kata Janet Yellen saat berbicara kepada Komite Senat Perbankan, Perumahan, dan Urusan Perkotaan AS.
Menurut Yellen, kemajuan di bidang manufaktur dan perumahan telah membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang tidak berkembang sepanjang tahun ini.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa tingkat pengangguran di AS masih terlalu tinggi bagi Fed. Karena itu, pihaknya masih mempertimbangkan pembelian kembali aset senilai USD 85 miliar di bulan ini.
“Dengan kuatnya pemulihan ekonomi, maka The Fed kemungkinan dapat mengurangi akomodasi moneter dan ketergantungan terhadap kebijakan yang tidak konvensional seperti pembelian aset,” tandas Yellen.
Yellen mengatakan, The Fed dapat memperbaiki perekonomian AS dengan menggunakan kebijakan moneter yang lebih normal. Karena itulah ia ingin adanya dukungan yang kuat pada rencana pemulihan ekonomi ini.


Sumber : Vibiznews


Tingkat pengangguran Inggris disebutkan akan mencapai ambang batas penurunan lebih cepat dari yang diharapkan. Hal ini menunjukkan berhasilan rencana pemulihan ekonomi yang juga akan menambah ekspektasi pasar setelah kenaikan suku bunga di Inggris.
Hal ini cukup mengejutkan sebab sebelumnya Bank of England sudah mengatakan kalau tingkat pengangguran di Inggris tidak akan mendekati angka 7 persen hingga kuartal III tahun 2015.
Menurut Gubernur Bank of England, Mark Carney, tingkat pengangguran diperkirakan akan mencapai 7 persen dalam waktu dekat. Meskipun begitu, hal ini tidak akan membuat Bank of England merevisi perkiraan dan kebijakan lain di kuartal berikutnya.
Pada bulan Agustus, Carney pernah berjanji untuk mempertahankan suku bunga pada level 0,50 persen sampai tingkat pengangguran turun menjadi 7 persen. Dengan adanya perkiraan baru ini, ia yakin pemulihan ekonomi akan berjalan lebih cepat dan kenaikan suku bunga kemungkinan akan dilakukan sebelum tahun 2015.
Bank of England sendiri juga sudah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV akan mencapai 0,9 persen. Dengan begitu, maka proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2013 diharapkan dapat ditingkatkan menjadi 1,6 persen.
Sementara untuk tahun 2014, Bank of England memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan menjadi sebesar 2,8 persen.
Untuk Inflasi diperkirakan akan sedikit turun pada tahun 2014 hingga mendekati kisaran 2 persen.
Sebelum Carney mengungkapkan prediksi penurunan tingkat pengangguran tersebut, Monetary Policy Committee (MPC) Bank of England juga pernah mengatakan kalau tingkat pengangguran bisa mencapai 7 persen pada akhir 2014.
Terkait dengan kemungkinan yang akan terjadi, Carney mengatakan MPC optimistis dengan prospek pemulihan ekonomi di Inggris.
Selain itu, Kepala Ekonom sektor Eropa dari Capital Economics, Jonathan Loynes mengatakan keputusan untuk mempertahankan suku bunga lebih lama dari yang pasar harapkan dilakukan untuk menjaga inflasi agar tetap rendah.


Sumber : Vibiznews

Pertumbuhan Ekonomi Jepang Masih Melambat Jauh Dari Harapan Abenomics


Dari data GDP kuartal III yang dirilis Kabinet Jepang menunjukkan ekonomi tumbuh sebesar 0,5 % dalam tiga bulan hingga September , sedikit lebih tinggi dari ekspektasi ekonom namun jika dilihat pertumbuhan 0,9 % pada kuartal sebelumnya menunjukkan perlambatan ekonomi .
Perlambatan ekonomi ini terjadi karena ekspor yang merosot dan belanja konsumen yang melambat, dan ini merupakan  tanda mengkhawatirkan bagi upaya Tokyo sebagai ekonomi terbesar ketiga di dunia. Secara tahunan , pertumbuhan ekonomi  merosot ke 1,9 % dari 3,8 % pada tiga bulan sebelumnya.
Hasil pertumbuhan kuartal II sebelumnya sebagian besar merupakan hasil dari dorongan ekspor karena yen melemah tajam, sementara belanja konsumen belum menunjukkan tanda-tanda yang meningkat .
Kebijakan Abenomics yang berusaha meningkat mata uang yen dan juga menguatkan investasi di Jepang selama ini masih harus disertai reformasi ekonomi yang dijanjikan sehingga terlihat .
Reformasi dalam regulasi perburuhan dipandang sebagai kunci untuk mengantarkan perubahan yang semakin signifikan sehingga terluput dari deflasi.
Namun sekalipun demikian pertumbuhan ekonomi pada kuartal ini  sebagian besar berkat stimulus dan suntikan BOJ dari sejumlah besar uang ke dalam sistem keuangan , mirip dengan pelonggaran kuantitatif Federal Reserve AS .


Sumber : Vibiznews

Amerika Berpotensi Menjadi Produsen Minyak Terbesar Didunia



Amerika diprediksi akan menjadi produsen minyak terbesar dunia dan akan menghadapi swasembada energi dalam dua dekade. Badan Energi Internasional (IEA) yang berpusat di Paris mengatakan bahwa pada 2015, Amerika Serikat akan menyalip Arab Saudi dan Rusia sebagai produsen minyak terbesar.
Dalam laporan tahunan Perkiraan Energi Dunia, IEA menyatakan bahwa AS bergerak stabil dalam memenuhi semua kebutuhan energi dari sumber-sumber daya domestik pada 2035. Swasembada energi telah lama menjadi tujuan para pemimpin Amerika.
Namun IEA yang merupakan lembaga penasihat 28 negara konsumen energi tersebut juga menyatakan posisi AS sebagai produsen minyak teratas dunia akan berakhir pada pertengahan 2020 karena sumber dayanya menipis di lapangan-lapangan yang saat ini sedang digarap di negara-negara bagian tengah seperti North Dakota dan Texas. IEA mengatakan negara-negara Timur Tengah akan menyediakan sebagian besar peningkatan dalam pasokan minyak global.
Untuk 10 tahun mendatang, keberhasilan AS dan Kanada dengan penggalian minyak mentah dan produksi di perairan dalam (deepwater) di Brazil akan mengurangi peran Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang didominasi oleh Timur Tengah sebagai produsen minyak paling terkemuka di dunia.
Dalam laporan tahunan IEA tersebut permintaan energi akan meningkat akibat dorongan dari negara-negara ekonomi baru, dan bahwa China akan menyalip Amerika Serikat sebagai konsumen minyak terbesar dunia pada sekitar 2030.  Selain China, India dan Timur Tengah juga akan mendorong permintaan energi global sebanyak sepertiga lebih tinggi.
Namun kendala yang sedang dihadapi untuk  keamanan energi di seluruh dunia yaitu masalah harga yang tinggi, dengan harga minyak rata-rata lebih dari US$110 per barrel sejak 2011. Kenaikan harga minyak yang tinggi yang terus berkelanjutan ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dan ini bisa mendorong harga minyak mencapai $128 per barrel pada 2035.
Sekalipun harga minyak serempak di seluruh dunia, namun harga-harga gas alam beragam. Dengan produksi gas yang besar di AS, nantinya para konsumen dan perusahaan di AS membayar harga yang jauh lebih rendah dibandingkan di Eropa dan Jepang, yang harus mengimpor sebagian besar minyaknya.


Sumber : Vibiznews

Eks PM Australia Kevin Rudd Mundur dari Parlemen




TEMPO.CO, Canberra -  Politikus dari Partai Buruh dan mantan perdana menteri Australia Kevin Rudd mengucapkan salam perpisahan kepada koleganya di parlemen. Kepada koleganya di DPR Australia, Rabu sore, 13 November 2013, Rudd menyatakan bahwa ia akan resmi mundur mulai akhir pekan ini.

"Keputusan ini saya ambil tidak dengan mudah, terutama mengingat kecintaan besar saya untuk komunitas yang saya wakili di tempat ini dalam 15 tahun terakhir," kata Rudd.

Anggota parlemen dari Queensland ini mengaku telah mendapat kehormatan untuk melayani negara itu sebagai perdana menteri, dan mendapatkan kehormatan besar untuk kembali menjadi pemimpin Partai Buruh hingga pemilihan umum September lalu.

"Keluarga saya telah memberikan semuanya untuk saya dalam kehidupan publik, dan bagi bangsa. Sekarang saatnya saya memberikan sesuatu kembali kepada mereka," kata Rudd, sambil menahan air mata. "Ini merupakan hasil pencarian jiwa kami sebagai keluarga selama beberapa bulan terakhir."

Rudd mengatakan, setelah tak lagi aktif di politik dalam negeri, ia berencana mendirikan sebuah yayasan dan melanjutkan minat lamanya dalam masalah hubungan internasional. "Saya berniat untuk aktif di komunitas internasional di bidang di mana saya bisa memberi kontribusi nyata untuk perdamaian dan stabilitas, pengaturan ekonomi global, dan pembangunan berkelanjutan, termasuk perubahan iklim."

Pidato yang sangat menyentuh itu disambut tepuk tangan para koleganya. Sesama anggota parlemen dari Partai Buruh berbaris untuk memberi salam kepada mantan perdana menteri selama dua periode itu. Sejumlah tokoh senior dari koalisi Partai Liberal dan Partai Nasional menyampaikan pidato untuk memberi apresiasi.

Pria kelahiran 21 September 1957 itu menjadi perdana menteri dua kali, yaitu tahun 2007-2010 dan 2013. Untuk periode kedua, pemimpin Partai Buruh ini menggantikan Julia Gillard. Dalam pemilihan umum September lalu, partainya dikalahkan oleh koalisi partai Liberal-Nasional yang dipimpin Tony Abbott.


Sumber : Tempo

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800