Emas merupakan salah satu jenis komoditi yang paling banyak diminati
untuk tujuan investasi. Di samping itu, emas juga digunakan sebagai
standar keuangan atau ekonomi, cadangan devisa dan alat pembayaran yang
paling utama di beberapa negara. Para investor umumnya membeli emas
untuk hedge atau safe haven terhadap beberapa krisis termasuk ekonomi, politik, sosial atau krisis yang berbasis mata uang.
Permintaan emas fisik mengalami peningkatan cukup signifikan dari
tahun ke tahun. Padahal cadangan emas dunia sangatlah terbatas. Oleh
karena itu, dibeberapa negara maju telah menyediakan investasi
alternatif berupa produk derivatif emas dengan menarik sejumlah margin sebagai jaminan transaksinya (margin trading). Mengapa diperlukan margin?. Ini karena adanya faktor harga, dimana harga emas juga dapat berfluktuasi sebagaimana komoditas lainnya.
A. Sejarah Perdagangan Emas
Di dalam pasar komoditas istilah "Loco" berarti "di". Berasal dari
bahasa latin Locus yang berarti tempat. Loco London merepresentasikan
basis perdagangan dan penyelesaian emas dan perak internasional di
London. Pelaksanaan pasar ini di bawah naungan London Bullion Market
Association (LBMA), namun bukan bursa.
Pasar emas fisik (spot gold) terbesar dunia adalah London
dan Zurich, akan tetapi London yang paling menonjol. London tumbuh
mendominasi pasar emas pada saat emas menjadi mata uang utama. Penemuan
signifikan di Ural (Rusia) telah meningkatkan produksi emas global di
abad 18.
Pertengahan abad 19 menjadi momen bagi Inggris untuk mendominasi
perdagangan dan keuangan dunia, sebagai sumber modal untuk pertambangan
emas, dan menjadi standar emas mata uang lokal, British Pound. Sehingga
London menjadi pusat perdagangan dan penyelesaian emas dunia.
Perdagangan Over-the-Counter (OTC)
Pasar emas London merupakan pasar Over-The-Counter yang berarti
perdagangan dilakukan secara langsung antara dua pihak yang terlibat,
dan tidak melalui pihak ketiga yang mengatur perdagangan, seperti bursa.
Pasar OTC berlangsung selama 24 jam sehari dan tidak mempunyai
struktur formal dan tidak ada tempat pertemuan sentral. Sebagian besar
perdagangan dilakukan melalui telpon atau sistem dealing elektronik.
Di pasar finansial global saat ini, perdagangan emas di London hampir terselenggara sepanjang waktu diseluruh dunia. Harga bid dan ask
dikuotasikan secara kontinu di dalam sistem informasi pasar finansial
yang dapat diakses seperti Reuters. Selain di London, pusat perdagangan
utama lainnya untuk emas London termasuk New York, Zurich, Tokyo, Sydney
dan Hong Kong, dimana Hong Kong menjadi pusat perdagangan di Asia.
Mengapa berinvestasi di emas (Spot OTC)
1. Harga biasanya dikuotasikan dan diperdagangkan terhadap dolar AS;
2. Loco London Market dapat melayani beberapa tujuan transaksi seperti hedging, investasi dan spekulasi;
3. Di pasar OTC, investor dapat mempertahankan posisi mereka selama waktu yang mereka inginkan tanpa ada jatuh tempo;
4. Menerima bunga saat menjual emas atau perak Loco-London pada suku bunga terakhir;
5. Transaksi leverage pada margin;
6. Diversifikasi portfolio investasi.
B. Pasar Emas Dunia
1. Loco London Gold Market
Di London, emas dan perak diperdagangkan oleh anggota-anggota London
Bullion Market Association (LBMA), diawasi oleh Bank of England.
Sebagian besar anggota-anggotanya adalah bank-bank internasional atau bullion dealer dan sejumlah refiner raksasa.
Perdagangan emas di pasar London memiliki sejarah panjang selama 3 abad, dan Gold Fixing (penetapan harga emas) hanya dibentuk setelah Perang Dunia I pada tahun 1919. Sistem Fixing ini berasal dari pasar perak London dan suatu konsep bagi investor seluruh dunia untuk melakukan beli dan jual emas pada single quoted price.
The Fixing secara harian dilakukan 2 kali yakni pada pukul
10:30 am (16:30 wib) dan 15:00 pm (21:00 wib) di London dengan
melibatkan 5 Anggota Fixing sebagai berikut:
- Scotia-Mocatta, suksesor Mocatta & Goldsmid dan menjadi bagian Bank of Scotia
- Barclays Capital, menggantikan N. M. Rothschild & Sons Limited
- Deutsche Bank, owner Sharps Pixley
- HSBC, owner Samuel Montagu & Co.
- Société Générale, menggantikan Johnson Matthey dan CSFB (Credit Suisse First Boston)
2. Pasar Emas Amerika
Di tahun 1975, America NewYork Commodity Exchange COMEX memulai perdagangan forward emas, menjadi sentral perdagangan forward
emas dunia. Kini, pasar berjangka emas New York menggantikan status
pasar di London dalam mengatur harga emas dunia. Alasan mengapa hal ini
terjadi? Karena pasar New York memiliki keuntungan di dalam metode
transaksi, aggregate supply, marked price dan waktu transaksi.
3. Pasar Emas Hong Kong
Pasar emas di Hong Kong dikenal juga sebagai pasar emas Loco (Local)
London. Kini market mempunyai sekitar 70 partisipan yang bertransaksi
aktif, sebagian besar bank, perusahaan investasi dan pedagang emas lokal
untuk hedge terhadap posisi-posisi mereka di pasar berjangka. Pasar emas Loco London ini dikuotasikan dalam US dollar per troy ounce emas murni 99,99% dan dengan penyerahan di London.
Chinese Gold and Silver Exchange Society mengoperasikan salah satu
pasar emas terbesar di dunia. Emas yang diperdagangkan melalui lembaga
ini memiliki kemurnian 99%, satuan berat dengan tael dan dikuotasikan
dalam dolar Hong Kong. Harganya hampir mengikuti pasar emas besar
lainnya di London, Zurich dan New York. Turnover di dalam bursa sebanyak 4,3 juta tael di 2001.
C. Analisis Harga Emas
Pada kenyataan sehari-hari, harga emas tidak hanya tergantung kepada situasi permintaan dan penawaran, atau supply and demand. Harga emas juga dipengaruhi oleh situasi perekonomian secara keseluruhan.
Berikut ini beberapa situasi ekonomi yang sering mempengaruhi harga emas:
1. Perubahan kurs
Melemahnya kurs dolar AS biasanya mendorong kenaikan harga emas
dunia. Hal ini disebabkan karena para investor memilih untuk menjual
mata uang dollar milik mereka dan kemudian membeli emas yang dinilai
mampu melindungi nilai asset yang mereka miliki. Sebagai contoh, pada
medio Oktober 2009, nilai tukar mata uang dolar terhadap mata uang lain
terus menurun, sementara harga emas terus naik sampai ke level $1.070
per troy ounce yang merupakan harga emas tertinggi sepanjang sejarah.
2. Situasi politik dunia
Kenaikan harga emas pada akhir tahun 2002 dan awal tahun 2003 terjadi
sebagai dampak dari akan dilakukannya serangan ke Irak oleh sekutu yang
dikomando AS. Pelaku pasar beralih investasi dari pasar uang dan pasar
saham ke investasi emas sehingga permintaan emas melonjak tajam.
3. Suplai dan permintaan
Salah satu contoh hal yang dapat mempengaruhi suplai dan permintaan (supply and demand) dari emas adalah seperti kejadian pada pertengahan tahun 1980. Pada saat itu, penjualan forward
oleh perusahaan pertambangan selalu dipersalahkan atas terjadinya
kenaikan pada harga emas. Dalam kerangka bisnis, sebenarnya perilaku
perusahaan pertambangan tersebut masuk akal. Dengan melakukan penjualan forward ketika harga emas menguat, mereka dapat mengamankan harga output tambang pada harga yang cukup menarik.
Contoh lainnya, kasus pada pertengahan tahun 1998 di mana harga emas
terus merosot. Saat itu, bank-bank sentral di Eropa menyatakan akan
mengurangi cadangan emasnya sehubungan rencana pemberlakuan mata uang
euro. Harga emas langsung anjlok di sekitar 290 dolar per troy ounce.
4. Situasi ekonomi global
Sekitar 80 persen dari total suplai emas digunakan industri
perhiasan. Konsumsi perhiasan merupakan pengaruh yang besar pada sisi
permintaan.
Ketika kondisi ekonomi meningkat, kebutuhan akan perhiasan cenderung
naik. Namun, dari data statistik terlihat kebutuhan akan perhiasan lebih
sensitif terhadap naik turunnya harga emas dibandingkan meningkatnya
kondisi ekonomi.
Jatuhnya tingkat kebutuhan perhiasan pada masa resesi di tahun
1982-1983 terutama akibat naiknya harga emas secara simultan. Jatuhnya
tingkat kebutuhan perhiasan di masa resesi awal 90-an lebih selaras
dengan hal di atas, pada saat itu harga emas menjadi turun.
Situasi ekonomi yang tidak menentu dapat mengakibatkan inflasi
tinggi. Emas biasa digunakan sebagai alat lindung nilai terhadap
inflasi. Manfaat ini sudah dirasakan investor sejak lama. Dengan emas,
investor mendapat perlindungan sempurna terhadap merosotnya daya beli.
Ketika tahun 1978-1980 harga emas sedang booming; sementara inflasi di AS naik dari 4 persen menjadi 14 persen, harga emas naik 3 (tiga) kali lipat.
5. Suku bunga
Ketika tingkat suku bunga naik, ada usaha yang besar untuk tetap
menyimpan uang pada deposito ketimbang emas yang tidak menghasilkan
bunga (non interest-bearing). Ini akan menimbulkan tekanan pada harga emas. Sebaliknya, ketika suku bunga turun, harga emas akan cenderung naik.
Secara teori, jika suku bunga jangka pendek naik, harga emas turun. Di Indonesia teori ini tidak selalu berjalan.
Pada tahun 1998, karena nilai tukar rupiah merosot tajam terhadap
mata uang dolar AS, pemerintah menaikkan tingkat suku bunga secara
signifikan. Harapannya, menahan laju kenaikan nilai tukar dolar AS.
Akibatnya, walaupun tingkat suku bunga naik, harga emas juga naik.
D. Kontrak Derivatif Emas Loco London (SPA)
Kini kontrak derivatif emas Loco London sebagai objek transaksi
derivatif melalui Sistem Perdagangan Alternatif (SPA), berdasarkan
Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti) bernomor 72/BAPPEBTI/Per/9/2009. Selain emas, dua produk
lainnya adalah kontrak derivatif antar mata uang asing (foreign cross currencies) dan indeks.
*) Diolah dari beberapa sumber