Rifan Financindo - Melihat pergerakan dolar AS pada perdagangan forex sesi Asia awal hari Selasa (26/12) usai libur Natal kembali kurang diminati ditekan oleh sejumlah sentimen negatif termasuk meningkatnya kekhawatiran atas penutupan sebagian pemerintah AS dan ketegangan antara Gedung Putih dan Federal Reserve.
Kekhawatiran politik AS dan perlambatan ekonomi global telah membuat imbal hasil 10 tahun AS turun sekitar 25 basis poin pada bulan Desember, menambah ketegangan pada dolar dan semakin memperparah prospeknya.
Baca Juga :
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
- PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat.
Selama beberapa bulan terakhir, dolar telah berjuang untuk menghilangkan daftar faktor-faktor bearish yang paling baru-baru ini dipimpin oleh spekulasi atas prospek suku bunga AS, penurunan imbal hasil obligasi dan kejatuhan harga minyak.
Pekan lalu Federal Reserve menaikkan suku bunga untuk keempat kalinya tahun ini, dan sebagian besar mempertahankan rencananya untuk menaikkan suku bunga tahun depan meskipun ada risiko ekonomi yang meningkat.
Itu mendorong Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan kritiknya terhadap Ketua Fed Jerome Powell. Presiden Trump mengecam The Fed menggambarkannya sebagai satu-satunya masalah bagi ekonomi AS.
Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan dolar AS terhadap rival utamanya kini berada di posisi 96.55 atau flat dari penutupan perdagangan sebelumnya setelah dibuka pada posisi 96.55. Rifan Financindo.
Sumber : Vibiznews
0 komentar :
Posting Komentar