PT Rifan Financindo - Bursa Asia melemah pada awal perdagangan saham Kamis pekan ini. Investor mengantisipasi pertemuan bank sentral Eropa, pemilihan umum (pemilu) di Inggris, dan kesaksian mantan direktur FBI James Comey di kongres.
Pada perdagangan Kamis (8/6/2017), indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,27 persen. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei naik 0,3 persen. Ini didorong dari dolar Amerika Serikat menguat terhadap yen. Indeks saham Jepang Topix juga naik 0,1 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,1 persen dan indeks saham Australia susut 0,6 persen.
Pergerakan bursa Asia ini juga dibayangi bursa saham Amerika Serikat (AS) dan sentimen lainnya mulai dari pemilihan umum (pemilu) di Inggris dan pertemuan bank sentral Eropa. Bursa saham AS naik meski sektor energi tertekan lantaran harga minyak merosot. Namun, kesaksian tertulis dari James Comey soal penyelidikan terhadap campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS menjadi katalis positif.
Imbal hasil surat berharga Amerika Serikat bertenor 10 tahun pun menjadi 2,185 persen dari posisi 2,129 persen. Selain itu, investor juga berhati-hati jelang kesaksian Comey di senat. Ini dapat menjadi petunjuk Presiden AS Donald Trump mungkin saja terlibat.
"Jika persidangan tidak menghasilkan bukti yang jelas mengenai hal tersebut, ketidakpastian tetap ada untuk pasar. Kecuali akan ada kekacauan politik AS dan penurunan ekonomi AS sehingga sulit melihat penurunan lebih lanjut untuk imbal hasil obligasi AS," ujar Hiroko Iwaki, Analis Mizuho Securities seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis pekan ini.
Sementara itu, di pasar keuangan, dolar AS mendekati level terendah dalam tujuh bulan terhadap sejumlah mata uang. Ada keraguan Donald Trump dapat mendorong stimulusnya mengikis kenaikan keuntungan dolar AS.
Indeks dolar AS berada di level 96,69. Euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1258. Terhadap yen, dolar AS kembali menguat ke 109,74.
Hasil pertemuan bank sentral Eropa (ECB) pun dinantikan pelaku pasar. Diharapkan bank sentral Eropa mengambil kebijakan yang lebih ramah untuk pertumbuhan ekonomi. Di pasar komoditas, harga minyak Brent naik 0,6 persen ke level US$ 48,36 per barel usai turun 4,1 persen. PT Rifan Financindo.
Sumber : Liputan 6
0 komentar :
Posting Komentar