PT. Rifan Financindo Berjangka, Tokyo - Bursa saham Asia merosot pada perdagangan saham Selasa pagi ini. Hal itu dipicu dari harga komoditas tertekan seiring pertumbuhan ekonomi China melambat.
Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,3 persen. Diikuti indeks saham Australia melemah 0,2 persen didorong dari sektor saham pertambangan dan energi. Kedua sektor saham energi tersebut melemah karena kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi China pada kuartal III 2015. Produk domestik bruto (PDB) China mencapai 6,9 persen.
Indeks saham Jepang Topix menguat 0,2 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,1 persen. Indeks saham Selandia Baru/NZX 50 menguat 0,8 persen, dan memimpin penguatan dalam delapan hari. Kenaikan ini terpanjang sejak November 2014.
"Angka-angka produk domestik bruto (PDB) menunjukkan pertumbuhan tetapi melambat menjadi 6,9 persen pada kuartal III 2015. Angka ini juga dipengaruhi oleh tekanan politik untuk memenuhi target pertumbuhan yang menjadi semakin berisiko, berarti tingkat pertumbuhan tidak lambat secepat yang diperkirakan," tulis ekonom Capita Economics seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (20/10/2015).
Sementara itu, harga komoditas juga cenderung tertekan. Harga tembaga turun 1,5 persen menjadi US$ 5.206 per ton. Harga minyak mentah jenis Brent susut 3 persen seiring kekhawatiran terhadap ekonomi China melambat.
Di pasar uang, indeks dolar Amerika Serikat (AS) tetap stabil di level 94,942 setelah naik 0,2 persen kemarin malam. Dolar hampir datar terhadap yen di kisaran 119,54. Mata uang Korea Selatan Won dan mata uang Malaysia juga telah turun lebih dari 1 persen. (Ahm/Igw)
Sumber : Liputan 6
Selasa, 20 Oktober 2015
Harga Komoditas Tertekan Seret Bursa Asia Melemah
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar :
Posting Komentar