English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 10 Agustus 2015

Rencana Suku Bunga AS Naik Tekan Bursa Asia

(Foto: Reuters)

PT. Rifan Financindo Berjangka, Bursa saham Asia melemah di awal pekan ini setelah ada indikasi baru dari perlambatan ekonomi China. Kekhawatiran kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang akan dilakukan pada September juga menambah sentimen di bursa saham.

Indeks MSCI Asia Pacific melemah 0,2 persen pada pukul 10.04 waktu Tokyo. Pelemahan indeks saham acuan ini didorong dari indeks saham Jepang Topix dan Korea Selatan masing-masing tergelincir 0,1 persen. Sementara itu, indeks saham Australia naik 0,2 persen.

"Pelaku pasar mulai mengantisipasi pertumbuhan ekonomi China melambat, dan mengakhiri siklus harga komoditas super," ujar Yoshinori Shigemi, Analis JP Morgan Asset Management, seperti dikutip dari Reuters, Senin (10/8/2015).

Sentimen China dan Amerika Serikat membayangi bursa saham Asia. Data ekonomi China menunjukkan kalau ekspor China turun 8,3 persen pada Juli, dan angka ini terbesar dalam empat bulan. Hal itu juga jauh lebih buruk dari apa yang diperkirakan ekonomi. Selain itu, harga produsen turun menjadi 5,4 persen sehingga mendorong harga grosir sentuh level terendah sejak akhir 2009.

Dari Amerika Serikat (AS), pelaku pasar berspekulasi kalau bank sentral AS/The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada September. Hal itu juga membuat sebagian mata uang negara berkembang tertekan. Prospek suku bunga AS lebih tinggi membuat dolar AS menarik bagi investor. Hal itu juga membuat permintaan komoditas berkurang.Spekulasi kenaikan suku bunga AS itu bertambah mengingat data Departemen Tenaga Kerja menunjukkan kalau data tenaga kerja tambah 215 ribu pekerjaan pada Juli. Tingkat pengangguran bertahan di level terendah dalam tujuh tahun mencapai 5,3 persen.

"Pasar cenderung volatile dalam beberapa bulan ke depan. Ketidakpastian mengenai pertumbuhan ekonomi China, dan kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga pada akhir tahun ini mempengaruhi bursa saham Asia," ujar Shane Oliver, Analis AMP Capital Investor Ltd.

Sementara itu, di pasar komoditas, harga minyak mentah berjangka turun ke level terendah baru pada awal pekan ini. Harga minyak Brent turun menjadi US$ 48,26 per barel. Angka ini tidak jauh dari level terendah dalam enam tahun di level US$ 45,19 pada Januari. (Ahm/Ndw)


Sumber : Liputan 6

0 komentar :

Posting Komentar

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800