English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 01 November 2021

Seberapa Jauh akan Turun karena Isu Tapering the Fed?

 PT Rifan Financindo

PT Rifan Financindo - Setelah sempat naik ke arah $1,800 di $1,796, pada minggu lalu, harga emas gagal meneruskan kenaikan menembus $1,800, akibatnya berbalik turun kembali ke $1,783 per troy ons karena menguatnya yields treasury AS akibat munculnya data inflasi AS yang sesuai dengan yang diperkirakan dan yang diikuti dengan berbalik menguatnya dollar AS.

Narasi inflasi yang persisten memaksa pasar untuk memperhitungkan dalam harga kemungkinan bank sentral-bank sentral akan bertindak lebih agresif, dengan pengumuman penting pada minggu ini akan datang dari bank sentral AS, the Fed dan bank sentral Inggris, Bank of England.

Setiap kenaikan harga emas di atas $1,800 per ons terus dibatasi. Setelah sempat naik ke $1,806 pada hari Senin minggu lalu, metal berharga ini sekali lagi mengalami tekanan jual yang baru dengan orang-orang mengambil untung sehingga membawa harga emas turun sekitar 1% pada minggu lalu.

Baca Juga :

Minggu ini pasar sedang menantikan tapering yang akan diadakan pada bulan Nopember yang bisa memicu turunnya harga emas, terlebih lagi dengan pergerakan yang mengejutkan dari Bank of Canada pada minggu lalu yang mengakhiri program quantitative easingnya. Karena kejutan dari Bank of Canada ini, orang – orang menyiapkan diri terhadap kejutan yang hawkish dari the Fed yang terefleksi dengan turunnya kembali harga emas setelah sempat naik ke $1,806.

Pasar memproyeksikan the Fed akan mulai melakukan tapering dengan mengurangi pembelian dari assets senilai $120 miliar tiap bulannya. Menurut risalah pertemuan the Fed sebelumnya, tapering bertahap akan dimulai pada bulan November dan di bulan Juni. CME FedWatch Tool memperkirakan probabilita tingkat bunga dinaikkan pada bulan Juni sebesar 47% dan lalu ada lagi kenaikan tingkat bunga yang kedua pada bulan September.

Pengumuman akan tapering kelihatannya tidak bisa dihindarkan lagi dengan para pejabat sebagian besar setuju bahwa “substantial further progress” sudah tercapai baik dalam hal mandate inflasi maupun employment. Terlebih lagi di dalam risalah pertemuan FOMC bulan September di berikan outline jadwal waktu dimana pengurangan pembelian assets dilakukan pada bulan November sebanyak $15 miliar setiap bulannya. Kelihatannya kenaikan tingkat bunga tidak akan jauh dari waktu penguranan pembelian assets.

Meskipun demikian perlu dicatat bahwa kepala the Fed Jerome Powell tetap sangat berhati-hati terhadap kenaikan tingkat bunga. Dengan semua dukungan fiscal dan moneter yang sudah habis-habisan, the Fed tidak akan mengambil resiko sehingga terjadi kesalahan kebijakan yang membuat semua usaha yang besar tersebut menjadi sia-sia. The Fed tidak akan melakukan sesuatu yang akan bisa membuat pemulihan menjadi berantakan. Jika mereka berbalik hawkish, hal ini bisa membuat disrupsi terhadap goal mereka dalam hal pemulihan pasar tenaga kerja.

Bank sentral di seluruh dunia juga akan mulai melakukan pengetatan yang akan menciutkan stimulus global.  Ditengah sekeranjang data makro ekonomi yang bervariasi pada minggu ini, satu narasi yang tetap konstan adalah ketakutan akan terjadinya inflasi. Dan ini bukan hanya problem di AS atau Eropa lagi, ini adalah isu global. Inflasi di zona Eropa pada hari Jumat menyentuh ketinggian selama 13 tahun di bulan Oktober, dengan angka umumnya naik ke 4.1%.

Resiko terjadinya aksi jual setelah pengumuman dari the Fed pada minggu ini sudah pasti. Pertanyaannya adalah seberapa jauh harga emas akan turun?

Emas telah diperdagangkan dalam rentang harga yang cukup lebar selama beberapa bulan dari sekitar $1,680 ke $1,840 per ons. Saat ini $1,750 menjadi level support yang kunci.

Jika emas gagal bertahan di $1,784 dan kemudian jatuh ke $1,745, maka harga emas bisa turun lebih jauh ke $1,720 dan bahkan bisa sampai ke $1,680. Di level inilah bisa membeli emas lagi dengan harga yang murah.

Selain masalah tapering, minggu ini AS akan mengeluarkan laporan data pekerjaan yaitu Non-Farm Payrolls. Dua kali data Non-Farm Payrolls sangat mengecewakan, di bulan September hanya sedikit penambahan yaitu 194.000 pekerjaan. Para ekonom memperkirakan kenaikan dua kali lipat sebanyak 385.000 pekerjaan di bulan Oktober, dengan upah tetap di 4.6% secara tahunan.

Munculnya angka yang lebih baik akan positip bagi dollar AS dan sebaliknya. Namun jika the Fed membuat sentimen yang buruk bagi pasar, kabar buruk ini bisa menjadi kabar baik buat dollar AS karena akan memicu arus safe-haven.

Sebelum keluarnya data NFP, PMI dari ISM akan dipublikasikan dan bisa dipakai untuk menebak NFP yang akan keluar. PMI dari ISM diperkirakan akan keluar di atas angka 60 yang merefleksikan pertumbuhan yang kuat.

Selain PMI ISM, laporan pekerjaan dari sektor swasta yang akan dikeluarkan oleh ADP juga bisa menggoyang pasar. Pada laporan bulan lalu, menunjukkan kenaikan sebanyak 568.000 posisi yang jauh di atas dari yang diperkirakan.

“Support” terdekat menunggu di $1,776 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,760 dan kemudian $1,750. “Resistance” terdekat menunggu di $1,790 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,800 dan kemudian $1,836. PT Rifan Financindo.

Sumber : Vibiznews

0 komentar :

Posting Komentar

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800