English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 10 November 2014

SEJARAH KOTA PAHLAWAN NAPAK TILAS PERTEMPURAN AREK-AREK SURABAYA

 
PT. Rifan Financindo Berjangka, Peristiwa 10 Nopember 1945 di Kota Surabaya merupakan peristiwa besar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia di dalam mempertahankan kemerdekaannya. Arek-arek Suroboyo yang terdiri dari berbagai suku, lapisan dan kedudukan secara gagah berani dan dengan semangat kepahlawanannya menentang setiap keinginan dari kaum penjajah yang akan kembali merampas kemerdekaan Bangsa dan Negara Indonesia. Dengan semboyan   "Merdeka atau Mati", dengan gagah berani, arek-arek Suroboyo dengan senjata apa adanya menghadapi kekuatan penjajah yang menggunakan senjata modern. Dengan semangat rela berkorban demi nusa dan bangsa, jiwa dan raga mereka dipertaruhkan untuk tegaknya kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 sampai titik darah penghabisan.
 
Mengingat betapa tinggi nilai peristiwa bersejarah ini, tentunya sebagai wahana untuk mengenang kembali betapa besar jasa para pahlawan kita yang telah rela mengorbankan jiwa dan raganya, selain  memperingatinya setiap tanggal 10 Nopember, juga dibangunnya Monumen Perjuangan TUGU PAHLAWAN, tidaklah berlebihan kalau tempat-tempat bersejarah dalam rangkaian peristiwa 10 Nopember tersebut dijadikan suatu paket wisata sejarah "NAPAK TILAS PERTEMPURAN AREK-AREK SUROBOYO". Sekitar  Jembatan  Merah  (Gedung Internatio), sekitar Tugu Pahlawan (Markas Kentepai Jepang / Gedung Raad Van Justitie) dan Hotel Mandarin Majapahit ( Hotel Orange / Hoteru  Yamato ) sangat baik untuk dikunjungi di samping ± 50 titik tempat bersejarah lainnya.


PERISTIWA TEWASNYA BRIG. JEND. MALLABY DI DEKAT JEMBATAN MERAH


Pada tanggal 30 Oktober 1945 diadakan pertemuan antara Presiden Sukarno, Wapres Moh. Hatta, Menpen Amir Syarifuddin, Gubernur Soerjo, residen Soedirman dengan Mayjen D.C. Hawthorn, pimpinan tentara Sekutu di Jakarta. Sebagai  salah  satu  hasil pertemuan itu   dibentuk  suatu  Kontak  Komisi,  yang diharapkan dapat memudahkan hubungan kedua belah pihak.Disetujui pula agar tembak-menembak oleh kedua belah pihak dihentikan. Namun dalam kenyataannya, tembak-menembak berlangsung terus. Akhirnya diputuskan  para  anggota  kontak Komisi turun ke lapangan. antara lain yang dikunjungi daerah Jembatan Merah. Disitu terletak gedung Internatio, yang  merupakan  markas Pasukan Komandan Brigade ke-49 Inggris, yang bertugas di Surabaya. Di seberangnya, para pejuang Arek-arek Suroboyo berada di sekitar Jembatan Merah.
 
Tembak-menembak sering terjadi antara kedua tempat itu. Pada tanggal 30 Oktober 1945, dengan berkendaraan  beberapa  mobil para anggota Kontak Komisi berusaha menuju gedung Internatio, yang dituntut oleh arek Suroboyo agar dikosongkan oleh tentara Sekutu yang  menurut persetujuan harus ditarik mundur ke Tanjung Perak. Di antara para anggota Komisi itu terdapat Residen Soedirman, Doel Arnowo, T.D. Kundan, Brigjen Mallaby. Hari  sudah  mulai  gelap   ketika  rombongan itu melalui tempat perhentian trem listrik, yang terletak beberapa belas meter sebelah utara Jembatan Merah ke arah gedung Internatio.
 
Di situlah mobil yang ditumpangi  Brigjen Mallaby terdengar mengalami ledakan sekitar jam 20.30. Ia kemudian ditemukan tewas. Tewasnya Brigjen Mallaby itulah yang menjadi salah satu alasan bagi penggantinya sebagai panglima tentara Sekutu di  Jawa Timur, Mayjen E.C. Mansergh, untuk mengeluarkan ultimatum pada tanggal 9 November 1945 agar pihak Indonesia di Surabaya meletakkan senjata selambat-lambatnya jam 06.00 tanggal 10 November 1945.
 
Ultimatum itu ditolak oleh pihak Indonesia dan pada pukul 06.00 pagi tanggal 10 November 1945 tentara Inggris mulai menggempur kota Surabaya dari kapal perang, psawat udara, serta pasukannya yang bergerak dari Tanjung Perak  menuju  tengah kota. Para  pejuang  Indonesia  mengambil   siasat mengundurkan diri dari dalam kota Surabaya dan meneruskan perjuangan dari luar kota.

PERISTIWA PELUCUTAN SENJATA DI GEDUNG KENPETAI/GEDUNG RAAD VAN JUSTITIE


Pada tanggal 2 Oktober 1945, semangat Arek-arek Suroboyo yang gagah berani kembali berkobar-kobar menyerbu Gedung Kenpetai. Setelah Peristiwa Insiden Bendera tanggal 19 September 1945 di Hotel Yamato Gedung Kenpetai merupakan lambang kekejaman dan dikriminasi Hukum Kolonial Belanda serta, Pemerintahan  Pendudukan Tentara Jepang.

Hal ini dikarenakan tempat tersebut dijadikan sebagai tempat penyiksaan para pejuang Arek-arek suroboyo. Serbuan Pejuang dan Arek-arek Suroboyo walaupun menemui tantangan yang sangat berat tetapi berkat kegigihan dan semangat juang Arek-arek Suroboyo yang pantang menyerah terus mengepung Gedung Kenpetai sampai pukul 16.00 pertempuran baru berhenti setelah para pejuang melihat Bendera Jepang Hinomaru diturunkan sendiri oleh TAKAHARA, komandan Kenpetai.
 
Jumlah senjata yang diperoleh dari peristiwa perlucutan senjata di Surabaya ± 22.877 belum termasuk alat dari Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Dalam penyerbuan markas Kenpetai tersebut, banyak korban yang jatuh baik dari pihak pejuang Indonesia maupun Jepang, tercatat 25 orang pejuang Indonesia ewas, 15 orang tentara Jepang tewas, sedangkan korban luka-luka berat diantaranya 60 orang Indonesia, 14 tentara Jepang, 2 orang Cina, dan 5 orang Belanda.
 
Dengan jatuhnya Gedung Kenpetai pada tanggal 2 Oktober 1945 oleh para pejuang / Arek-arek Suroboo merupakan kemenangan besar bagi Bangsa Indonesia yang telah berhasil menumbangkan lambang kekejaman pemerintah Bala Tentara Pendudukan Jepang di Surabaya / Jawa Timur.

 Peristiwa Insiden Bendera di Hotel Orange / Hoteru Yamato.
 Gedung Grahadi.
 Balai Kota.
 Gedung Balai Pemuda.
 Gedung Nasional Indonesia.
 Gedung PTP XXII.
 Gedung Don Bosco.
 Gedung Pertamina.
 Gedung Bank Dagang Negara.
 Gedung Siola.
 Gedung Santa Maria.
 Rumah Sakit Darmo.
 Sekolah Santa Louis.
 dll.

Sumber : Petra 

0 komentar :

Posting Komentar

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800