English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Senin, 18 November 2013

Emas berjangka tertekan ,setelah fokus dalam kebijakan The Fed

Investing.com - Emas berjangka beringsut lebih rendah pada hari Senin , namun kerugian terbatas di tengah harapan tinggi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan kebijakan uang mudah untuk beberapa waktu ke depan .
Di divisi Comex New York Mercantile Exchange , emas berjangka untuk pengiriman Desember diperdagangkan pada USD1 , 284,80 per troy ounce pada perdagangan pagi di Eropa , turun 0,2 % .
Harga emas Comex diperdagangkan di kisaran antara USD1 , 284,20 per troy ounce , rendah harian dan sesi tinggi USD1 , 289,00 per troy ounce .
Kontrak Desember berakhir 0,09 % lebih tinggi pada hari Jumat untuk menetap di USD1 , 287,40 per troy ounce .
Emas berjangka kemungkinan besar akan mencari dukungan di USD1 , 265.00 per troy ounce , rendah dari November 13 dan resistance pada USD1 , 313,30 , tinggi dari 8 November .
Lebih lemah dari perkiraan data ekonomi AS pada hari Jumat menghidupkan kembali harapan bahwa Fed akan menunda rencana untuk lancip program stimulus dalam waktu dekat .
The Empire Indeks manufaktur negara jatuh ke -2,21 dari 1,52 pada bulan Oktober . Para ekonom telah memperkirakan kenaikan menjadi 5,0 .
Sebuah laporan terpisah menunjukkan bahwa produksi industri AS turun 0,1 % pada Oktober , setelah naik 0,7 % pada bulan September , dibandingkan dengan ekspektasi untuk kenaikan 0,2 % .
Data muncul sehari setelah kesaksian dari Federal Reserve Janet Yellen Wakil Ketua dipandang sebagai penyemenan pandangan bahwa bank akan terus miliar -a - bulan program pembelian aset USD85 di tempat sampai awal tahun depan .
Pedagang emas akan mengamati dengan seksama menit Rabu dari pertemuan pengaturan kebijakan terbaru The Fed . AS juga akan merilis data penjualan ritel dan harga konsumen kemudian dalam seminggu .
Harga emas turun sekitar 24 % tahun ini di tengah kekhawatiran The Fed akan mulai mengurangi kebijakan mudah uang dengan pemangkasan pembelian obligasi bulanan USD85 miliar .
Di tempat lain di Comex , perak untuk pengiriman Desember turun 0,35 % diperdagangkan pada USD20.65 per troy ounce , sementara tembaga untuk pengiriman Desember turun tipis 0,25 % diperdagangkan pada USD3.163 pon .


Sumber : Investing



Pada perdagangan elektronik di Asia hari ini harga emas terpantau mengalami pergerakan yang terbatas (18/11). Harga logam mulia tersebut nyaris stagnan dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan pekan lalu. Harga emas terjebak dalam zona sideways karena para pelaku pasar masih menantikan kepastian mengenai kelanjutan stimulus Fed.
Hari ini para investor fokus kepada pernyataan dari Presiden Fed New York William Dudley. Diperkirakan salah satu kolega Janet Yellen di Fed ini akan mendukung pernyataan Yellen minggu lalu mengenai masih dibutuhkannya dukungan stimulus moneter Fed.
Jumat lalu rilis data aktivitas manufaktur di New York menunjukkan terjadinya kontraksi. Indeks manufaktur Empire State melemah menjadi minus 2.2 dari level bulan lalu di 1.5 poin. Indeks ini melemah secara tidak terduga.
Harga emas spot LLG berada pada posisi 1287.50 dollar per troy ons. Hari ini harga mengalami penurunan tipis saja sebesar 35 sen dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan harga minyak mentah jenis WTI berjangka hari ini masih akan bertahan di teritori negatif. Harga komoditas ini diperkirakan akan mengalami pergerakan pada kisaran 93.00 – 94.50 dollar per barel.


Sumber : Vibiznews

Penundaan Volcker Rule Akan Menjatuhkan Kurs Dolar



Pelaksanaan regulasi Volcker yang melarang bank-bank di AS untuk melakukan transaksi spekulatif, yang berpotensi merugikan nasabah dari bank yang bersangkutan sedang dipertimbangkan The Fed penundaan tanggal yang tepat. Penundaan tersebut untuk memberikan tambahan waktu bagi bank-bank untuk menyusun ketentuan dan mempersiapkan diri.
Sebelumnya peraturan ini muncul sebagai undang-undang reformasi Wall-Street pasca krisis 2008 yang implementasinya terus mengalami penundaan akibat adanya pro dan kontra. Kontra paling keras dilayangkan oleh JP Morgan karena peraturan ini berpotensi mengurangi laba JP Morgan secara signifikan.
Namun, para pembuat peraturan masih perlu melakukan beberapa perbaikan dan penambahan di dalamnya, sehingga, proposal yang sedianya akan diajukan dan dirilis ada bulan Desember mendatang, kemungkinan akan tertunda. Walaupun kurang dari satu tahun, penundaan tersebut memberikan tambahan sedikit waktu bagi bank-bank untuk membuat perubahan peraturan mengikuti Volcker rule nantinya.
Bank-bank di AS saat ini diharuskan untuk mematuhi regulasi tersebut – yang nantinya akan melarang perdagangan efek secara perorangan yang memungkinkan modal bank itu sendiri menjadi berisiko – mulai bulan Juli 2014.
The Fed memiliki opsi penundaan tanggal penetapan dengan selisih waktu satu tahun, dengan spekulasi yang berkembang menyebutkan bahwa kemungkinan implementasi akan dilaksanakan pada periode Juli 2015. Kepastian penundaan inilah yang kemungkinan akan diumumkan Desember mendatang.
Namun, akan ada peraturan baru untuk menyeimbangkan penundaan tersebut, salah satunya yang juga dikhawatirkan oleh para bankir, adalah undang-undang reformasi keuangan Dodd-Frank. Undang-undang reformasi keuangan Dodd-Frank adalah sebuah UU yang dicanangkan oleh Barrack Obama pada tahun 2010 untuk menanggulangi kekacauan sistem finansial.
Undang-Undang ini diharapkan dapat memperbaiki stabilitas finansial AS dengan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi sistem finansial, melindungi para pembayar pajak untuk menalangi sektor ini, serta melindungi konsumen dari penyelewengan setiap praktik atau jasa pelayanan finansial.
Menurut analis hal ini diprediksi akan membawa kurs dolar melemah ke support kuatnya dan akan membuat kurs mata uang utama lainnya mengalami rebound demikian juga dengan harga emas. 

Sumber : Vibiznews

Harga Rata-Rata Rumah Bulan November di Inggris Menurun



Harga rata-rata rumah di Inggris disebutkan turun 2,4 persen pada bulan November ini. Menurut situs Rightmove, harga rumah di Inggris akan berkisar GBP 246.237 (Rp 4,7 miliar). Penurunan ini sendiri terjadi setelah di bulan Oktober harga rumah di Inggris mengalami kenaikan hingga 2,8 persen.
Penurunan harga ini merupakan bukti awal adanya kekhawatiran akan adanya bubble harga perumahan akibat permainan harga yang berlebihan. Sebelumnya, juga diketahui kalau jumlah orang yang melakukan sewa rumah di Inggris telah menurun hingga ke level terendah selama lima tahun terakhir.
Menurut LSL Property Services, nilai total akhir penyewaan rumah turun sebesar GBP 49 juta di bulan September dan Oktober. Secara persentase, pada bulan Oktober proporsi sewa tercatat turun menjadi 7,1 persen dari 8,5 persen pada bulan September.
Jumlah tersebut sebagian besar berasal dari penyewa sektor swasta di Inggris dan Wales. Turunnya penyewaan ini disebabkan karena harga sewa properti di seluruh Inggris telah meningkat hingga ke posisi tertinggi sepanjang masa.

Sumber : Vibiznews

Wow! Dalam 24 Jam PlayStation 4 Terjual 1 Juta Unit



PlayStation 4 baru saja resmi dilepas ke pasaran, angka fantastis penjualan konsol game tersebut cukup mengejutkan. Hanya dalam waktu 24 jam peluncurannya pada Jumat (15/11) PlayStation 4 berhasil dijual lebih dari 1 juta unit.
Sony menargetkan dapat menjual konsol game terbaru ini sebanyak 3 juta unit sampai akhir tahun, dan tampaknya harapan perusahaan akan target yang mau dicapai dapat terealisasi melihat respon yang baik dari pasar.
Di tengah kegembiraan hasil penjualan perdana perangkat, perusahaan juga mendapat laporan bahwa tidak sedikit  dari PS 4 mengalami masalah dengan konvektivitas overheating dan TV. Kekesalan pengguna dengan kedua masalah tersebut dilampiaskan dengan membuat ejekan The ” Red Line of Death” dan ” Blue Light of Death secara online.
Meski sudah banyak mendapat laporan dari pengguna, Sony belum juga memberikan tanggapan seputar masalah yang terjadi. Sejak Jumat lalu, tercatat ada sekitar 0,4 persen dari konsol atau sekitar 4 ribu dari 1 juta perangkat yang berpotensi rusak.

 Sumber : Vibiznews

Euro Berusaha Naik; Posisi Dollar Masih Muram


Pada perdagangan hari ini nilai tukar euro terpantau bergerak menguat terhadap dollar AS (18/11). Sentimen terhadap dollar kembali melemah dan melanjutkan penurunan mingguan terbesar dalam satu bulan yang terjadi pekan lalu. Data ekonomi Amerika Serikat yang rilis Jumat malam menunjukkan bahwa kondisi ekonomi masih berisiko sehingga kemungkinan Fed mempertahankan kebijakan stimulusnya masih cukup besar.
Hari ini para investor fokus kepada pernyataan dari Presiden Fed New York William Dudley. Diperkirakan salah satu kolega Janet Yellen di Fed ini akan mendukung pernyataan Yellen minggu lalu mengenai masih dibutuhkannya dukungan stimulus moneter Fed.
Jumat lalu rilis data aktivitas manufaktur di New York menunjukkan terjadinya kontraksi. Indeks manufaktur Empire State melemah menjadi minus 2.2 dari level bulan lalu di 1.5 poin. Indeks ini melemah secara tidak terduga.
Pagi hari ini euro terpantau berada di level 1.3490 dollar. Posisi euro ini turun sedikit dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu yang ada di level 1.3495 dollar. Hari ini euro bergerak menguat dari posisi pembukaannya pagi tadi yang ada di level 1.3487 dollar.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan euro terhadap dollar hari ini masih akan bertahan di teritori positif. Euro diperkirakan akan mengalami pergerakan pada kisaran 1.3450 – 1.3520 dollar AS.

 Sumber : Vibiznews

Yen Melemah terhadap Dollar, Pasar Harapkan Ekspansi Stimulus Moneter BOJ



Nilai tukar yen masih berada dalam zona menguat terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini (18/11). Yen melanjutkan pergerakan melemahnya terhadap dollar AS di tengah harapan bahwa BOJ akan melanjutkan dan kemungkinan meningkatan program stimulus moneternya.
Pekan lalu yen mengalami penurunan sebesar 1.5 persen terhadap 10 mata uang yang termasuk dalam indeks Bloomberg. Hari ini yen kembali melemah terhadap dollar AS, meskipun terpantau agak terkoreksi dari level terendah harian.
Tanggal 20 November mendatang Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda akan mengadakan pertemuan dengan para koleganya untuk membahas mengenai kebijakan moneter Jepang selanjutnya. Para analis memperkirakan bahwa bank sentral Jepang akan meningkatkan pemberian stimulus moneter mulai bulan Januari mendatang.
Hari ini yen berada di level 100.25 per dollar AS. Posisi yen ini mengalami penurunan dibandingkan dengan penutupan perdagangan akhir pekan yang ada di level 100.17 per dollar. Jumat lalu yen sempat mengalami penurunan ke posisi 100.44 per dollar yang merupakan posisi paling rendah sejak tanggal 11 September lalu.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan bahwa pergerakan yen terhadap dollar hari ini masih akan bertahan di teritori negatif. Mata uang ini diperkirakan akan mengalami pergerakan pada kisaran 100.00 – 100.60 per dollar AS.

Sumber : Vibiznews

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800