English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 05 Januari 2016

Harga Emas Melonjak Dipicu Ketegangan Arab Saudi dan Iran

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

PT. Rifan Financindo Berjangka, Chicago - Ketegangan di Timur Tengah dan pasar saham China jatuh telah mengangkat harga emas di awal pekan ini. Sentimen negatif tersebut memicu permintaan untuk logam mulia.

Harga emas untuk pengiriman Februari naik 1,4 persen menjadi US$ 1.075,20 per ounce di divisi Comex. Angka ini tertinggi sejak 24 Desember 2015.

Harga perak untuk pengiriman Maret naik 0,3 persen menjadi US$ 13,841 per ounce. "Dengan peningkatan ketegangan antara Iran dan Arab Saudi berdampak ke harga emas, seiring modal beralih ke emas," ujar Colin Cieeszynski, Direktur CMC Markets seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (5/1/2016).

Eksekusi dilakukan Arab Saudi terhadap ulama Syiah telah menyulut ketegangan dengan Iran. Ini menambah ketegangan global sehingga memicu permintaan emas.

Sementara itu, bursa saham China jatuh sehingga memicu penghentian sementara perdagangan juga mempengaruhi pasar. Data manufaktur China merosot telah menambah kekhawatiran terhadap ekonomi global.

Data manufaktur China turun menjadi 48,2 pada Desember 2015 dari posisi November di level 48,6. Angka di bawah 50 ini menunjukkan kontraksi ekonomi.

Sisi lain data manufaktur AS juga suram dengan indeks manufaktur turun menjadi 48,2 persen pada Desember 2015.

Ketegangan di Timur Tengah, penurunan indeks manufaktur China membuat bursa saham AS anjlok. Hal itu membantu mendorong permintaan investasi di emas dan perak.

"Prospek harga emas masih tren menuru terutama dolar AS menguat. Hal itu didorong bank sentral AS akan terus meningkatkan suku bunga acuan pada tahun ini," ujar Tyler Richey, Co-Editor The 7:00 Report.

Ia mengatakan, tren harga emas masih tertekan bila level resistance dapat ditembus di US$ 1.080 secara teknikal. Selain harga emas dan perak tertekan, harga tembaga juga melemah 2,6 persen menjadi US$ 2,0795 per pon. Harga tembaga tertekan ini juga kena imbas dari data manufaktur China melemah. (Ahm/Igw)


Sumber : Liputan 6

0 komentar :

Posting Komentar

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800