Liputan6.com, New York : Harga minyak turun merespons pernyataan calon Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Janet Yellen yang berencana untuk melanjutkan program stimulus moneter.
Seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (15/11/2013), harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember turun US$ 12 sen menjadi US$ 93,76 per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX). Sementara, minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember naik US$ 1,42 menjadi US$ 108,54 per barel .
Yellen menyatakan hal itu di depan Komite Perbankan Senat AS. Dia berpendapat, meski ekonomi AS lebaih kuat dan terus meningkat signifikan, namun masih belum bisa mengembalikan kerugian paska resesi.
Dia menjelaskan, meski begitu, pemulihan yang kuat pada akhirnya memungkinkan Fed untuk segera menarik dana stimulusnya dan mengurangi ketergantungan pada perangkat kebijakan konvensional seperti pembelian aset yang sekarang dilakukan.
Pernyatannya itu mendorong harga minyak AS dan menutupi kerugian awal karena peningkatan persediaan minyak mentah yang terjadi selama delapan minggu berturut-turut.
Badan stastiktik Departemen Energi AS, Energy Information Administration (EIA) melaporkan, pasokan minyak AS bertambah 2,6 juta barel menjadi 388,1 juta barel untuk pekan yang berakhir 2 November. Angka tersebut melampaui ekspektasi pasar yang memprediksi kenaikan hanya 1,8 juta barel.
Sementara dari segi ekonomi, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, klaim tunjangan pengangguran berkurang 2.000 menjadi 339 ribu dalam pekan yang berakhir 9 November. Angka trsebut berbeda tipis dengan prediksi para analis di level 330 ribu.
Sumber : Liputan6
0 komentar :
Posting Komentar