Liputan6.com, Chicago : Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Merchantile Exchange untuk perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) naik untuk pertama kalinya dalam enam sesi terakhir akibat merebaknya prediksi Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) tak akan terburu-buru menarik program stimulusnya.
Seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (15/11/2013) kontrak emas
paling aktik untuk pengiriman Desember naik US$ 17,9 atau 1,41%
menjadi US$ 1.286,3 per ounce.
Dalam persiapannya menghadapi
pertemuan dengan Kongres, Wakil Gubernur The Fed Janet Yellen
menyatakan, meski ekonomi AS telah menguat signifikan dan terus
meningkat, negara adidaya itu masih memiliki banyak pekerjaan lain guna
memulihkan ekonominya paska resesi.
Kendati pernyataan Yellen
sangat mengejutkan banyak pihak, tapi hal itu tak cukup untuk
mendongkrak naik harga emas yang telah merosot selama lima sesi
perdagangan berturut-turut.
Emas juga memperoleh dorongan dari
laporan Departemen Tenaga Kerja AS yang menyatakan klaim tunjangan
pengangguran berkurang 2.000 menjadi 339 ribu dalam pekan yang berakhir 9
November. Angka trsebut berbeda tipis dengan prediksi para analis di
level 335 ribu.
Sementara itu laporan dari World Gold Counsil
menunjukkan permintaan emas fisik sepanjang kuartal III anjlok 21%
dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadi 868,5 metrik ton.
Para
analis mengungkapkan, jika harga emas tak berhasil menembus level US$
1.430 dalam dua kuartal ke depan, permintaan investasi logam mulia
tersebut akan terus merosot.
Harga perak untuk kontrak pengiriman Desember juga tercatat naik US$ 28 sen atau 1,37% menjadi US$ 20,722 per ounce.
Sumber : Liputan6
0 komentar :
Posting Komentar