English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 30 Mei 2017

Bursa Asia Dibuka Mendatar, Pasar Saham China dan Hong Kong Tutup


PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak mendatar pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Beberapa bursa utama dunia tutup sehingga tak bisa menggerakkan bursa Asia.

Mengutip CNBC, Selasa (30/5/2017), Indeks Nikkei Jepang turun 0,13 persen di awal perdagangan. Sedangkan indeks ASX 200 Australia melemah sangat tipis yaitu 0,01 persen. Berbeda, indeks Kospi Korea Selatan diperdagangan naik 0,11 persen.

Bursa saham di China dan Hong Kong tutup karena ada libur perayaan nasional. Sedangkan di Amerika Serikat (AS) juga tutup pada perdagangan Senin kemarin karena memperingati Memorial Day.

Beberapa data ekonomi yang diperkirakan akan menggerakkan bursa Asia hari ini adalah data pengeluaran rumah tangga Jepang yang turun 1,4 persen pada April ini. Angka tersebut di bawah perkiraan para analis dan ekonomi.

Dengan realisasi angka pengeluaran rumah tangga yang berada di bawah ekspektasi tersebut memberatkan gerak indeks Nikkei.

Namun kembalikannya, angka penjualan ritel pada April mengalami kenaikan sebesar 3,2 persen. Konsensus dari analis untuk angka ini adalah 2,3 persen.

Sentimen lain yang bisa mempengaruhi gerak bursa Asia datang dari Eropa. Dalam pidatonya kepada anggota parlemen, Gubernur Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengatakan bahwa kebijakan moneter masih sangat diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Eropa.

"Pada pekan depan Bank Sentral Eropa akan mengatakan pertemuan dan hasilnya tentu saja akan sangat mempengaruhi bursa saham," jelas ekonom senior National Australia Bank David de Garis. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 29 Mei 2017

Bursa Asia Dibuka Mendatar, Investor Menunggu Data Jepang dan AS




Rifanfinancindo - Bursa Asia bergerak mendatar pada perdagangan hari ini. Beberapa bursa saham tutup sehingga membuat bursa di kawasan Asia bergerak mendatar.

Mengutip CNBC, Senin (29/5/2017), Indeks Nikkei Jepang hampir tak bergerak atau hanya naik tipis 0,02 persen pada perdagangan di awal pekan ini. Sedangkan Indeks Kospi Korea Selatan hanya naik 0,32 persen. Berbeda, Indeks ASX 200 Australia dibuka turun tipis 0,01 persen.

Pasar Saham China pada libur pada perdagangan hari ini. Begitu pula dengan Wall Street pada perdagangan Jumat kemarin yang juga tutup untuk memperingati Memorial Day.

Kepala analis CMC Markets Michael McCarthy menjelaskan, beberapa bursa saham tutup pada perdagangan hari ini. Hal tersebut akan membuat bursa Asia bergerak mendatar. "Beberapa investor sebenarnya menunggu beberapa data penting usai libur ini," jelas dia.

Data yang akan keluar antara lain penjualan eceran dan produksi industri Jepang. Selain itu juga beberapa data ekonomi dari AS akan rilis pada pekan ini.

Peluncuran misil Korea Utara tidak terlalu mempengaruhi gerak bursa Asia pada hari ini. Untuk diketahui Korea Utara kembali menguji coba rudal. Mereka bahkan mengklaim bahwa tes itu berhasil dan siap beraksi. Rudal itu ditembakkan pada Minggu, 21 Mei 2017.

Uji coba ini dilakukan seminggu setelah Korea Utara menguji coba apa yang mereka sebut tipe baru roket yang mampu membawa hulu ledak nuklir.Pemimpin Tertinggi Kim Jong-un turut menyaksikan peluncuran misil tersebut.

Uji coba misil terbaru itu mencapai 560 km menuju Laut Jepang atau dikenal juga Laut Timur. Sementara uji coba misil sebelumnya mampu terbang hingga 700 km. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 24 Mei 2017

Bursa Asia Dibuka Menghijau, Investor Fokus pada Pertemuan OPEC



PT Rifan Financindo - Bursa Asia menguat pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Investor menunggu risalah hasil pertemuan Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dan juga pertemuan negara-negara yang tergabung dalam organisasi eksportir minyak (OPEC).

Mengutip CNBC, Rabu (24/5/2017), Indeks Nikkei Jepang melonjak 0,79 persen di awal perdagangan. Sedangkan Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,31 persen. Untuk indeks ASX 200 Australia naik tipis 0,1 persen.

Pelaku pasar di bursa Asia sedang menunggu risalah pertemuan Bank Sentral AS. Dalam risalah tersebut terdapat rincian pertumbuhan Bank Sentral AS dalam melihat ekonomi sehingga menjadi dasar untuk kenaikkan suku bunga Bank Sentral AS pada Juni nanti.

Sebagian besar pelaku pasar melihat bahwa The Fed masih dalam koridor rencana awal yaitu untuk menaikkan suku bunga acuan sebanyak tiga kali sepanjang tahun ini.

Sedangkan isu kedua yang juga ditunggu oleh pelaku pasar bursa Asia adalah hasil pertemuan dari OPEC dan beberapa negara produsen minyak di luar OPEC. Negara-negara tersebut akan melakukan pertemuan di Wina Austria yang dipimpin oleh Arab Saudi.

Harga minyak naik cukup tinggi karena pelaku pasar optimistis dalam pertemuan tersebut OPEC dan beberapa negara lain akan bersepakat untuk melanjutkan pemangkasan produksi.

Pada Selasa kemarin, delegasi dari Kuwait, Aljazair, Ekuador dan Meksiko menyatakan dukungannya untuk memperpanjang langkah pemangkasan produksi tersebut. Menteri perminyakan Kuwait Essam al-Marzouq menyatakan bahwa mereka sepakat untuk menempuh segala cara untuk mencapai keseimbangan harga minyak yang baru.

"Ini terus menjadi momentum untuk mendorong kenaikan harga minyak," jelas analis energi CHS Hedging Tony Headrick. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 23 Mei 2017

Bursa Asia Bergerak Bervariasi Usai Ledakan di Manchester



Rifanfinancindo - Bursa Asia diperdagangkan mendatar pada hari ini usai indeks utama Wall Street ditutup menghijau di tengah berita terjadinya ledakan saat sebuah konser berlangsung di Inggris.

Polisi mengonfirmasi 19 orang tewas dan sekitar 50 lainnya terluka akibat ledakan yang terjadi saat berlangsungnya konser penyanyi Ariana Grande di Manchester Arena, Inggris.

Melansir laman CNBC, Selasa (23/5/2017), indeks Nikkei merosot 0,05 persen pada awal perdagangan. Sementara ASX 200 diperdagangkan 0,07 persen lebih tinggi. Indeks Kospi Korea Selatan naik sebesar 0,05 persen.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump tiba di Tel Aviv, Israel untuk bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Trump sebelumnya menghabiskan akhir pekan di Arab Saudi, yang menghasilkan kesepakatan pembelian persenjataan senilai US$ 350 miliar.

Terkait nilai tukar mata uang, dolar  melemah terhadap sekeranjang mata uang lain. Indeks dolar terakhir diperdagangkan di 96,91, dari 97 terlihat di sesi terakhir.

Usai muncul berita ledakan, mata uang Pound Inggris merosot ke posisi US$ 1,2983, dari sebelumnya US$ 1,3005 . Sementara nilai tukar Yen menguat.

Sebelumnya, Wall Street ditutup menguat didorong saham teknologi dan perusahaan pertahanan yang meraih kontrak besar usai Amerika Serikat dan Arab Saudi menandatangani kesepakatan pembelian persenjataan bernilai multi-miliar dolar.

Melansir laman Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 89,99 poin, atau 0,43 persen ke  posisi 20.894,83. Sementara indeks S & P 500 meraih kenaikan 12,29 poin, atau 0,52 persen menjadi 2.394,02 dan Nasdaq Composite bertambah 49,92 poin, atau 0,82 persen ke posisi 6.133,62. Rifanfinancindo.




Sumber : Liputan 6

Senin, 22 Mei 2017

Bursa Saham Asia Menguat di Awal Pekan


Rifan Financindo - Bursa Asia menguat pada pembukaan perdagangan Senin pekan ini, menyusul kenaikan yang hati-hati di Bursa Saham Amerika Serikat alias Wall Street.

Kenaikan bursa saham ini tak terpengaruh pelemahan dolar yang terjadi karena tekanan politik di Washington DC yang meruntuhkan kepercayaan pada kebijakan ekonomi Amerika Serikat.

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,42 persen ditopang sejumlah kenaikan saham di Korea dan Jepang, seperti dilansir dari Reuters, Senin (22/5/2017).

Bursa saham AS berakhir naik pada Jumat tapi ditutup lebih rendah dari sesi tertinggi mereka. Hal ini ditopang kekhawatiran tentang kepemimpinan Donald Trump, menyusul dua laporan media yang menyebut ada kemungkinan kerjasama antara Rusia dan kampanye Donald Trump.

"Eskalasi penyelidikan terhadap keterlibatan Rusia dalam pemilihan AS baru-baru ini menyita sumber daya, waktu, dan perhatian dari agenda ekonomi, yang telah mulai menemui beberapa skeptisisme," tutur Marc Chandler, Kepala Strategi Mata Uang di Brown Brothers Harriman.
Dolar jatuh ke level terendahnya dalam 6 bulan terakhir terhadap sekelompok mata uang pada Jumat kemarin. Dolar diperdagangkan 11,40 terhadap Yen Jepang setelah jatuh 2 persen pada pekan kemarin. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 19 Mei 2017

Bursa Asia Bergerak Variatif






PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak variatif setelah bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street mengalami rebound diikuti penguatan dolar. Investor masih berhati-hati di pasar finansial karena krisis pemerintah di Brasil meningkatkan ketakutan akan resiko pasar.

Indeks saham Jepang berubah setelah yen mencatatkan level penguatan mingguan terbesar dalam bulan ini. Sementara bursa saham Australia ASX tergelincir.

S&P 500 kembali dari aksi jual terbesar dalam 8 bulan yang didorong oleh kekacauan di pemerintahan Presiden Donald Trump AS. Mata uang Brazil, saham dan obligasi jatuh di tengah seruan agar pemimpin negara tersebut mengundurkan diri.

Pasar keuangan di Amerika Serikat stabil setelah pemerintah berusaha mengatasi kontroversi seputar Rusia yang mengancam akan menjerat rencana pemotongan pajak dan belanja infrastruktur. Sentimen risiko juga dibantu oleh klaim pengangguran dan data manufaktur AS yang lebih baik dari perkiraan.

Melansir Bloomberg, Jumat (19/5/2017), indeks topix Jepang naik 0,1 persen setelah kemarin turun 1,3 persen. Kemudian indeks Australia turun 0,3 persen dan Indeks Korea Selatan flat.

Dow Jones Industrial Average naik 56,09 poin atau b90,27 persen ke level 20.663,02. Sementara S&P500 menambahkan 8,69 poin atau 0,37 persen.

Sedangkan Nasdaq menguat 43,69 atau 0,763 persen ke level 6.055,13. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 18 Mei 2017

Gejolak Politik Trump Picu Bursa Asia Tertekan






Rifanfinancindo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini seiring kekhawatiran investor global. Selain itu, dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap yen. Ketidakpastian dari gedung seiring laporan kalau Presiden AS Donald Trump berusaha menganggu penyelidikan FBI.

Pada perdagangan saham Kamis (18/5/2017), indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang merosot 0,4 persen. Indeks saham Jepang Nikkei terpangkas 1,2 persen. Indeks saham Australia tergelincir 1,1 persen dan indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,5 persen.

Tekanan bursa Asia ini didorong wall street atau bursa saham Amerika Serikat yang melemah. Indeks saham Dow Jones dan S&P 500 tergelincir 1,8 persen yang dipicu Trump mempengaruhi penyelidikan federal.

Tuduhan itu tidak hanya menimbulkan keraguan mengenai masa depan kebijakan pro-pertumbuhan yang dijanjikan Trump, namun menaikkan kemungkinan risiko Trump dapat meninggalkan posisi Presiden.

Di pasar uang, dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang seiring gejolak di Gedung Putih. Posisi dolar AS berada di 111,120 yen. Euro berada di posisi US$ 1,1174.

"Ada dua implikasi dari perkembangan terakhir di Washington antara lain kemungkinan prosedur kongres mencapai jalan buntu. Kedua potensi Trump dipaksa keluar," ujar Analis Mizuho Securities Masafumi Yamamoto, seperti dikutip dari laman Reuters.

Ia menambahkan, bila dilihat dari dolar AS telah turun tajam, maka pelaku pasar sudah mengabaikan berita negatif tentang Donald Trump. Dolar AS diprediksi dapat menguat ke depan.

Indeks dolar AS turun 0,1 persen ke level 97,49. Mata uang AS tergelincir seiring imbal hasil surat berharga AS turun signifikan dengan ada tuduhan terhadap Trump sehingga menurunkan harapan stimulus ekonomi. Imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun berada di posiis 2.238.

Di pasar komoditas, harga minyak berada di kisaran US$ 49,02. Pada perdagangan semalam, persediaan minyak AS turun dalam enam minggu berturut-turut. Ini menjadi sinyal positif bagi pasar menjelang pertemuan OPEC pekan depan. Produsen minyak diperkirakan memperpanjang pemangkasan pasokan. Sedangkan harga emas di pasar spot mencapai level US$ 1.263,02 per ounce, tertinggi sejak 1 Mei. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800