English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 09 Maret 2021

Harga Emas Anjlok ke Level Terendah dalam 9 Bulan karena Penguatan Dolar AS Berlanjut

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia

Rifanfinancindo - Harga emas turun lebih dari 1 persen pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Penurunan ini menuju ke level terendah dalam 9 bulan.

Pendorong penurunan harga emas karena imbal hasil surat utang AS terus meningkat sehingga mendorong investor melepas emas. Selain itu, nilai tukar dolar AS juga terus Menguat.

Mengutip CNBC, Selasa (9/3/2021), harga emas di pasar spot turun 1,1 persen menjadi USD 1.681.41 per ounce, setelah sempat mencapai level terendah sejak 5 Juni di USD 1.676,10 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup turun 1,2 persen menjadi USD 1.678 per ounce.

Baca Juga :

Nilai tukar dolar AS naik ke puncak tertinggi dalam tiga bulan, sementara imbal hasil surat utang AS berjangka waktu 10 tahun bertahan di dekat level tertinggi lebih dari satu tahun.

“Ekonomi sedang pulih dan inflasi mulai terlihat yang pada akhirnya berarti imbal hasil obligasi memiliki ruang untuk bergerak lebih tinggi, ”kata kepala analis komoditas TD Securities Bart Melek.

Ia memperkirakan karena berbagai faktor tersebut harga emas bisa jatuh menuju USD 1.660 per ounce.

Melek juga mencatat bahwa lonjakan tak terduga dalam nonfarm payrolls AS dan pasar saham yang kuat lebih merupakan cerminan dari ekonomi yang membaik.

Maret 2021 Penuh Tekanan, Harga Emas Berisiko Terjun Bebas ke USD 1.600
Sebelumnya, pekan pertama Maret 2021 merusak emas dengan harganya menembus level psikologis USD 1.700 per troy ounce. Harga emas pun berisiko terjun ke USD 1.600.

Harga emas turun lebih dari USD 200 sejak awal tahun ini. Bahkan emas berjangka April Comex sempat diperdagangkan pada USD 1.699,10, turun 2,8 persen pada pekan ini.

Penyebab utamanya adalah meningkatnya imbal hasil Treasury AS 10-tahun, dan memicu penguatan dolar AS yang membebani emas. Pekan ini, pesan pimpinan Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, yang mengabaikan inflasi dan kenaikan imbal hasil tidak membantu.

"Kegagalan Powell untuk menahan kenaikan hasil obligasi baru-baru ini menghilangkan kilau emas. Ini telah memberikan prospek bullish jangka pendek untuk dolar, yang membebani emas. Kita akan melihat pasar obligasi berjalan bebas, dan saat ini ada beberapa tekanan jangka pendek yang dapat membuat emas rentan," kata analis pasar senior OANDA, Edward Moya, seperti dikutip dari Kitco pada Senin (8/3/2021).

Jika level dukungan utama tidak bertahan, menurut Moya, maka emas bisa terjun ke level USD 1.600. Ini kemungkinan akan menjadi titik terendah.

"Saya mengantisipasi bahwa saat ini kita bisa melihat USD 1.600, sebuah flash crash. Namun, di sanalah pembeli akan muncul dengan kuat. Ini akan menjadi titik beli yang menarik bagi banyak investor institusi," tutur Moya. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 08 Maret 2021

Rekomendasi Emas 8 – 12 Maret 2021: Berisiko Turun ke $1,600?


Rifan Financindo - Minggu pertama bulan Maret merupakan minggu yang merusak harga emas dengan harga emas turun menembus level psikologis $1,700. Sekarang, pertanyaan di benak setiap orang adalah seberapa jauh emas akan jatuh mencapai dasar terendah sebelum berbalik naik? Setelah turun lebih dari $200 sejak permulaan tahun, investor emas sedang mencari petunjuk akhir dari tren turun emas. Saat ini emas berjangka Comex kontrak bulan April diperdagangkan di $1,699.10, turun 2.8% dalam seminggu.

Penyebab utama dari jatuhnya harga emas adalah naiknya yields treasury 10 tahun AS yang memicu penguatan dollar AS yang membebani emas. Pesan dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell pada minggu lalu yang Sebagian besar mengabaikan keprihatinan akan inflasi dan naiknya yields AS malah mendukung penurunan harga emas lebih lanjut.

Kegagalan Powell di dalam mendorong turun kenaikan yields obligasi AS membuat orang enggan memegang emas. Pesan Powell memberikan outlook jangka pendek yang bullish bagi dollar AS yang membebani emas. Sementara itu, the Fed akan beristirahat selama satu setengah minggu sampai pertemuan kebijakan moneter berikutnya pada tanggal 17 Maret.

Baca Juga :

Akibatnya, pasar obligasi akan bergerak bebas dan secara jangka pendek ada tekanan yang bisa membuat emas menjadi rentan turun. Selain itu saham dan komoditi lainnya secara keseluruhan ditinggalkan orang karena mengejar naiknya yields AS dan dollar AS.

Namun, para analis masih mengharapkan the Fed pada akhirnya turun tangan, kemungkinan besar pada saat yields treasury 10 tahun AS naik ke 1.75%. Yields yang diatas 1.75% akan membuat the Fed mulai melihatnya lebih serius. Begitu yields treasury 10 tahun AS mengarah ke 2%, hal ini akan menjadi bunyi alarm. Pasar saham akan bereaksi negatip dan the Fed akan segera bertindak. Pada saat itu barulah emas menjadi lebih baik.

Dengan fokus tetap pada naiknya yields treasury AS dan dollar AS, bagaimana pergerakan emas jangka pendek?

Emas berada pada titik kritikal. Memulai minggu depan, emas berada pada level psikologis $1,700 yang apabila berhasil dilewati akan bertemu dengan level resistance berikutnya di $1,725 dan kemudian $1,750.

Namun ada risiko harga emas turun ke $1,660 dan bahkan lebih rendah lagi. The Fed harus memberikan klarifikasi kapan dan dalam kondisi yang bagaimana bank sentral AS ini akan melakukan intervensi untuk mengkontrol kurva imbal hasil.

Angka – angka makro ekonomi yang bagus pada minggu ini akan bisa membuat harga emas tertekan ke zona $1,600 an.

Jika emas gagal bertahan di “support” kunci di $1,675 pada minggu ini, pasar akan bisa melihat harga emas turun sampai ke $1,610.

Jika kedua “support” kunci tersebut tidak berhasil menahan penurunan harga emas, maka harga emas bisa turun sebentar ke $1,600 yang kemungkinan akan menjadi dasarnya. Posisi di level $1,600 akan hanya sebentar karena level psikologis ini akan menarik banyak investor institusi untuk melakukan pembelian.

Secara jangka menengah, emas masih konstruktif, secara jangka Panjang, jika kurva imbal hasil terus mengalami kenaikan, the Fed pasti akan mengambil tindakan yang akan mengkontrol kenaikan yields Treasury AS ini.

Masih ada banyak hutang dan keprihatinan akan devaluasi matauang dan pemerintah tidak ada pilihan kecuali memonetisir semua surat berharga hutang – hutang tersebut. Inflasi akan muncul dan sekali pasar menyadari akan hal ini, posisi beli akan kembali ke emas.

Event dan data ekonomi yang harus diperhatikan pada minggu ini, antara lain adalah stimulus fiskal AS yang terdorong untuk segera dikeluarkan karena ada tenggat waktu dimana beberapa program pemerintah yang ada sekarang akan segera jatuh tempo. House of Rep dari Demokrat telah meloloskan stimulus senilai $1.9 triliun yang awal, apakah Senat akan menyetujui sejumlah nilai yang sama?

Investor telah memperhitungkan dalam harga senilai antara $1 triliun sampai $1.5 triliun. Jadi apabila nilainya hanya beberapa ratus miliar dollar AS, akan mengecewakan, sementara apabila mendekati nilai awal akan menggembirakan pasar.

Setelah hambatan di dalam vaksinasi yang disebabkan oleh karena terjadinya badai musim dingin, lebih dari dua juta orang Amerika menerima vaksin setiap harinya. Apabila bisa lebih cepat, maka akan menggembirakan pasar.

Apakah harga konsumen naik? Inflasi tetap rendah pada bulan Januari, namun harga produsen mengalami kenaikan. Para ekonom memperkirakan CPI umum akan naik ke 1.6% di bulan Februari, namun untuk CPI inti tertekan di 1.4%. Setiap ada tanda-tanda kenaikan harga, akan bisa mendorong naik dollar AS.

Klaim pengangguran mingguan pada hari Kamis menarik perhatian setelah keluarnya Nonfarm Payrolls, namun minggu belakangan ini, investor sudah kurang sensitif terhadap kegelisahan karena meningkatnya angka pengangguran.

Consumer Sentiment Index pendahuluan untuk bulan Maret dari Universitas Michigan diperkirakan akan tetap dibawah 80, meskipun ada stimulus dan vaksinasi.

“Support” terdekat menunggu di $1,675 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,610 dan kemudian $1,600. “Resistance” terdekat menunggu di $1,700 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,725 dan kemudian $1,750. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 05 Maret 2021

Rekomendasi Emas 5 Maret 2021: Harga Emas Turun ke Bawah $1,700 Setelah Pidato Powell.


PT Rifan Financindo - Harga emas berjangka turun menembus $1,700.00 ke sekitar $1,694.00 pada perdagangan pagi hari sesi Asia. Yields Treasury AS 10 tahun naik setelah pidato dari Powell yang mendorong turun harga emas sebanyak 1% dalam sehari.

Pasar saham global kebanyakan turun dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah turun pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Para trader dan investor berjaga – jaga memperhatikan yields obligasi pemerintah AS, yang umumnya naik belakangan ini, dan yang membuat pasar saham sekali lagi menjadi goyah pada akhir minggu ini. Yields Treasury AS 10 tahun saat ini hampir mencapai 1.5%.

Baca Juga :

Pasar menantikan pidato dari Powell dan mengharapkan Powell akan berbicara mengenai naiknya yields obligasi pemerintah AS dan prospek mengenai inflasi. Selain itu pasar juga sedang menunggu laporan NFP AS bulan Februari yang diperkirakan akan menambah pekerjaan sebanyak 210.000 posisi.

Di dalam pidatonya, Powell mengatakan lonjakan imbal hasil baru-baru ini telah  menarik perhatian  mereka dan  prihatin dengan kondisi pasar yang tidak teratur atau pengetatan yang terus-menerus dalam kondisi keuangan yang mengancam pencapaian tujuan Fed.

Namun kepala Fed tersebut mengatakan perkiraannya tentang kenaikan inflasi hanya sementara, dikarenakan   ada banyak alasan untuk menutupi  sebelum pertumbuhan harga mencapai tingkat yang berkelanjutan di atas target 2 persen Fed. The Fed juga  mengisyaratkan bahwa suku bunga akan tetap pada level mendekati nol sampai inflasi berada di jalur yang melebihi 2 persen untuk beberapa waktu.

“Support” terdekat menunggu di $1,684.32 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,671.11 dan kemudian $1,638.43. “Resistance” terdekat menunggu di $1,717.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,736.47 dan kemudian $1,757.40. PT Rifan Financindo.

Sumber : Vibiznews

Kamis, 04 Maret 2021

Rekomendasi Emas 4 Maret 2021: Turun ditengah Naiknya Yield & Dolar AS

Rifanfinancindo

Rifanfinancindo - Harga emas berjangka turun tajam pada awal perdagangan sesi Amerika Serikat hari Rabu kemarin. Naiknya obligasi pemerintah dan “rebound”nya indeks dollar AS pada pertengahan minggu adalah kekuatan dari luar yang negatif terhadap pasar metal berharga. Minat beli terhadap metal berharga kuning ini mendapatkan tekanan oleh karena rally indeks saham AS dan menguatnya dollar AS. Selain itu ada trader futures jangka pendek yang melakukan penjualan karena melihat postur tehnikal jangka pendek dari emas menjadi semakin”bearish”.

Emas berjangka kontrak bulan April turun $10.10 di $1,724.00 per troy ons. Sementara perak Comex bulan Mei turun $0.649 ke $26.225 per ons.

Baca Juga :

Laporan employment nasional dari ADP untuk bulan Februari, muncul di 117.000 yang meleset jauh dari yang diperkirakan sebesar 225.000 pekerjaan dan juga dibandingkan bulan Januari sebesar 174.000. Aksi jual di pasar metal berlanjut setelah keluarnya laporan dengan data yang buruk tersebut, meskipun seharusnya mendukung harga emas. Sementara itu laporan employment dari ADP ini, adalah pendahuluan dari laporan NFP yang akan keluar pada hari Jumat.
Silahkan klik jika ingin join Telegram Vibiznews

Pasar saham global kebanyakan naik dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah naik pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai. Sikap pasar bersemangat pada pertengahan minggu dengan harapan semua orang Amerika sudah mendapatkan vaksin paling tidak satu kali pada akhir bulan Mei. Selain itu paket bantuan untuk pandemik senilai $1.9 triliun semakin dekat untuk dikeluarkan. Semua ini tidak membawa dukungan terhadap harga emas.

Mata para trader dan investor masih terus mengamati yields AS. Yields Treasury 10 tahun AS saat ini berada disekitar 1.445%. Kebanyakan veteran pengamat pasar percaya bahwa yields treasury AS akan terus naik pada bulan – bulan yang akan datang yang akan bisa membebani harga emas.

“Support” terdekat menunggu di $1,704.60 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,700.00 dan kemudian $1,672.54. “Resistance” terdekat menunggu di $1,725.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,739.10 dan kemudian $1,757.40. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Rabu, 03 Maret 2021

Paket Stimulus Joe Biden Disetujui, Harga Emas Turun ke USD 1.723,30

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia

Rifan Financindo - Harga emas mengalami tekanan meskipun sebelumnya sempat menguat pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Penekan harga emas adalah penguatan dolar AS dan disetujuinya paket stimulus Presiden AS Joe Biden yang meningkatnya minat risiko investor.

Mengutip CNBC, Selasa (2/3/2021), harga emas di pasar spot turun 0,6 persen menjadi USD 1.723,30 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,3 persen ke level USD 1.723 per ounce.

"Visi yang kuat akan pemulihan ekonomi, penguatan dolar AS, pasar saham yang membaik. Ini tentu saja menurunkan permintaan akan emas," kata Direktur Perdagangan Logam Mulia High Ridge Futures, David Meger.

Baca Juga :

"Tapi di sisi lain, kami melihat tambahan stimulus USD 1,9 triliun yang disuntikkan ke dalam perekonomian berpotensi mendorong inflasi, emas memiliki kecenderungan membaik di tengah kondisi seperti ini," tambah dia.

The dollar index melonjak ke level tertinggi dalam tiga minggu, sementara optimisme atas stimulus ekonomi dan perkembangan vaksin Covid-19 mengangkat sentimen risiko di pasar keuangan.

Dewan Perwakilan Rakyat AS menyetujui proposal stimulus virus Corona senilai USD 1,9 triliun dari Presiden Joe Biden pada Sabtu pagi. Saat ini proposal tersebut tengah dikirim ke Senat untuk dipertimbangkan.

Harga Emas Anjlok USD 100 Pekan Lalu, Berlanjut Minggu Ini?
Sebelumnya, harga emas turun hampir USD 100 pada pekan lalu dan jatuh ke level USD 1.720 oer ounce. Ini adalah posisi terendah dalam 8 bulan. Penurunan tersebut karena tekanan surat utang dan nilai tukar dolar AS.

Namun kemungkinan penurunan harga emas ini belum akan berakhir. Investor masih akan melancarkan aksi jual karena imbal hasil obligasi dan nilai tukar dolar AS masih terus menunjukkan perbaikan.

"Musuh emas itu dolar AS dan tampaknya mata uang AS akan rebound. Investor juga memperhatikan kenaikan imbal hasil surat utang AS," jelas kepala analis SIA Wealth Management Colin Cieszynski, seperti dikutip dari Kitco, Senin (1/3/2021).

Sebanyak 13 analis ikut serta dalam survei Kitco. Dari jumlah tersebut delapan analis atau 61,5 persen mengatakan bahwa harga emas masih tertekan.

Sedangkan tiga analis atau 23 persen memperkirakan harga emas akan menguat. Sisanya yaitu dua analis atau 15,5 persen menyatakan harga emas bergerak mendatar.

Sedangkan sebanyak 669 investor ritel ikut serta dalam jajak pendapat Kitco pada pekan ini. Dari jumlah tersebut, 351 invstor atau 52,5 persen melihat harga emas akan naik.

Sedangkan 223 investor lainnya atau 33,3 persen memperkirakan emas akan jatuh. Sementara 95 pemilih lainnya atau 14,2 persen melihat pasar emas bergerak mendatar.

Minggu ini menandai tingkat partisipasi survei Main Street terendah dalam hampir setahun.

Analis memperkirakan level suport harga emas akan kembali diuji pada pekan ini. Harga tersebut di kisaran USD 1.700 per ounce. Banyak sentimen yang akan membebani harga emas pekan ini. Rifan Financindo.

Sumber : Liputan 6

Selasa, 02 Maret 2021

Rekomendasi Emas 2 Maret 2021: Memulai Minggu dan Bulan yang Baru dengan Koreksi Naik

 

PT Rifan Financindo - Harga emas naik pada awal perdagangan sesi AS, karena kenaikan akibat koreksi normal setelah terpukul ke level terendah dalam 8 bulan pada hari Jumat yang lalu. Meskipun minat beli terhadap metal berharga kuning ini mendapatkan tekanan oleh karena rally indeks saham AS dan menguatnya dollar AS. Selain itu, grafik tehnikal emas secara jangka pendek “bearish” setelah terpukul hebat pada hari Jumat yang lalu, sehingga grafik tehnikal minggu dan bulanan menjadi negatif.

Emas berjangka kontrak bulan April naik $11.20 ke $1,740.40 per troy ons. Sementara perak Comex bulan Mei naik $0.435 ke $26.875 per ons.

Pasar saham global naik dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah naik pada saat perdagangan sesi New York dimulai. Yields di pasar obligasi global turun sedikit memulai minggu perdagangan yang baru, sehingga mengangkat naik pasar saham yang pada minggu lalu terpukul karena kenaikan yields Treasury 10 tahun ke atas 1.6%, level tertinggi dalam satu tahun. Saat ini yields Treasury AS 10 tahun berada pada 1.445%.

Baca Juga :

Demokrat telah berhasil melewati House of Representative AS dengan perbandingan suara 219-212, sehingga sekarang rancangan undang – undang stimulus fiscal AS sudah diberikan ke Senat AS. Menurut laporan, Demokrat telah meninggalkan rencana mereka untuk menaikkan upah minimum yang selama ini dipersengketakan sehingga membuka jalan bagi keluarnya stimulus fiskal AS yang akan bisa menaikkan ekspektasi akan inflasi.

“Support” terdekat menunggu di $1,731.60 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,725.00 dan kemudian $1,700.00. “Resistance” terdekat menunggu di $1,750.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,757.40 dan kemudian $1,763.97. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 01 Maret 2021

Rekomendasi Mingguan Emas 01 – 05 Maret 2021: Akankah Turun Lagi ke $1,660?

 

Rifanfinancindo - Dengan selesainya bulan kedua di tahun 2021 emas memasuki bulan kedua dalam kerugian di tahun 2021. Metal berharga kuning ini bisa turun lebih lanjut dengan “support” di level yang kritikal akan ditest.

Setelah memulai tahun yang baru pada awal 2021 disekitar $1,912, emas sempat menyentuh level terendah dalam 8 bulan di $1,714 pada hari Jumat minggu lalu – turun hampir $200 sejak memulai tahun 2021, sebelum akhirnya terkoreksi naik lagi ke $1,734.

Jika harga emas tidak bisa bertahan di $1,725 atau $1,700 pada minggu ini, aksi jual kemungkinan belum berakhir. Emas berjangka bulan April sekarang diperdagangkan di $1,734.28 turun sekitar 2.61% dalam sehari.

Pemicu utama penurunan harga emas adalah naiknya yields Treasury AS 10 tahun secara persisten yang sempat menyentuh level tertinggi dalam satu tahun di 1.6% dalam perdagangan “overnight”, selain itu penurunan harga emas disebabkan juga oleh menguatnya dollar AS yang terimbas oleh kenaikan dari yields Treasury AS.

Aksi jual yang terjadi pada hari Jumat minggu lalu juga diperkuat dengan terjadinya penjualan secara tehnikal setelah emas jatuh ke bawah MA 200.

Memulai awal minggu lalu, emas masih berada pada harga $1,817 pada hari Senin dan yields Treasury AS 10 tahun masih berada di sekitar 1.20%, namun sekarang sudah berada di 1.50%.

Kenaikan yields AS ini penting untuk diperhatikan dan dibandingkan dengan kenaikan yields di negara lain. Sementara yields di Eropa dan Jepang masih nol, kenaikan yields AS yang begitu tinggi akan membuat dollar AS menjadi lebih kuat.

Pasar sekarang menjadi lebih optimistik yang disebabkan oleh harapan akan stimulus dan pendistribusian vaksin yang lebih cepat daripada yang diperkirakan. Masalahnya adalah hal ini mengakibatkan meningkatnya kekuatiran karena uang stimulus mempercepat terjadinya inflasi dan menaikkan kurva yield menjadi lebih curam.

Sampai Federal Reserve AS bisa berhasil meyakinkan pasar bahwa mereka tidak akan menaikkan tingkat bunga lebih cepat daripada yang diperkirakan dan mungkin bahkan memberikan signal bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk mengkontrol kurva imbal hasil, kekuatiran pasar akan tetap ada.

Sepanjang the Fed ambigu dengan mengatakan mereka mengijinkan inflasi menjadi panas, namun kurva yield yang tidak dikontrol meningkat dengan curam, investor emas akan memiliki kekuatiran bahwa the Fed tidak akan kepada janjinya untuk memberlakukan kebijakan yang ultra longgar. Inilah sebabnya emas bisa turun lebih jauh sebelum berbalik naik lagi.

Saham mulai terpukul setiap kali yields AS naik, dengan investor kuatir bahwa the Fed menilai inflasi terlalu rendah.

Sebagian investor saham keluar dari saham karena naiknya yields Treasury AS, sebagian lain dengan kekuatiran keluar karena ingin memegang uang tunai, sebagian lagi pindah ke cryptocurrencies sehingga minggu ini emas bisa turun sampai ke level $1,660.

Hanya jika Treasury Secretary AS Janet Yellen atau Gubernur the Fed Jerome Powell tampil dan mengatakan bahwa mereka akan menjaga agar yields turun ditengah ekspektasi naiknya  inflasi, barulah harga emas bisa naik kembali.

Pemerintah AS sekarang ingin terus menjalankan kebijakan moneter mudah, dan lebih banyak stimulus, agar pasar saham kuat. Namun, lebih banyak stimulus yang dikeluarkan, yields akan naik lebih tinggi.

Dalam jangka Panjang, ceritanya bisa berbeda dengan ekonomi AS harus berurusan dengan dislokasi yang massif akibat banyaknya bisnis yang sempat ditutup yang membutuhkan tingkat bunga yang rendah.

Pada akhirnya secara jangka panjang, harga emas akan menjadi lebih baik, terutama dengan rekor hutang dan pasar saham dilanda sentimen “risk-off”. Begitu pasar menyadari bahwa ekonomi AS tidak begitu baik, maka barulah terjadi “rebound” di emas. Pasar akan menyadarinya kemungkinan pada kuartal kedua dan waktu itulah emas akan mulai bergerak naik lagi.

Dari kalender ekonomi AS yang harus diperhatikan pada minggu ini adalah akan berbicaranya sejumlah pejabat the Fed, termasuk Powell, pada minggu ini, yang memberikan the Fed kesempatan untuk memperlambat kenaikan yields Treasury dengan paling tidak menyatakan keprihatinan yang selama ini tidak ada.

Powell direncanakan akan berbicara pada hari Kamis mengenai ekonomi AS.

Dari data makro ekonomi, ISM PMI manufaktur untuk bulan Februari diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan yang terus kuat dan menjadi petunjuk terhadap NFP yang kan keluar pada hari Sabtu. Sementara PMI Jasa yang akan keluar pada hari Rabu dengan komponen employment nya juga akan diawasi sebagai ukuran dari kondisi tenaga kerja karena merupakan sektor yang paling besar di Amerika Serikat.

Laporan pekerjaan dari ADP semakin di minati karena angkanya sekarang sudah berkorelasi dengan lebih baik terhadap data employment yang resmi. Laporan ini diperkirakan akan menunjukkan bahwa sektor swasta AS menambah 125.000 pekerjaan di bulan Februari, setelah bulan yang lalu menambah 174.000 pekerjaan.

Klaim pengangguran pada hari Kamis masih diminati meskipun diadakan setelah survey NFP diadakan. Angka yang tinggi menunjukkan bahwa ekonomi masih jauh dari pulih ke normal.

Sebelum NFP keluar, Gubernur Fed Powell punya satu kesempatan lagi untuk menggerakkan pasar. Jika yields AS tetap tetap tinggi dan pasar saham terganggu, dia bisa menggunakan waktu pada saat tampil untuk meyakinkan investor bahwa bank sentral AS ada untuk membeli obligasi dan kemungkinan juga menawarkan untuk mempercepat pembelian hutang AS.

Akhirnya NFP akan keluar pada hari Jumat. Sementara investasi dan belanja telah meningkat, masih ada sekitar 10 juta orang yang menganggur. Untuk bisa mengejarnya, NFP harus mengatasi level sebelum pandemi, penambahan pekerjaan diantara 100.000 – 200.000 posisi. Pasar memperkirakan pertambahan sebanyak 110.000 pekerjaan dan tingkat pengangguran sebesar 6.4%.

“Support” terdekat menunggu di $1,725 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,712 dan kemudian $1,687. “Resistance” terdekat menunggu di $1,741 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,753 dan kemudian $1,760. Rifanfinancindo.

Sumber : Vibiznews

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800