English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 21 Mei 2019

Rupiah Awal Pekan Melemah Tipis ke Rp14.453/USD; Bergerak Terbatas 4 Hari Terakhir



Rifan Financindo - Dalam pergerakan pasar uang awal pekan Senin pagi ini (20/05), nilai tukar rupiah terhadap dollar terpantau melemah tipis, dalam rentang terbatas 4 hari terakhir, sementara dollar AS di pasar Asia terlihat bertahan setelah rally empat hari di sesi global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS pagi ini melemah terbatas 0,02% ke level Rp 14.453 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 14.450.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka stabil di Rp 14.450, kemudian bergerak lemah sampai ke Rp14.453, dan terakhir pagi ini WIB terpantau di posisi Rp 14.453. Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar di pasar uang Asia agak flat setelah menguat 4 hari sebelumnya oleh baiknya rilis data ekonomi Amerika dan naiknya permintaan dollar sebagai safe haven.

Baca Juga :

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi WIB ini stabil di level 97,82, dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 97,82.

Sementara itu, IHSG Senin di sesi pertama, terpantau melemah 0,40% atau 23,868 poin ke level 5.804,000, sedangkan bursa saham kawasan Asia umumnya menguat setelah semingguan sebelumnya cenderung melemah.

Analis Vibiz Research Center melihat dollar AS terhadap rupiah hari ini masih menguat walau terbatas, melanjutkan rally satu bulan, dengan dollar di pasar Asia agak flat setelah melaju 4 hari berturut-turut sebelumnya. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 20 Mei 2019

Awal Pekan, IHSG Masih Tertekan

Awal 2019 IHSG 
 
PT Rifan Financindo - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih diproyeksikan ke zona negatif pada perdagangan saham hari ini. Sejauh ini, belum ada sentimen positif yang mampu mendorong IHSG untuk rebound memasuki pekan ketiga Ramadan ini.
 
Dari faktor global, sentimen perang dagang masih mempengaruhi laju IHSG. Gerak IHSG bahkan jatuh sebesar 6,16 persen ke level 5.826,87 dari 6.209,12 sepanjang pekan lalu imbas salah satunya disebabkan tensi perang dagang.
 
"Meski ada potensi rebound dalam jangka pendek, saya perkirakan IHSG berpeluang terkoreksi dengan diperdagangkan pada level 5.790-5.900," tutur Vice President PT Artha Sekuritas Frederik Rasali di Jakarta, Senin (20/5/2019).
 
Baca Juga :
 
 
Meski Bank Indonesia (BI) tetap memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 6 persen, IHSG secara teknikal masih mengindikasikan potensi bearish (tertekan). Kinerja IHSG diprediksi masih akan loyo dan bahkan diperdagangkan dibawah level 6.000 pada hari ini.
 
"Bursa saham tanah air berpotensi bearish dengan membukukan koreksi di rentang 5.753-5.973," terang Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Nafan Gustama. 
 
Adapun saham-saham rekomendasi dari 2 sekuritas ini ialah sebagai berikut:
 
Binaartha Sekuritas
- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
- PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM)
- PT United Tractors Tbk (UNTR)
- PT Waskita Karya Tbk (WSKT)
 
Artha Sekuritas
 
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP)
- PT Medco Energy Tbk (MEDC)
 - PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 17 Mei 2019

IHSG Bakal Tersungkur Imbas Tensi Perang Dagang

Pembukaan-Saham

Rifanfinancindo - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih dipengaruhi tensi perang dagang yang memanas. Dua analis kompak memproyeksikan IHSG bakal tersungkur pada perdagangan saham Jumat (17/5/2019).

Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper menuturkan, meski pelemahan beberapa hari terakhir telah memasuki area oversold, IHSG diperkirakan masih akan bergerak ke zona merah.

Hari ini, menurutnya IHSG akan cenderung terkoreksi dengan diperdagangkan pada area support dan resistance di 5.853-5.973.

Baca Juga :

Senada, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Nafan Gustama mengatakan, IHSG memang masih menunjukan tren bearish (pelemahan) sampai dengan hari ini.

Namun, dirinya cukup optimistis IHSG berpeluang untuk berlabuh ke level 6000. Adapun pada hari ini dia memprediksi IHSG tertekan di rentang 5.811-6.061

Dia melanjutkan, saham perbankan laik untuk dibeli hari ini seperti saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Kemudian Christoper yang merekomendasikan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), serta PT Medco Energy Tbk (MEDC).

Seluruh Sektor Saham Melemah, IHSG Ditutup Memerah
Gerak IHSG belum mau beranjak dari zona merah pada perdagangan saham hari ini. Bahkan seluruh sektor saham memerah.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis (16/5/2019), IHSG melemah 85,14 poin atau 1,42 persen ke posisi 5.890,73.  Sementara indeks saham LQ45 merosot 1,81 persen ke posisi 915,439. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah, kecuali Pefindo25.

Sebanyak 94 saham menguat dan tak mampu membawa IHSG ke zona hijau. Sementara 323 melemah dan 117 diam di tempat.

Pada perdagangan hari ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.009,62 dan terendah 5.889,5. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 476.241 kali dengan volume perdagangan 15,5 miliar saham.

Nilai transaksi harian saham Rp 7,4 triliun. Investor asing jual saham Rp 664,21 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.450.

Seluruh sektor saham tertekan. Sektor saham aneka industri mencatatkan penurunan terbesar2,48 persen. Diikuti konstruksi merosot 2,11 persen, dan industri dasar melemah 1,69 persen.

Saham-saham yang bukukan penguatan di tengah melemahnya IHSG antara lain saham FIRE naik 19,85 persen ke posisi Rp 11.775 per saham, saham KBLV menguat 17,8 persen ke posisi Rp 450 dan saham KIOS melonjak 13,82 persen ke posisi Rp 700 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham POSA turun 24,8 persen ke posisi Rp 370 per saham, saham ABMM merosot 24,40 persen ke posisi Rp 1.425 per saham, dan saham BSSR susut 20,75 persen ke posisi Rp 1.260 per saham. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 16 Mei 2019

Rupiah Sentuh 14.458 per Dolar Jelang Keputusan RDG BI

Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar

Rifan Financindo - Jelang pengumuman rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) cenderung bervariasi.

Mengutip kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah melemah 10 poin ke posisi 14.458 per dolar Amerika Serikat (AS) dari penutupan perdagangan kemarin di kisaran 14.448 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 11 poin ke posisi 14.452 per dolar AS dari penutupan perdagangan kemarin di kisaran 14.463 per dolar AS. Penguatan rupiah pun terbatas ke posisi 14.455 per dolar AS. Rupiah bergerak di kisaran 14.442 per dolar AS-14.469 per dolar AS.

Baca Juga :

Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede menuturkan, pelaku pasar cenderung wait and see jelang keputusan rapat dewan gubernur BI pada Rabu pekan ini. BI menggelar rapat pada 15-16 Juni untuk memutuskan kebijakan moneter yang dilakukan termasuk suku bunga acuan.

"Biasanya jelang keputusan RDG, pelaku pasar wait and see, rupiah stabil,” ujar Josua saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, penguatan dolar AS mulai terbatas usai pernyataan Presiden AS Donald Trump yang akan menunda penerapan tarif impor mobil produk Eropa selama enam bulan. Hal ini mengurangi  kekhawatiran investor.

"Yang menjadi kekhawatiran setelah perang dagang dengan China berlanjut ke Eropa tetapi pernyataan Trump menunda penerapan tarif membuat kekhawatiran investor agak mereda,” kata dia.

Di sisi lain, Indonesia alami defisit perdagangan mencapai USD 2,5 miliar, menurut Josua menjadi penghalang penguatan rupiah terhadap dolar AS. Josua prediksi, nilai tukar rupiah bergerak di kisaran 14.400-14.850 per dolar AS pada Rabu pekan ini.

Sebab Rupiah Melemah Hingga 14.453 per Dolar AS
Sebelumnya, nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) melemah dalam beberapa hari terakhir. Hari ini Rupiah bahkan menyentuh angka 14.453 per Dolar AS.

Senior Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, pelemahan nilai tukar ini disebabkan oleh faktor musiman yaitu pembayaran dividen dan bunga utang luar negeri pada kuartal II.

"Disebabkan pada faktor musiman pembayaran deviden dan bunga utang luar negeri pada triwulan kedua," ujar Andry di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu, 15 Mei 2019.

Andry mengatakan selain karena pembayaran dividen dan utang, pelemahan Rupiah juga dipengaruhi peningkatan impor barang konsumsi menjelang Ramadan.

"Penyebab lain yang tidak kalah pentingnya adalah meningkatnya tensi perang dagang antara AS dan Tiongkok," kata Andry.

Perang dagang, kata Andry, menyebabkan terjadinya arus modal keluar instrumen investasi safe haven yang ditandai dengan menurunnya IHSG serta meningkatnya imbal hasil SBN bertenor 10 tahun.

"Menurut kami volatilitas nilai tukar tersebut hanya bersifat sementara dan kami memprediksi pada akhir tahun ini nilai tukar Rupiah akan berada pada kisaran Rp14.248 per USD," tandasnya. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 15 Mei 2019

Rupiah Bakal Sentuh 14.500 per dolar AS Imbas Perang Dagang

Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar

PT Rifan Financindo - Memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China ikut serta menekan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 11 poin terhadap dolar AS ke posisi 14.434. Pada perdagangan sebelumnya, rupiah ditransaksikan di kisaran 14.423 per dolar AS.

Ekonom Centre of Reform on Economics (CORE), Piter Abdullah mengatakan, rupiah diperkirakan masih akan tertekan hingga kuartal II 2019.

Baca Juga :

"Perbaikan ekonomi AS menyebabkan presiden Trump semakin percaya diri melanjutkan perang dagang. Dengan mentahnya perundingan perang dagang, masa depan perdagangan global kembali muram. Harga komoditas bisa kembali terpuruk," tuturnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (14/5/2019).

"Ini kabar buruk untuk Indonesia yang mengandalkan ekspornya pada barang komoditas. Artinya semakin sulit untuk  memperbaiki defisit transaksi berjalan," tambah dia.

Dia menjelaskan, posisi rupiah pada kondisi ini menjadi rawan mengingat investor asing sangat bergantung pada isu global yang tengah bergulir.

"Kondisi ini merupakan pertimbangan investor global atas investasi portfolio mereka di Indonesia. Sedikit saja mereka menarik investasi mereka keluar, rupiah secara significant melemah," ujar dia.

Sementara itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi rupiah berada di rentang 14.400-14.500 per dolar AS pada jangka pendek ini.

"Sejauh ini pelemahan rupiah hanya bersifat sementara. Rupiah akan cenderung menguat terhadap dollar AS ketika sentimen perang dagang mereda dan akan ditopang oleh perbaikan defisit transaksi berjalan pada tahun ini," kata dia. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 14 Mei 2019

Khawatir Perang Dagang, Bursa Asia Merosot

Perdagangan Saham dan Bursa

Rifanfinancindo - Bursa saham global bergejolak pekan lalu dan berakhir dengan catatan positif. Namun, awal pekan ini, indeks saham berjangka Dow Jones dan bursa Asia melemah setelah investor mendapat sinyal beragam soal negosiasi perdagangan Amerika Serikat (AS) dan China.

Penasihat ekonomi Presiden AS Donald Trump, Larry Kudlow menuturkan, para pejabat AS mengharapkan China membalas kenaikan tarif yang ditetapkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada pekan lalu. Pada Jumat, AS menaikkan tarif impor barang China USD 200 miliar menjadi 25 persen dari 10 persen.

"Kami akan lihat apa yang mereka pikirkan," ujar Kudlow, seperti dikutip dari laman CNN Business, Senin (13/5/2019).


Baca Juga :

Bursa saham Asia pun merosot pada awal pekan ini. Indeks saham Jepang Nikkei turun sekitar 0,5 persen. Bursa saham China pun tergelincir. Indeks saham Shanghai turun hampir satu persen. Indeks saham Shenzhen susut 0,90 persen.

Selain itu, indeks Korea Selatan Kospi melemah 1,02 persen, dan indeks saham Australia tergelincir 0,23 persen.

Indeks saham Dow Futures turun 270 poin pada Minggu malam waktu setempat. Sedangka indeks saham S&P 500 dan Nasdaq berjangka melemah lebih dari satu persen.

Investor Wall Street juga khawatir dengan perang dagang yang meningkat. Ini didorong AS dan China terus menaikkan tarif. Industri AS yang impor barang Chia membayar tarif yang dikenakan oleh AS.

Hal ini berdampak terhadap keuntungan atau memberikan biaya kepada konsumen yang dapat ganggu permintaan produk. Bagaimana pun perusahaan kalah. Itu sebabnya wall street berharap perang dagang berakir.

Meski pun negosiasi antara AS dan China berakhir tanpa kesepakatan pada Jumat, investor didorong sentimen positif dari pernyataan tim negosiasi dagang Trump. Hal itu juga mendorong arah indeks saham berbalik ke zona hijau pada akhir pekan lalu.

Namun, tidak apa langkah selanjutnya untuk membuat kesepakatan.

Pemerintahan China telah berjanji untuk mengambil langkah-langkah penanggulangan yang diperlukan untuk kenaikan tarif yang mulai berlaku tetapi tidak menawarkan secara spesifik bagaimana tanggapannya.

Cina menerapkan tarif pada produk pertanian AS sebagai respons terhadap tarif pemerintah AS sebelumnya dan berhenti membeli kedelai AS sekitar enam bulan.

Kudlow menuturkan, ada kemungkinan kuat Trump akan bertemu Presiden China Xi Jinping di KTT Ekonomi G-20 di Jepang pada Juni 2019. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 13 Mei 2019

Posisi Dolar AS Awal Pekan Masih Lemah, Tekanan Perang Dagang Berlanjut



Rifan Financindo - Setelah perdagangan pekan lalu dolar AS alami kerugian mingguan untuk dua pekan berturut, masuki perdagangan forex pekan ini di sesi Asia hari Senin (13/05) posisi dolar terhadap beberapa rival utamanya masih sangat lemah. Terpantau sentimen perdagangan safe haven masih kuasdai pasar.

Indeks dolar yang menunjukkan kekuatan mata uang dolar AS terhadap beberapa rival mata uang utama melemah 0,05 persen di 97.28 setelah dibuka pada posisi 97.29. Sebagai informasi, perdagangan sesi Amerika akhir pekan lalu ditutup pada posisi 97.30 namun sempat turun ke posisi 97.13 yang merupakan posisi terendah dalam 3 pekan.

Pekan lalu dolar AS tergelincir ke level terendah tiga minggu  setelahn pemerintah Amerika Serikat menaikkan tarif menjadi 25% dari 10% untuk barang-barang dagang Cina senilai sekitar $200 miliar dan mengancam akan mengenakan tarif pada hampir semua impor dari China. Keputusan diatas terjadi oleh tuduhan Presiden Donald Trump melihat China sangat lambat dari komitmen dalam negoisasi perdagangan.

Baca Juga :

China bersumpah untuk membalas dengan memberlakukan sanksi pada barang-barang AS, dan itu  meningkatkan kekhawatiran perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia yang dapat secara signifikan merusak pertumbuhan global.

Untuk pergerakan dolar selanjutnya menurut analyst Vibiz Research Center, indeks dolar diperkirakan akan turun menuju supportnya di 97.09 – 96.85. Namun jika terjadi pergerakan sebaliknya akan naik ke posisi resisten di  posisi  97.43 – 97.76. Rifan Financindo.


Sumber : Vibisnews

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800