English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 01 November 2018

Bursa Saham Asia Cetak Untung Awal Bulan November



Rifanfinancindo - Mengawali perdagangan saham di kawasan Asia awal bulan November hari Kamis (01/11), indeks beberapa bursa dibuka cukup kuat setelah sepanjang bulan Oktober alami kerugian  yang cukup besar. Data ekonomi China telah menjadi fokus utama dalam beberapa bulan terakhir saat perang perdagangan AS-Cina terus mengkhawatirkan investor dan bisnis.

Dan pagi ini perdagangan saham di bursa China dibuka lebih tinggi seperti Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,45 persen, indeks komposit Shanghai naik 1,13 persen dan indeks komposit Shenzhen alami kenaikan 1,53 persen. Kenaikan tersebut  didukung oleh laporan Kamis pagi untuk  data PMI Caixin dan IHS Markit  bulan Oktober yang menunjukkan data lebih tinggi  dari  bulan September. Survei ini mencakup perkembangan usaha kecil dan menengah di negara tersebut, dan posisi indeks  menunjukkan posisi ekspansi di sektor ini.

Baca Juga :
Bursa lainnya, terpantau indeks bursa saham Jepang Nikkei 225 tetap di wilayah negatif, yang turun 0,57 persen sementara Topix turun 0,5 persen. Saham yang kuat memerahkan indeks seperti anjloknya saham Panasonic 8,16 persen dan saham Softbank  lebih dari 7 persen.

Di bursa saham Australia, indeks ASX 200 naik 0,19 persen, dengan saham sektor bahan mensupport indeks dengan kenaikan 1,41 persen dan juga saham penambang utama seperti Rio Tinto naik 1,83 persen, Fortescue Metals naik 2,5 persen dan BHP Billiton melonjak 3,32 persen.

Sementara itu, di bursa saham Korea Selatan indeks Kospi dibuka positif dan berhasil mencetak kenaikan 0,72 persen. Demikian juga di perdagangan saham Indonesia, IHSG berhasil mencetak kenaikan cukup signfikan hingga naik 0,53%. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Rabu, 31 Oktober 2018

Euro Jatuh Ke Pertengahan 1.1300 Karena GDP Zona Euro Mengecewakan



Rifan Financindo - EUR/USD diperdagangkan dibawah 1.1400 tetapi tertahan dari siklus rendah di 1.1335. Ekonomi Itali mengalami stagnasi pada kuartal ketiga tahun 2018, lebih buruk daripada yang dipekirakan sebesar 0.1%. Secara tahunan, ekonomi Itali merosot dari 1.2% menjadi 0.8%. Data yang lemah ini juga merupakan implikasi dari pertikaian mengenai defisit budget. Itali tetap menjadi pusat perhatian dengan pertikaian antara Komisi Eropa dengan pemerintah Itali terus berlanjut.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan dia tidak akan ikut bertanding pada kepemimpinan dari partainya pada bulan Desember tetapi dia akan tetap berada pada pos nya sampai pemilihan berikutnya yang akan jatuh tempo pada tahun 2021namun bisa lebih awal.

Baca Juga :


Sementara keprihatinan mengenai Itali dan politik di Jerman membebani matauang bersama, euro mendapatkan dukungan dari sentimen pasar yang membaik setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan optimismenya akan mencapai kesepakatan yang besar dengan Presiden Cina Xi Jinping pada pertemuan tingkat tinggi G-20 yang akan diadakan pada bulan November. Naiknya kembali harga saham di pasar mendorong dolar AS dan yen Jepang turun terhadap semua mata uang lainnya.
EUR/USD menambah kerugiannya dan diperdagangkan disekitar 1.1350 dengan GDP zona Euro pada kuartal yang ketiga meleset dari yang diperkirakan.  Angka awal GDP cenderung memiliki pengaruh yang paling signifikan. Pada kuartal kedua, angka awal menunjukkan pertumbuhan sebesar 0.3% namun kemudian di revisi naik menjadi 0.4% dan blok ekonomi 19 negara ini bertumbuh 2.1% per tahun. Diperkirakan tingkat pertumbuhan yang sama bagusnya meskipun tidak luarbiasa akan keluar.

Data pendahuluan yang sementara GDP zona Euro yang dikeluarkan oleh kantor statistik Eropa Eurostat, menunjukkan tingkat pertumbuhan pada kuartal ketiga hanya sebesar 0.2%. Angka ini adalah angka pertumbuhan yang terendah dalam jangka waktu lebih dari empat tahun.

Para ekonom mengatakan bahwa dengan turunnya tingkat pertumbuhan kuartalan dari 0.4% di kuartal kedua menjadi 0.2% di kuartal ketiga akan membuat ECB tidak mungkin segera menaikkan tingkat bunganya.

Secara tehnikal, 1.1360 adalah titik terendah pada jam-jam terakhir dan menjadi “support” awal. Apabila turun terus, 1.1335 adalah “support” yang signifikan berikutnya. Terakhir adalah 1.1300 yang merupakan “support” kunci yang psikologis dan juga level terendah selama 2018. Arah sebaliknya akan berhadapan dengan 1.1415 sebagai “resistan” awal. Apabila lanjut akan berhadapan dengan “resistan” berikutnya di 1.1430 yang apabila masih berhasil dilewati akan bertemu dengan 1.1495. Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Selasa, 30 Oktober 2018

Dolar AS Kalahkan Euro; Prospek Ekonomi dan Politik Eropa Sentimen Bearish



PT Rifan Financindo - Dolar AS naik lebih tinggi terhadap Euro pada hari Senin, mendekati level tertinggi 10 minggu pekan lalu, di tengah berita Kanselir Jerman Angela Merkel tidak akan mengajukan diri kembali sebagai ketua partainya CDU.

Secara lebih luas, dolar meningkat dengan keuntungan baru-baru ini terhadap mata uang utama lainnya, didukung oleh data belanja konsumen AS yang kuat pada hari Senin.

Merkel mengatakan dia tidak akan mengajukan diri kembali sebagai ketua partai, sebagai akhir dari era 13-tahun di mana dia telah mendominasi politik Eropa.

Baca Juga :


Kekalahan Merkel di dalam negeri dapat membatasi kapasitasnya untuk memimpin di Uni Eropa pada saat ketika blok tersebut berurusan dengan Brexit dan krisis anggaran di Italia.

Merkel telah mendominasi di panggung Eropa sejak 2005, membantu memandu Uni Eropa melalui krisis zona euro dan membuka pintu Jerman untuk para migran yang melarikan diri dari perang di Timur Tengah pada tahun 2015 – sebuah langkah yang masih membagi blok dan Jerman.

Euro 0,15 persen lebih rendah terhadap dolar AS.

Indeks dolar, yang mengukur dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama, naik 0,25 persen, hanya sedikit mundur dari 10 minggu tertinggi pada Jumat. Dolar AS naik 0,28 persen terhadap yen Jepang, reklamasi beberapa penurunan harga pekan lalu.

Dolar telah terdorong oleh meningkatnya volatilitas di pasar modal yang dipicu oleh kekhawatiran tentang pendapatan perusahaan dan ketidakpastian geopolitik.

Data menunjukkan belanja konsumen AS naik untuk bulan ketujuh berturut-turut pada bulan September.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi pada bulan Desember.

Poundsterling merosot ke posisi terendah di atas dua bulan karena para pedagang bersiap untuk pidato anggaran tahunan menteri keuangan Inggris.

Sore nanti akan dirilis data GDP Growth Rate Q3 Flash Zona Eropa dan data Business Confidence Oktober Zona Eropa yang diindikasikan melemah.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan mata uang Dolar AS berpotensi unggul atas Euro dan Pundsterling, jika data ekonomi Zona Eropa terealisir menurun dan kebuntuan Brexit. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 29 Oktober 2018

Dolar AS Akhir Pekan Melemah, Bagaimana Prospek Minggu Ini?



Rifanfinancindo - Dolar AS melemah mengikuti bursa Wall Street pada akhir pekan hari Jumat, jatuh dari level tertinggi dua bulan sebelumnya.

Saham AS turun dari posisi terendah Jumat malam, tetapi tetap turun untuk hari itu, karena kekhawatiran tentang banyak proyeksi pendapatan yang mengecewakan, menunjukkan bagaimana tarif, kenaikan upah dan biaya pinjaman yang lebih tinggi serta kegugupan atas peristiwa geopolitik merugikan perusahaan.

Indeks dolar AS jatuh sebanyak 0,57 persen terhadap sekeranjang enam saingan saat Wall Street merosot, terakhir di 96,32. Langkah itu mengakhiri penurunan beruntun bagi euro, yang telah jatuh 1,85 persen bulan ini karena pesimisme tentang pembicaraan anggaran Italia – dan ketakutan penularan di seluruh blok. Terhadap euro, dolar jatuh sebanyak 0,71 persen, terakhir di $ 1,1414.

Baca juga :


Mata uang safe-haven bergerak secara pararel dengan saham AS. Dalam perdagangan sore yen Jepang naik untuk hari itu, tetapi karena saham pulih, yen telah menelusuri kembali hampir semua kenaikan yang telah dilakukan pada penurunan dolar awal. Langkah di Swiss franc adalah serupa, melemah di sore hari setelah naik ke level tertinggi sejak 20 Agustus pagi.

Ekonomi AS melambat kurang dari yang diharapkan pada kuartal ketiga, Departemen Perdagangan melaporkan, sebagai belanja konsumen terkuat dalam hampir empat tahun dan lonjakan investasi persediaan mengimbangi penurunan terkait ekspor kedelai.

Pertukaran tarif antara Amerika Serikat dan China telah mengangkat nilai dolar, yang berfungsi sebagai safe haven di saat gejolak geopolitik. Meskipun mata uang yang kuat menguntungkan aset AS, namun juga meningkatkan biaya impor dan ekspor, yang dapat memperlambat pertumbuhan.

Laporan GDP juga menunjukkan indeks inflasi pilihan Fed, indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) tidak termasuk makanan dan energi, meleset dari ekspektasi setelah naik 1,6 persen pada kuartal ketiga. Indeks harga PCE inti naik pada laju 2,1 persen pada periode April-Juni.

Data inflasi yang lembut juga mendorong dolar. Meskipun pertumbuhan inflasi yang kuat, mungkin memberikan Federal Reserve alasan untuk menghentikan siklus kenaikan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal pada bulan Desember.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan dolar AS akan bergerak lemah mengikuti pelemahan Wall Street. Mata uang safe haven berpotensi naik dengan kelemahan Wall Street dapat mempengaruhi bursa saham global.

Untuk minggu ini pergerakan dolar AS juga akan mencermati data ekonomi AS dan juga data ekonomi negara-negara rivalnya.

Data ekonomi AS :
  • Personal Income dan Personal Spending September AS pada Senin malam yang diindikasikan stabil.
  • Data ADP Employment Change Oktober AS pada Rabu malam yang diindikasikan melemah.
  • Data ISM Manufacturing PMI AS Oktober pada Kamis malam yang diindiksikan menurun.
  • Data Balance of Trade AS September yang diindikasikan defisit melebar.
  • Data Non Farm Payroll AS Oktober yang diindikasikan meningkat.
  • Data Unemployment Rate AS Oktober yang diindikasikan meningkat.
  • Dari data ekonomi yang mixed tersebut dapat membuat pergerakan dolar AS juga mixed, dipengaruhi juga dengan hasil data ekonomi negara-negara saingannya seperti Zona Eropa, Inggris, juga Jepang. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 26 Oktober 2018

Rupiah Jumat Melemah ke Rp15.215/USD; Dollar di Asia Masih Menanjak oleh Depresiasi Euro



Rifan Financindo - Dalam pergerakan pasar uang Jumat siang ini (26/10), nilai tukar rupiah terpantau melemah lagi, sementara dollar AS menguat perlahan di pasar Asia melanjutkan tren kenaikan di sesi keuangan global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS siang ini melemah 0,2% ke level Rp 15.215 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 15.175.

Analis Vibiznews melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah di Rp 15.200, kemudian bergerak sempat menguat sampai ke Rp15.184, dan terakhir menjelang siang ini WIB terlihat di posisi Rp 15.215. Melemahnya rupiah terjadi sejalan dengan dollar di pasar uang Asia yang beringsut naik setelah menguat di pasar AS terdongkrak melemahnya euro di dua bulan terendahnya.



Baca juga :

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, siang hari WIB ini menanjak ke level 96,65 dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 96,59.

Sementara itu, IHSG hari Jumat siang ini, di sesi pertama, rebound tipis dengan menguat 0,05% atau 2,935 poin ke level 5.757,900, sedangkan bursa saham kawasan Asia masih banyak yang beredar di zona merah oleh ketidakpastian pasar.

Dollar AS terhadap rupiah siang ini terlihat menguat sementara dollar di pasar Asia juga mengalami kenaikan perlahan setelah menanjak oleh tergerusnya mata uang euro ke level dua bulan terendahnya. Kisaran rupiah minggu ini masih pada kisaran sempit selama 3 minggu terakhir pada Rp15140 – Rp15265 terhadap dollar AS. Rifan Financindo.


Sumber : Vibzinews

Kamis, 25 Oktober 2018

Dolar AS Kalahkan Euro dan Poundsterling



PT Rifan Financindo - Dolar AS menguat terhadap Euro pada hari Rabu ke posisi terkuat sejak 20 Agustus setelah data buruk pertumbuhan bisnis Eropa dapat menekan pertumbuhan ekonomi di zona Eropa.

Pertumbuhan bisnis zona Eropa melambat lebih dari yang diharapkan bulan ini, survei Purchasing Managers Index (PMI) yang dipantau secara luas menunjukkan. Pertumbuhan bisnis Jerman turun ke level terendah dalam lebih dari tiga tahun, dan manufaktur di Prancis mencapai terendah 25-bulan, menurut survei lainnya.

Pasar juga prihatin tentang perang perdagangan AS-China yang meningkat, perselisihan utang yang memanas di Italia dan prospek pengetatan kondisi keuangan. Terhadap dolar, euro jatuh sebanyak 0,74 persen, menembus di bawah level $ 1,14 dan menuju kerugian harian terbesar sejak akhir September.

Baca juga :
  
Kelemahan dalam mata uang tunggal mendukung indeks dolar, yang naik 0,49 persen terhadap sekeranjang enam mata uang pesaing ke 96,351.

Euro juga turun 0,5 persen terhadap franc Swiss menjadi 1,1354 franc, terendah dua minggu.

Bank Sentral Eropa mengadakan pertemuan kebijakan moneter pada Kamis, dan investor akan mencari komentar tentang perselisihan mendalam antara Uni Eropa dan Italia atas anggaran Roma.

Dolar Kanada turun lebih awal pada Rabu pagi setelah bank sentral negara menaikkan suku bunga seperti yang diharapkan dan mengatakan kenaikan lebih lanjut akan diperlukan untuk menjaga inflasi. Loonie menelusuri kembali beberapa kerugiannya dengan perdagangan sore.

Bank of Canada – yang sekarang telah menaikkan suku bunga lima kali sejak Juli 2017 karena ekonomi menguat – mengubah bahasa standarnya pada kenaikan di masa depan, menurunkan referensi sebelumnya ke langkah pengetatan bertahap.

Sterling turun 0,81 persen menjadi $ 1,2877 di tengah mengintensifkan kekhawatiran tentang apakah Inggris dapat mencapai kesepakatan Brexit.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan mata uang Dolar AS berpotensi naik dengan melemahnya Euro akibat buruknya data ekonomi. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Rabu, 24 Oktober 2018

Rupiah Rabu Melemah Tipis ke Rp15.187/USD; Dollar Asia Flat oleh Merosotnya Pasar Saham



Rifanfinancindo - Dalam pergerakan pasar uang Rabu menjelang siang ini (24/10), nilai tukar rupiah terpantau melemah kembali, sementara dollar AS terlihat agak flat di pasar Asia setelah terkoreksi di sesi keuangan global sebelumnya. Rupiah terhadap dollar AS hari ini melemah ke level Rp 15.187 dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 15.180.

Analis Vibiznews melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah di Rp 15.200, kemudian bergerak menguat sampai ke Rp15.175, dan terakhir menjelang siang ini WIB terlihat di posisi Rp 15.187. Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar di pasar uang Asia yang mendatar setelah terkoreksi di pasar AS karena permintaan aset safe haven bergeser ke yen Jepang.



Baca juga :

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi dan siang hari WIB ini flat di level 95,92 dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 95,92 juga.

Sementara itu, IHSG hari Rabu ini, di sesi pertama, nyaris flat dengan menguat terbatas 0,05% atau 4,08 poin ke level 5.800,540, sementara bursa saham kawasan Asia agak mixed dengan banyak yang melemah oleh merosotnya lagi bursa Wall Street.

Dollar AS terhadap rupiah siang ini terlihat menguat perlahan sesuai dengan dollar di pasar Asia yang sempat menanjak perlahan secara teknikal setelah terkoreksi oleh gejolak di pasar saham. Kisaran rupiah minggu ini pada Rp14880 – Rp15265 terhadap dollar AS. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800