English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 10 Oktober 2017

Prediksi Suku Bunga AS Naik Bikin Bursa Asia Menguat


Rifan Financindo - Bursa Asia menguat mengabaikan Wall Street yang melemah, terpicu ekspektasi kenaikan suku bunga AS pada tahun ini, yang mendorong penguatan dolar.

Melansir laman Reuters, Selasa (10/10/2017), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,4 persen pada awal perdagangan. Sementara saham Korea menguat 1,4 persen pada hari pertama perdagangan di bulan ini, seiring ekspektasi ketegangan dengan Pyongyang. Pasar Seoul ditutup pada minggu lalu hingga Senin karena libur.

Indeks saham Nikkei Jepang turun 0,1 persen pada awal perdagangan. Pasar dibuka kembali setelah libur, pada Senin.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kepada Sekretaris Negara AS Rex Tillerson melalui sambung telepon pada hari Senin bahwa eskalasi ketegangan di semenanjung Korea tidak dapat diterima.

Rusia dan China menyerukan pengekangan terhadap Korea Utara pada hari Senin, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan bahwa "hanya satu hal yang akan berhasil" dalam menangani Pyongyang, mengisyaratkan bahwa tindakan militer ada di dalam pikirannya.

Terkait nilai tukar, Dolar kini stabil terhadap Jepang di posisi 112,67. Pada hari Jumat, Dolar meningkat ke posisi 113,44 yen, level tertinggi sejak 14 Juli.

"Dolar telah kembali ke kisaran yang sedikit lebih rendah dari minggu lalu," kata Mitsuo Imaizumi, Kepala Strategi Valuta Asing Daiwa Securities yang berbasis di Tokyo.

Dia mengatakan, investor tetap fokus pada kemungkinan kenaikan suku bunga satu tingkat lagi pada tahun ini.

Harga minyak sebelumnya beringsut lebih tinggi setelah satu minggu mengalami masa paling bearish dalam beberapa bulan. Ini didukung komentar OPEC yang memberi sinyal memperpanjang kesepakatan pembatasan pasokan untuk mengembalikan keseimbangan pasar minyak dalam jangka panjang.

Melansir laman Reuters, Selasa (10/10/2017), harga patokan minyak global Brent LCOc1 menetap naik 17 sen ke posisi US$ 55,79 per barel). Sementara minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) CLc1 mengakhiri sesi dengan naik 0,6 persen atau 29 sen menjadi US$ 49,58 per barel. Rifan Financindo.




Baca Juga :

Sumber : Liputan 6

Senin, 09 Oktober 2017

Bursa Asia Naik Tipis Menanti Data PMI China



PT Rifan Financindo - Bursa Asia naik tipis pada perdagangan hari ini, seiring investor yang menanti keluarnya indeks PMI Caixin China pada September.

Melansir laman Reuters, Senin (9/10/2017), indeks S&P/ASX 200 naik 0,71 persen. Sementara pasar saham di Jepang, Korea Selatan dan Taiwan ditutup karena hari libur.

Investor kali ini berharap dapat mengalihkan perhatian mereka ke data yang akan dirilis China. Di mana pasar negara ini kembali membuka perdagangan usai libur selama sepekan penuh yang disebut "Golden Week".

Indeks PMI Caixin China dan PMI gabungan untuk September dijadwalkan akan keluar pada pukul 9.45 pagi waktu Hongkong/Singapura. Sementara laporan cadangan devisa bulan September diperkirakan baru terbit pada esok hari.

Sementara itu, data pasar tenaga kerja dari AS menunjukkan penurunan sebesar 33 ribu pekerjaan pada bulan September. Angka ini jauh di bawah perkiraan kenaikan 90.000 oleh para ekonom, menurut sebuah jajak pendapat yang digelar Reuters.

Statistik yang lebih lemah dikaitkan dengan distorsi dampak Badai Harvey dan Irma. Meskipun jumlahnya lebih rendah, namun upah per jam rata-rata naik 0,5 persen pada bulan lalu. Sementara tingkat pengangguran turun ke level terendah di lebih dari 16 tahun.

Sebelumnya pada Jumat pekan lalu, Wall Street ditutup bervariasi menyusul rilis data. Indeks  Dow Jones berakhir turun 0,01 persen, atau 1,72 poin, ke posisi 22.773,67.  Sementara Nasdaq menambahkan 0,07 persen ditutup pada 6.598,18.

Sementara itu, greenback, yang awalnya naik tipis mengikuti kenaikan upah yang dilaporkan minggu lalu, kembali melemah seiring berita bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan uji coba rudal jarak jauh yang baru Ini mengutip pernyataan seorang anggota parlemen Rusia.

Indeks dolar, yang melacak dolar terhadap sekeranjang mata uang lainnya, berada di level 93.737 pada pukul 8:11 pagi HK / SIN. Sementara terhadap mata uang Jepang, greenback menguat 112,54 yen. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Jumat, 06 Oktober 2017

Reformasi Pajak AS Berpotensi Lolos Bawa Bursa Asia Menguat


Rifanfinancindo - Bursa Asia menguat pada awal perdagangan jelang akhir pekan ini, usai optimisme mengenai rencana reformasi pajak AS mengangkat saham Wall Street ke level tertinggi barunya.

Sementara nilai tukar dolar menguat dekati level tertinggi dalam tujuh minggu menyusul indikasi tambahan pertumbuhan ekonomi yang solid.

Melansir laman Reuters, Jumat (6/102;2017), indeks MSCI Asia-Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,1 persen, bersiap untuk kenaikan 1,4 persen dalam sepekan. Nikkei Jepang N225 naik 0,3 persen, saham Australia naik 0,7 persen dan KOSPI Korea Selatan menguat 0,9 persen.

Indeks S & P 500 membukukan rekor tertinggi keenam pada penutupan di hari Kamis, jangka terpanjang sejak 1997. Investor menyambut kemungkinan terjadinya perombakan pajak, di mana pemerintahan Donald Trump bersama Kongres hampir mencapai kesepakatan mengenai resolusi anggaran.

Saham Wall Street juga terangkat indikator baru menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang kuat. Data yang dirilis pada Kamis menunjukkan jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun lebih dari perkiraan.

Dorongan terakhir dalam optimisme ekonomi AS mengangkat imbal hasil obligasi dan membantu mengambil indeks dolar terhadap sekeranjang mata uang utama ke level tertinggi dalam tujuh minggu.

Adapun kepentingan utama pasar keuangan adalah bagaimana badai Harvey dan Irma berdampak pada jumlah pekerjaan di September.

"Badai telah membuat kondisi pekerjaan sulit untuk dijabarkan dan reaksi pasar dapat dibatasi terlepas dari seberapa kuat atau lemah hasilnya," kata Shin Kadota, Ahli Strategi Senior Barclays di Tokyo.

Para ekonom memperkirakan hanya terdapat 90 ribu pekerjaan baru di AS pada September, turun dari Agustus yang sebesar 156.000, menurut jajak pendapat Reuters.

"Jika hasilnya kuat, akan meningkatkan ekspektasi Fed untuk menaikkan suku bunga di bulan Desember. Tapi apakah ekspektasi kenaikan suku bunga di luar bulan Desember bisa dinaikkan adalah masalah lain. Dengan the Fed mempertahankan sikap hati-hati terhadap harga dan dengan (Chair Janet) masa jabatan Yellen yang berakhir pada bulan Februari," jelas Kadota .

Indeks dolar secara rata-rata ada di 93.941 setelah naik ke 93.990, tertinggi sejak 17 Agustus. Rifanfinancindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Kamis, 05 Oktober 2017

Data Ekonomi AS Positif Dorong Penguatan Bursa Asia





Rifan Financindo - Bursa saham Asia sedikit menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Hal itu didukung dari data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kuat meski di tengah ketidakpastian dampak badai terhadap ekonomi AS.


Indeks saham MSCI Asia Pasifik berada di luar Jepang cenderung mendatar. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,1 persen. Bursa saham Asia diperkirakan cenderung terjaga seiring libur di bursa saham China, Hong Kong dan Korea Selatan. Bursa saham Hong Kong libur peringati festival pertengahan musim gugur.

Penguatan bursa saham AS berdampak positif untuk bursa saham Asia. Bahkan bursa saham AS kembali cetak rekor. Hal itu didukung dari indeks aktivitas non manufaktur Institute for Supply Management (ISM) naik menjadi 59,8 pada September. Angka itu tertinggi sejak Agustus 2005. Ini menunjukkan sektor jasa bertahan di tengah gangguan dua badai yang dahsyat.

Namun data gaji sektor swasta ADP menunjukkan kalau perekrutan bulanan melambat ke level terendah dalam 11 bulan sekitar 135.000.

"Pasar saham didukung karena data ekonomi pada umumnya kuat," ujar Masahiro Ichikawa, Analis Sumitomo Mitsui Asset Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (5/10/2017).
Pelaku pasar pun menanti laporan gaji non pertanian pada Jumat pekan ini. Ekonom perkirakan kenaikan gaji sebesar 90 ribu pada September. Angka ini lebih rendah dari rata-rata tahun lalu sekitar 175 ribu.

Akan tetapi, investor juga akan mencermati data ekonomi lainnya yang dikeluarkan pada 20 Oktober.
"Karena data ekonomi Amerika Serikat pada Agustus hingga Oktober kemungkinan terganggu oleh badai. Pasar mungkin akan menunjukkan respons yang jauh lebih kecil. Pasar akan lebih fokus pada isu kebijakan yaitu pemotongan pajak dan pilihan pimpinan the Federal Reserve berikutnya," jelas Tomoaki Shishido, Analis Nomura Securities.

Di pasar uang, euro diperdagangkan sedikit berubah di kisaran US$ 1,1761. Sedangkan dolar AS berada di level 112,77 terhadap yen.

Di pasar komoditas, harga minyak Brent mencapai level terendah dalam dua minggu di kisaran US$ 55,38 per barel. Sedangkan harga minyak WTI berada di kisaran US$ 49,76 per barel. Rifan Financindo.



Baca Juga :



Sumber : Liputan 6

Rabu, 04 Oktober 2017

Menunggu Aksi Bank Sentral India, Bursa Asia Bergerak Campuran



PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak campuran pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Di Amerika Serikat (AS), Wall Street membukukan rekor.

Mengutip CNBC, Rabu (4/10/2017), Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,23 persen ke 20.662,48. Adapun indeks Topix menguat 0,1 persen. Saham Fast Retailing naik 1,73 persen setelah laporan penjuaan toko Uniqlo naik 6,3 persen di September.

Sementara, saham Japan Display naik 14,48 persen menyusul laporan yang dikeluarkan Nikkei yang menyatakan bahwa perusahaan akan memulai penjualan massal panel OLED untuk telepon pintar pada 2019.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 tergelincir 0,6 persen ke 5.667,40 pada pembukaan perdagangan. Sektor energi menjadi salah satu penekan dengan turun 0,78 persen.

Saham-saham sektor perbankan juga mengalami tekanan. Saham ANZ jatuh 1,51 persen dan saham Westpac turun 1,15 persen.

"Pasar saham Australia menghdapi ujian pada hari ini," jelas analis CMC Markets, McCarthy. Pasar saham Australia memang mengalami tekanan sejak September lalu.

Adapun di Tiongkok, bursa saham tutup karena libur nasional.

Sementara itu, Bank Sentral India akan mengumumkan kebijakan moneter pada hari ini. Banyak analis memperkirakan Bank Sentral India akan mempertakankan suku bunga di tingkat 6 persen.

Di AS, Wall Street kembali mencetak rekor penutupan tertinggi untuk hari kedua pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Kenaikan bursa saham di Amerika Serikat (AS) tersebut dibantu oleh penguatan saham-saham di sektor penerbangan dan otomotif karena penjualan kendaraan pada September melambung.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 84,07 poin atau 0,37 persen menjadi 22.641,67. S&P 500 naik 5,46 poin atau 0,22 persen menjadi 2.534,58. Adapun, Nasdaq Composite menambahkan 15 poin atau 0,23 persen ke 6.531,71.

Para produsen mobil membukukan penjualan kendaraan baru yang tinggi pada September karena konsumen di beberapa negara bagian yang dilanda badai berusaha untuk mengganti mobil mereka yang rusak karena banjir. PT Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Selasa, 03 Oktober 2017

Bursa Asia Turun Tipis Tertekan Harga Minyak


Rifanfinancindo - Bursa Asia turun tipis pada pembukaan perdagangan hari ini, tertekan melemahnya harga minyak namun masih didukung penguatan Wall Street, terdorong optimisme data ekonomi yang mengangkat imbal hasil obligasi AS dan dolar.

Melansir Reuters, Selasa (3/10/2017), indeks MSCI saham Asia-Pasifik di luar Jepang  turun 0,1 persen pada awal perdagangan. Sementara indeks saham Nikkei Jepang bertambah 0,3 persen, terdorong penguatan yen.

Adapun saham Australia tergelincir 0,4 persen menjelang keputusan kebijakan Reserve Bank of Australia (RBA). Meskipun tidak ada langkah moneter yang diharapkan, investor akan memantau, apakah bank sentral menerapkan kebijakan yang lebih hawkish.

Sebelumnya, Wall Street ditutup menguat, dengan ketiga indeks utama menyentuh rekor tertinggi seiring data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang memberi sinyal penguatan.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 152,51 poin atau 0,68 persen menjadi 22.557,6. Sementara indeks S&P 500 menguat 9,76 poin atau 0,39 persen menjadi 2.529,12 dan komposit Nasdaq bertambah 20,76 poin atau 0,32 persen menjadi 6,516.72. Ketiganya ditutup mencapai rekor.

Pasar dipengaruhi data ekonomi yang menguat. Di mana ukuran aktivitas manufaktur AS melonjak mendekati level tertingg dalam 13,5 tahun di September.

Pasar Asia antara lain dipengaruhi harga minyak. Harga komoditas ini turun lebih dari US$ 1 per barel terpicu kenaikan pengeboran di Amerika Serikat (AS) dan output minyak OPEC yang lebih tinggi, membuat laju harga yang sempat mencapai kenaikan kuartalan terbesar ketiga dalam 13 tahun terhenti.

Harga minyak mentah AS ditutup turun US$ 1,09 atau 2,1 persen menjadi $ 50,58. Harga patokan minyak AS membukukan kenaikan kuartalan terkuatnya sejak kuartal kedua 2016.

Sementara harga minyak mentah brent, patokan global, turun 67 sen atau 1,2 persen menjadi US$ 56,12 per barel. Perusahaan membukukan kenaikan kuartalan ketiga sekitar 20 persen, kenaikan terbesar untuk kuartal tersebut sejak 2004, dan diperdagangkan setinggi $ 59,49 pada pekan lalu.

Sementara Dolar berdiri tegak, terangkat kenaikan imbal hasil obligasin 10 tahunan. Imbal hasil mencapai level tertingginya sejak pertengahan Juli setelah data ekonomi memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunganya kembali pada bulan Desember untuk ketiga kalinya tahun ini.

"Ada penguatan ekspektasi tentang apa yang Fed akan lakukan untuk keseimbangan tahun ini, yaitu kenaikan satu tingkat lagi dan pengurangan neraca," kata Bill Northey, Kepala Investasi US Bank Private Client Group di Helena, Montana.

Dia mengatakan adapun akibat dampak badai yang baru-baru ini terjadi membuat pihaknya menilai akan ada beberapa data anomali selama beberapa bulan ke depan.

"Namun saat Anda melangkah mundur dan mengambil konteks yang lebih luas seputar tren yang ada saat ini, jelas AS ekonomi berkinerja sangat baik, dan akan terus berjalan dengan baik, " dia menambahkan,

Indeks dolar, yang mengukur mata uangnya terhadap sekeranjang enam mata uang pesaingnya, bertambah 0,1 persen menjadi 93,650. Ini menyentuh level tertinggi sejak akhir Agustus.

Adapun Euro stabil di posisi US$ 1,1731, namun masih menghadapi tekanan dari krisis konstitusional terbesar Spanyol dalam beberapa dasawarsa, setelah referendum kemerdekaan yang digagalkan di Catalonia membuka pintu bagi wilayah terkayanya untuk memisahkan diri. Rifanfinancindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

Senin, 02 Oktober 2017

Bursa Asia Menguat Imbas Data Ekonomi China



Rifan Financindo - Bursa saham Asia menguat di awal pekan ini didorong data ekonomi China. Bursa saham Asia naik dengan didorong indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,24 persen.

Indeks saham Australia menguat 1,1 persen. Diikuti indeks saham Jepang Nikkei menanjak 0,1 persen. Penguatan indeks saham Jepang didorong data manufaktur yang menguat sejak 2007.

Rilis data ekonomi China menjadi sentimen positif di bursa Asia. Aktivitas manufaktur tumbuh paling cepat sejak 2012 pada September. Ini didukung dari kuatnya permintaan dan harga tinggi. Indeks manufaktur tercatat naik menjadi 52,4 pada September dari periode Agustus di posisi 51,7.

"Untuk pertama kalinya pesanan baru mengalahkan produksi pada tahun ini. Ini ada potensi kelebihan permintaan," tulis Analis ANZ, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (2/10/2017).

Dalam laporan ANZ juga menyebutkan, ada kenaikan risiko untuk produk domestik bruto (PDB) China pada kuartal III 2017. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 6,7 persen.

Penjualan memori chip dan produk baja yang tinggi membantu ekspor Korea Selatan naik 35 persen year on year (YoY) hingga September.Sentimen lainnya yaitu bank sentral China memangkas jumlah uang tunai yang dimiliki beberapa bank sebagai cadangan untuk pertama kali sejak Februari 2016. Langkah ini dilakukan untuk mendorong lebih banyak kredit sehingga membantu perusahaan kecil dan sektor swasta yang lesu.

Di pasar komoditas, harga minyak Brent turun 9 sen menjadi US$ 56,70 per barel pada awal perdagangan. Sedangkan harga minyak Amerika Serikat (AS) susut lima sen menjadi US$ 51,62 per barel. Harga emas di kisaran US$ 1.277.

Di pasar uang, euro melemah do pasar Asia. Investor mencermati pemilihan independen di Catalonia. Euro turun di kisaran US$ 1,17. Sedangkan dolar Amerika Serikat menguat terhadap yen di kisaran 112,64. Indeks dolar AS berada di posisi 93,18. Rifan Financindo.



Baca Juga :


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800