English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 08 Januari 2019

Rupiah Kian Perkasa, Ini Saham-saham yang Ketiban Untung

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin

Rifanfinancindo - Rupiah tercatat menguat ke level 14.090 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini. Penguatan mata uang rupiah dipercaya berdampak positif terhadap saham industri barang konsumsi (consumer goods).

Managing Director Jagartha Advisors FX Iwan mengatakan, salah satu penyebab menguatnya mata uang rupiah tersebut dikarenakan masuknya dana aliran asing (inflow) ke dalam pasar domestik.
Dia menyebutkan, saham-saham berkapitalisasi besar akan diuntungkan dari perkasanya mata uang garuda hari ini. Salah satu sektor saham tersebut antara lain industri perbankan.

"Saham-saham dengan kapital besar yang jadi proxy investor asing akan diuntungkan. Selain itu, sektor-sektor yang berhubungan dengan impor sebagai sumber bahan baku juga diuntungkan seperti konsumer maupun konstruksi," ucapnya kepada Liputan6, Senin (7/1/2019).


Baca Juga :

Sementara itu, Analis Panin Sekuritas William Hartanto berujar saham properti dan industri akan meraup untung dari penguatan nilai tukar rupiah hari ini. Itu seperti saham PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) dan juga PT Ciputra Development Tbk (CTRA).

"Kemudian juga dengan saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT), Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), serta saham PT Malindo Feedmil Tbk (MAIN)," tandasnya.
 
Rupiah Makin Perkasa, Penguatan IHSG Malah Terbatas
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (7/1/2019), IHSG naik 12,68 poin atau 0,20 persen ke posisi 6.287,22. Pada pembukaan, IHSG sempat berada di posisi 6.317 atau naik 43,08 poin. Indeks saham LQ45 menanjak 0,11 persen ke posisi 1.002,77. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menghijau.

Sebanyak 240 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 166 saham melemah dan 146 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.354,75 dan terendah 6.287,22.

Transaksi perdagangan cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 462.503 kali dengan volume perdagangan 12 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 463,85 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.090.
Sebagian besar sektor saham menghijau. Sektor saham pertanian naik 1,95 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Sektor saham infrastruktur mendaki 1,19 persen dan sektor saham konstruksi menanjak 1,1 persen.

Sektor saham aneka industri melemah 1,87 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur susut 0,37 persen dan sektor saham barang konsumsi susut 0,17 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham RELI melonjak 34,34 persen ke posisi 266 per saham, saham ENRG mendaki 27,27 persen ke posisi 70 per saham, dan saham SAFE bertambah 26,26 persen ke posisi 250 per saham.

Selain itu, saham-saham yang merosot antara lain saham OCAP turun 24,56 persen ke posisi 258 per saham, saham HDFA tergelincir 18,34 persen ke posisi 138 per saham, dan saham GLOB merosot 12,70 persen ke posisi Rp 550 per saham.

Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,82 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 1,34 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 2,44 persen, dan bukukan penguatan terbesar.

Disusul indeks saham Thailand menguat 1,09 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,72 persen, indeks saham Singapura bertambah 1,42 persen dan indeks saham Taiwan melonjak 2,21 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, penguatan IHSG didorong sejumlah faktor. Pertama, pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang kurang agresif, harga komoditas menguat, meredanya sentimen perang dagang antara AS dengan China. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 07 Januari 2019

Wall Street Jatuh Dibayangi Data Pabrik dan Saham Apple

Perdagangan Saham dan Bursa

Rifan Financindo - Wall Street anjlok seiring melambatnya aktivitas pabrik AS di tengah peringatan turunnya pendapatan Apple Inc (AAPL.O) yang memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Besarnya penurunan pendapatan Apple secara kuartalan menjadi kejutan di sektor teknologi. Tercatat ketiga indeks saham utama AS turun lebih dari 2 persen, dengan Nasdaq mencatat kerugian 3 persen.

Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average .JJI turun 660,02 poin, atau 2,83 persen, menjadi 22.686,22. Sementara indeks S&P 500 .SPX kehilangan 62,14 poin, atau 2,48 persen, menjadi 2,447.89 dan Nasdaq Composite .IXIC turun 202,43 poin, atau 3,04 persen menjadi 6.463,50.

Baca Juga :


Adapun perusahaan teknologi S&P .SPLRCT turun 5,1 persen, mencatat persentase penurunan satu hari terbesar sejak Agustus 2011. Demikian pula indeks Semiconductor Philadelphia SE .SOX mengakhiri sesi 5,9 persen lebih rendah.

Pasar kali ini antara lain dipengaruhi saham Apple. Pada Rabu malam, Kepala Eksekutif Apple Tim Cook menulis surat kepada para investor yang menyatakan jika perusahaan belum meramalkan tentang sejauh mana kondisi perlambatan ekonomi China, yang diperburuk oleh ketegangan perdagangan AS-China. Adapun saham pembuat iPhone ini telah turun 10,0 persen.

Selain itu, sebuah laporan dari Institute for Supply Management menunjukkan aktivitas pabrik di AS pada bulan Desember mengalami penurunan terbesar sejak Oktober 2008, serta tingginya krisis keuangan. Angka PM, saat ini masih di wilayah ekspansi, mencapai level terendah dalam lebih dari dua tahun.

"Perlambatan Tiongkok diperkirakan terjadi tetapi jumlah ISM hari ini lebih rendah dari perkiraan yang membuat investor terkejut karena AS tampaknya menjadi satu-satunya pelabuhan saat badai. Tapi sekarang tampaknya pertumbuhan ekonomi kita menghadapi hambatan terkait perdagangan," kata Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi CFRA Research di New York.

Dia mengatakan jika Investor khawatir bahwa ini merupakan indikasi bahwa keadaan bisa semakin memburuk dan Apple hanyalah puncak gunung es.

Perdagangan Saham dan Bursa
Selain Apple, yang mengalami penurunan harga saham lain adalah produsen pembuat mobil AS yang melaporkan penjualan mobil barunya turun di Desember. Ford Motor Co (F.N) dan General Motors Co (GM.N) masing-masing melaporkan jika penjualannya turun 8,8 persen dan 2,7 persen. Ini membuat saham Ford turun 1,5 persen, sementara GM turun 4,1 persen.

Industri yang sensitif terhadap perdagangan juga membebani Dow, dipimpin Caterpillar Inc (CAT.N), 3M Co (MMM.N) dan Boeing Co (BA.N).

Saham Bristol-Myers Squibb Co (BMY.N) turun 13,3 persen setelah pembuat obat ini mengumumkan rencana untuk membeli saingannya Celgene Corp (CELG.O) dengan harga sekitar USD 74 miliar. Saham Celgene justru melonjak 20,7 persen di tengah berita ini.

Saham maskapai penerbangan komersial AS turun setelah Delta Air Lines (DAL.N) memangkas estimasi pendapatan kuartal keempatnya.

Adapun volume perdagangan kali ini mencapai 8,11 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 9,16 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 04 Januari 2019

Saham-saham Top Bursa Asia 04/01 Banyak Menderita Kekalahan



PT Rifan Financindo - Bursa Asia diperdagangkan lebih rendah pada hari terakhir perdagangan pekan ini hari Jumat (04/01) setelah penurunan tajam pada bursa saham AS semalam karena proyeksi kuartalan yang mengerikan dari Apple memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Di bursa saham Jepang usai libur selama 2 hari perdagangan,  indeks Nikkei 225 turun 3,27 persen dengan indeks Topix turun 2,3 persen dengan hampir semua sektor mengalami penurunan. Tekanan jual paling kuat dari saham konglomerat Jepang Softbank hingga turun 5,23 persen dan Fast Retailing turun 6,21 persen.

Baca Juga :


Saham-saham di Australia juga alami tekanan jual, dengan indeks patokan ASX 200 turun 0,89 persen karena banyak sektor masuk zona merah. Sektor yang paling besar penurunannya yaitu saham sektor  keuangan yang sangat tertekan turun 0,79 persen seperti saham ANZ tergelincir 0,66 persen, Commonwealth Bank of Australia merosot 0,6 persen, Westpac turun 0,4 persen dan National Australia Bank turun 0,21 persen.

Demikian juga perdagangan bursa saham di Cina juga jatuh setelah pasar dibuka sementara itu indeks Hang Seng Hong Kong mengalahkan tren penurunan untuk diperdagangkan naik 0,1 persen.  Di bursa saham Korea Selatan, indeks Kospi   tergelincir sekitar 0,1 persen.

Sebagai informasi perdagangan saham di bursa Amerika semalam,   banyak saham dijual di tengah kekhawatiran ekonomi global yang melambat dan data yang lebih lemah dari perkiraan pada manufaktur AS. Indeks  Dow Jones  anjlok  2,8 persen, indeks S&P 500 turun 2,47 persen  sementara Nasdaq Composite turun 3 persen. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Kamis, 03 Januari 2019

Kenaikan GBP/USD Kehilangan Kekuatan Di sekitar 1.2600



Rifanfinancindo - Poundsterling adalah diantara matauang yang terburuk “performance” nya pada hari Rabu kemarin, jatuh di bawah level 1.2600 dan mencapai kerendahan dua minggu yang baru ditengah-tengah  kegelisahan lokal ditambah dengan ketegangan internasional.

GBP/USD jatuh dibawah 1.2700 pada saat tahun 2019 dimulai. Pergerakan ini membalikkan pergerakan naik yang terjadi pada sekitar hari-hari liburan dan sekarang bertengger.




Baca Juga :

Ada tiga isu yang membebani GBP/USD:

    Perlambatan Cina

PMI manufaktur Caixin bergabung dengan ukuran-ukuran dari pemerintah dan jatuh dibawah dari yang diperkirakan. Terlebih lagi, jatuh dibawah 50, menunjukkan kontraksi di sektor industri dari negara dengan ekonomi nomor dua di dunia.

    Penutupan Operasi Pemerintah AS

Pemerintah AS sebagian ditutup untuk hari yang ke dua belas berturut-turut. Presiden Donald Trump mengadakan konvensi pemimpin-pemimpin Kongres di dalam usaha memecahkan isu ini. Trump mendesak untuk membiayai pembangunan tembok. Oposisinya dari Demokrat yang akan segera mengambil alih control atas Dewan, mati-matian menentangnya. Ada laporan bahwa pertemuan itu akan termasuk “briefing” mengenai tembok, dengan demikian mengurangi kemungkian untuk suatu kompromi.

    Tidak ada kemajuan untuk Brexit

Parlemen Inggris masuk ke liburan tanpa kemajuan atas kesepakatan Brexit. Di dalam pesan tahun baru Perdana Menteri Theresa May menghimbau kesatuan, namun masih sukar untuk mendapatkan mayoritas untuk menyetujui kesepakatan.

Sementara itu, ada laporan lebih jauh mengenai bertambahnya Brexit keluar dengan keras yang akan membuat Inggris tanpa kesepakatan dengan Uni Eropa. Hal ini kemungkinan membuat kenaikan PMI Manufaktur Markit menjadi 54.2, yang adalah diatas ekspektasi.

Pergerakan turun akan berhadapan dengan “support” terdekat di 1.2506 dan selanjutnya di 1.2403 dan 1.2330. Pergerakan naik akan berhadapan dengan “resistance” di 1.2678 dan selanjutnya 1.2710 dan 1.2780. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

Rabu, 02 Januari 2019

Perdagangan Saham Asia Akhir Tahun 2018 Berakhir, Hangseng dan ASX Untung






Rifan Financindo - Melihat perdagangan bursa saham kawasan Asia akhir tahun hari Senin (31/12) banyak bursa saham yang tutup karena libur akhir tahun kecuali bursa saham Australia dan Hongkong yang masih buka. Kedua bursa tersebut dibuka dengan indeks yang menguat dari perdagangan sebelumnya.

Perdagangan saham di bursa Australia meningkat dalam sesi perdagangan yang diper pendek  memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya meskipun ada isyarat beragam dari Wall Street pada akhir pekan lalu. Optimisme tentang hubungan perdagangan AS-China mendorong sentimen.

Indeks ASX200 di bursa saham Australia  naik sekitar 0,7 persen dengan hampir semua sektor alami kenaikan. Sektor Material Down Under naik lebih dari 0,9 persen, karena saham penambang utama naik seperti saham Rio Tinto naik 1,22 persen, Fortescue naik 1,45 persen dan BHP Billiton naik 1,35 persen.



Baca Juga :


Indeks tetap menguat sekalipun terdapat sentimen negatif dari laporan kalender ekonomi China dimana indeks yang mengukur aktivitas manufaktur China pada bulan Desember berkontraksi lebih dari yang diharapkan. PMI manufaktur China  berada di 49,4 – lebih rendah dari 49,9  yang diharapkan. Itu lebih buruk daripada  bulan sebelumnya yaitu 50,0.

Demikian juga perdagangan saham di bursa Hong Kong, indeks Hang Seng naik lebih dari 1,1 persen Pasar Hong Kong akan ditutup lebih awal  karena masuk liburan Tahun Baru.

Berita tentang hubungan dagangan AS-China yang memberikan sentimen positif oleh cuitan Presiden AS Donald Trump melalui Twitter  bahwa komunikasi yang panjang dan sangat baik telah terjadi antara dirinya dan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Dalam postingan itu, Trump juga mengatakan: “Kesepakatan berjalan dengan sangat baik. Jika dibuat, itu akan sangat komprehensif, mencakup semua subjek, area, dan titik perselisihan. Kemajuan besar sedang dibuat!” Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Senin, 31 Desember 2018

Bursa Asia Ditutup Dominan Positif; Bursa Jepang Alami Kerugian Tahunan Pertama Sejak 2011



PT Rifan Financindo - Bursa Asia berakhir sebagian besar naik pada akhir pekan Jumat (28/12). Hanya bursa Jepang yang berakhir negatif.

Indeks Nikkei 225 tergelincir 0,31 persen menjadi ditutup pada 20.014,77. Sedangkan indeks Topix turun 0,5 persen untuk menyelesaikan minggu perdagangannya di 1.494,09. Kerugian itu membuat indeks Nikkei 225 mencatat kerugian tahunan pertamanya sejak 2011. Topix juga membukukan kerugian tahunan terbesar sejak 2011, menurut Reuters. Pasar Jepang tutup pada Senin depan, menjadikan hari Jumat sebagai hari terakhir perdagangan mereka pada 2018.

Pergerakan di Jepang terjadi setelah bank sentral negara itu mengeluarkan rangkuman pendapat dari pertemuan kebijakan moneter Desember, di mana mencatat “meningkatnya” risiko penurunan pada aktivitas ekonomi.


Baca Juga :
“Mengenai prospek ekonomi global, risiko telah dimiringkan ke penurunan secara keseluruhan di tengah meningkatnya ketidakpastian dan pandangan yang berlaku bahwa situasi seperti itu akan berlarut-larut,” kata catatan dari Bank of Japan.

Produksi industri Jepang juga menurun pada bulan November, mencatatkan penurunan 1,1 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Tingkat pengangguran negara itu juga meningkat menjadi 2,5 persen pada November, dibandingkan dengan 2,4 persen pada Oktober, menurut data dari Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi.

Pasar China daratan berakhir naik. Indeks Shanghai naik sekitar 0,44 persen menjadi ditutup pada sekitar 2.493,90. Indeks Shenzhen naik 0,288 persen untuk menyelesaikan minggu perdagangan di sekitar 1.267,87. Sedangkan indeks Shenzhen menambahkan 0,339 persen menjadi ditutup pada sekitar 7.239,79.

Sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,10 persen pada 25504.20.

Indeks ASX 200 di Australia naik sekitar 1,02 persen menjadi ditutup pada 5.654,3, dengan sebagian besar sektornya lebih tinggi. Subindex finansial yang sangat tertekan naik 2,34 persen karena saham-saham yang disebut bank-bank Besar Empat Australia mengalami kenaikan. Australia and New Zealand Banking Group naik 2,70 persen, Commonwealth Bank of Australia naik 2,25 persen, Westpac naik 2,98 persen dan National Australia Bank naik 2,66 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,62 persen menjadi ditutup pada 2.041,04.

Perang dagang yang sedang berlangsung antara dua kekuatan ekonomi AS dan China telah mengguncang pasar saham global untuk sebagian besar tahun 2018.

Reuters melaporkan, mengutip tiga sumber yang mengetahui situasi tersebut, bahwa Presiden AS Donald Trump sedang mempertimbangkan perintah eksekutif untuk melarang perusahaan Amerika menggunakan peralatan telekomunikasi yang dibuat oleh Huawei dan ZTE dari China.

Saham ZTE yang terdaftar di Hong Kong naik sekitar 0,8 persen pada hari Jumat, pada jam terakhir perdagangan mereka, setelah melihat penurunan pada hari sebelumnya. Namun, mitra yang terdaftar di Shenzhen, turun 1,56 persen pada hari itu.

Laporan itu muncul di tengah upaya para pejabat dari China dan AS untuk mencapai kesepakatan perdagangan permanen. Sebelumnya pada bulan Desember, kedua negara sepakat untuk masa tenggang 90 hari untuk menerapkan tarif tambahan untuk membuat kesepakatan.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pergerakan bursa Asia selanjutnya akan mencermati pergerakan bursa Wall Street. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Jumat, 28 Desember 2018

Bursa Asia 27 Desember Dominan Naik; Bursa China Merosot



Rifanfinancindo - Bursa saham Asia sebagian besar naik pada Kamis sore (27/12) setelah lonjakan semalam di Wall Street.

Indeks Nikkei 225 Jepang, yang telah masuk dan keluar dari wilayah pasar bearish minggu ini, melonjak 3,88 persen pada hari itu menjadi ditutup pada 20.077,62 sementara Topix melonjak 4,90 persen untuk menyelesaikan hari perdagangannya di 1.501,63.

Saham Japan Display melonjak 5,88 persen didukung laporan bahwa iPhone XR terdiri 32 persen dari penjualan iPhone Apple di AS dalam 30 hari setelah dirilis. Display Jepang memasok liquid crystal display panels yang digunakan di iPhone XR.

Baca Juga :


Di Australia, indeks ASX 200 naik 1,88 persen menjadi ditutup pada 5.597,2, dengan semua sektor melihat kenaikan.

Sektor energi melonjak 3,2 persen, dengan saham perusahaan terkait minyak naik. Santos naik 2,67 persen, Woodside Petroleum naik 4,16 persen dan Beach Energy naik 1,14 persen.

Keuntungan serupa terlihat di Jepang, di mana Inpex naik 4,28 persen, JXTG melonjak 8,06 persen, Fuji Oil naik 5,04 persen dan Japan Petroleum Exploration melonjak 6,08 persen.

Langkah-langkah itu datang di belakang rebound yang kuat pada harga minyak pada hari Rabu, yang melihat harga minyak mentah AS dan Brent membukukan kenaikan satu hari terbesar sejak 30 November 2016, ketika OPEC menandatangani perjanjian penting untuk memangkas produksi.

Indeks Kospi Korea Selatan ditutup sebagian besar datar di 2,028.44.

Pasar China daratan melawan tren positif keseluruhan untuk melihat kerugian pada hari itu. Indeks Shanghai turun sekitar 0,61 persen menjadi ditutup pada sekitar 2.483,09 sementara indeks Shenzhen turun 1,216 persen untuk menyelesaikan hari perdagangannya di sekitar 1.264,23.

Indeks Hang Seng Hong Kong juga tergelincir 0,67 persen pada 25478.88 di akhir perdagangannya.
Pergerakan itu terjadi setelah perusahaan minyak milik negara China Petroleum & Chemical, juga dikenal sebagai Sinopec, dilaporkan menskors dua pejabat tinggi di cabang perdagangannya setelah perusahaan tersebut menderita kerugian.

Saham Sinopec yang terdaftar di Hong Kong turun sekitar 4,2 persen, pada jam terakhir perdagangannya, sementara mitra yang terdaftar di Shanghai anjlok 6,75 persen pada hari setelah laporan.

Di pasar Amerika Serikat semalam, bursa meraih keuntungan besar. Indeks Dow Jones Industrial Average membukukan kenaikan poin satu hari terbesar dalam sejarah, melonjak 1.086,25 poin, atau 4,98 persen, menjadi ditutup pada 22.878,45. Kenaikan hari Rabu juga menandai pergerakan naik terbesar pada basis persentase untuk Dow sejak 23 Maret 2009, ketika naik 5,8 persen.

Indeks S&P 500 juga melonjak 4,96 persen – hari terbaik sejak Maret 2009 – untuk menyelesaikan hari perdagangan di 2.467,70. Indeks Nasdaq juga mengalami hari terbaiknya sejak 23 Maret 2009, melonjak 5,84 persen menjadi ditutup pada 6.554,36.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pergerakan bursa Asia esok hari akan mencermati pergerakan bursa Wall Street. Rifanfinancindo.


Sumber : Vibiznews

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800