English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 08 Agustus 2017

Optimisme Ekonomi Global Bawa Bursa Asia Menghijau



Rifanfinancindo - Bursa Asia dibuka mendekati posisi tertingginya seiring optimisme terhadap perekonomian global dan kenaikan Wall Street, di tengah melemahnya Dolar AS menjelang rilis data perdagangan China.

Melansir laman Reuters, Selasa (8/8/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen. Sementara, indeks Kospi Korea Selatan naik 0,4 persen dan indeks TOPIX mendekati posisi tertinggi dalam dua tahun dan Nikkei bergerak datar.

Rilis angka perdagangan China akan menjadi fokus di Asia. Data ekspor dan impor di kuartal kedua diprediksi akan menunjukkan penguatan seiring kenaikan harga komoditas.

Adapun Lembaga pemeringkat Fitch pekan ini, juga mengangkat prospek pertumbuhan global pada tahun ini dan berikutnya.

"Revisi pertumbuhan dipimpin pasar negara berkembang dan China. Pemulihan sudah terlihat daripada yang diantisipasi," kata Kepala Ekonom Brian Coulton Fitch.

Sebelumnya, Wall street menguat dengan Dow ditutup naik untuk kesembilan kalinya berturut-turut. Indeks S&P  juga berakhir meningkat, terpicu kenaikan di sektor konsumen dan teknologi yang mengimbangi penurunan pada energi.
Melansir laman Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average DJI naik 25,61 poin, atau 0,12 persen menjadi 22.118,42. Terakhir kali indeks Dow ditutup naik secara terus-menerus, terjadi pada Februari.
Sementara, indeks S&P 500 menguat 4,08 poin atau 0,16 persen, ke posisi 2.480,91 dan Nasdaq Composite bertambah 32,21 poin, atau 0,51 persen, berakhir di level 6.383,77.

Kenaikan indeks S&P antara lain terdorong sektor konsumen yang naik 0,7 persen, dan teknologi naik 0,6 persen.

Namun, volume perdagangan tercatat tak besar karena investor mencermati hubungan Kongres Amerika Serikat (AS) dan Presiden Donald Trump serta laporan laba perusahaan yang hampir berakhir dan diprediksi lebih tinggi dari perkiraan. Rifanfinancindo.



Sumber : Liputan 6

Senin, 07 Agustus 2017

Sentimen Wall Street Angkat Bursa Saham Asia






Rifan Financindo - Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat pada pekan lalu menjadi katalis positif untuk bursa saham Asia. Mengawali pekan ini, bursa saham Asia bergerak di zona hijau.

Bursa saham Asia menguat dengan indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen pada awal perdagangan saham. Indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,5 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,3 persen. Sementara itu, indeks saham Australia menguat 0,8 persen.

Dolar Amerika Serikat (AS) pun bergerak stabil pada awal pekan ini seiring data tenaga kerja AS yang menguat. Data tenaga kerja sektor non-pertanian AS bertambah 209 ribu pada Juli 2017.

Pertumbuhan data tenaga kerja itu mendorong sentimen bank sentral AS bertahap menaikkan suku bunga. Apalagi dengan inflasi diperkirakan meningkat, dan ditargetkan mencapai dua persen. Sentimen itu juga mendorong investor untuk masuk ke portofolio surat utang.

Indeks dolar AS pun menguat 0,1 persen ke level 93,46. Indeks dolar AS reli 0,76 persen pada pekan lalu, dan mencatatkan penguatan terbesar pada 2017.

Sementara itu, euro bergerak di kisaran US$ 1,17 per euro usai menguat 0,8 persen pada Jumat pekan lalu. Dolar AS pun naik 0,1 persen terhadap yen menjadi 110,78 per yen.

"Sentimen pada Jumat pekan lalu mendorong pelaku pasar akumulasi dolar AS. Dengan dolar AS reli untuk mencatatkan keuntungan, pasar perlu mengubah untuk sentimen suku bunga dan itu belum terjadi," ujar Chris Weston, Chief Market Strategist IG, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (7/8/2017).

Pasar mengantisipasi ada kenaikan suku bunga pada Desember 2017. Data tenaga kerja AS mengangkat Wall Street. Indeks saham Dow Jones menguat 0,3 persen. Diikuti indeks saham S&P dan Nasdaq sebesar 0,2 persen.

Di pasar komoditas, harga minyak menguat seiring penguatan data tenaga kerja AS lantaran menumbuhkan harapan permintaan energi.

Pada awal pekan ini, harga minyak sedikit berubah ke level US$ 49,55 per barel usai naik 1,1 persen pada Jumat pekan lalu. Harga minyak Brent juga stabil. Penguatan dolar AS membuat harga emas stagnan. Harga emas berada di kisaran US$ 1.257,31. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 04 Agustus 2017

Harga Emas Dunia Turun Dua Hari Berturut-turut





PT Rifan Financindo - Harga emas tergelincir untuk kedua kali berturut-turut pada Kamis menyusul investor yang menunggu prediksi inflasi pada laporan pekerjaan Jumat.

Investor akan melihat petunjuk pada Jumat, sebagaimana terjadi saat kenaikan suku bunga pada tahun lalu. Meski data sudah solid, termasuk angka pengangguran yang rendah selama 17 tahun terakhir dan pendapatan perusahaan yang tinggi, ekonomi telah menawarkan beberapa tanda dari inflasi yang stabil.

Harga emas turun US$ 4 atau 0,3 persen untuk menetap di level US$ 1.274,4 per ounce, sementara kontrak sudah turun sejak penetapan harga Selasa di level US$ 1.279,4. tertinggi sejak 8 Juni.

Indeks dolar tetap berada di level terendah dalam 15 pekan, di beberapa hari terakhir seperti dilansir dari Marketwatch, Jumat (4/8/2017).

"Data inflasi-upah yang akan keluar pada hari Jumat akan sangat penting bagi investor, kata Ira Epstein, managing director di Linn Group, dalam sebuah wawancara.

"Negara di dunia membicarakan tentang mengeluarkan kebijakan easy money tapi Amerika Serikat sudah setahun lebih dulu dari mereka," tambahnya. PT Rifan Financindo.



Sumber : Liputan 6

Kamis, 03 Agustus 2017

Bursa Asia Tertekan Imbas Aksi Jual Investor



Rifan Financindo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini seiring pelaku pasar mengambil keuntungan dari penguatan indeks saham Dow Jones.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,5 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 1,5 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks saham Jepang Nikkei susut 0,1 persen. Sedangkan indeks saham Jepang Topix mendatar.

Saham Samsung Electronics membukukan penurunan terbesar secara harian sejak Oktober 2016. Saham Samsung Electronics susut 2,6 persen.

"Ada sejumlah saham yang jenuh beli pada perdagangan saham Selasa pekan ini sehingga terjadi aksi jual. Saya kira investor ingin merealisasikan keuntungan secepatnya usai melihat koreksi tajam pada pekan lalu," ujar Yukino Yamada, Senior Strategist Daiwa Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (3/8/2017).

Pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) membayangi laju bursa Asia. Indeks saham Dow Jones sentuh level di atas 22.000 yang didorong penguatan saham Apple. Indeks saham S&P 500 naik 0,05 persen yang didukung kinerja keuangan perusahaan. Selain itu, harapan bank sentral AS akan lambat menaikkan suku bunga menjadi sentimen di bursa saham.

"Pasar saham kini didukung pertumbuhan keuntungan perusahaan. Ditambah ekonomi yang bertumbuh dan kebijakan suku bunga rendah," kata Mutsumi Kagawa, Chief Global Strategist Rakuten Securities.

Di pasar uang, euro ditransaksikan di kisaran US$ 1,18 usai sentuh level tertinggi US$ 1,19. Yen ditransaksikan di level tertinggi dalam 1,5 bulan di kisaran 109,92 yen. Harga minyak melemah 0,3 persen ke level US$ 52,22 per barel pada perdagangan Kamis pekan ini. Rifan Financindo.




Sumber : Liputan 6

Rabu, 02 Agustus 2017

Bursa Asia Terdongkrak Pelemahan Dolar AS


PT Rifan Financindo Surabaya - Bursa Asia bergerak menguat pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Penguatan tersebut usai keluarnya beberapa data ekonomi dari Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Mengutip CNBC, Rabu (2/8/2017), Nikkei Jepang naik 0,47 persen di awal perdagangan. Indeks Kospi Korea Selatan juga naik tipis 0,16 persen didorong oleh saham-saham di sektor teknologi.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 juga mengalami penguatan moderat. Penguatan indeks acuan di Australia ini didorong oleh sektor kesehatan dan industri. Namun, sektor energi mengalami tekanan.

Di Amerika Serikat (AS), data belanja konsumen hanya naik 0,1 persen pada Juni kemarin. Sementara indeks manufaktur ISM berada di level 56,3 persen yang mencerminkan adanya perluasan aktivitas pabrik.

Dengan data-data tersebut, gerak dolar AS masih tertekan karena pelaku pasar melihat adanya gangguan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed). Sebelumnya, dolar AS juga tertekan karena ketidakpastian politik di Gedung Putih.

Di Eropa, dalam kajian beberapa lembaga menunjukkan adanya peningkatan perekonomian menuju ke level yang lebih sehat. Para ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal II naik 0,6 persen dibanding dengan kuartal sebelumnya yang ada di angka 2,1 persen.

Di sektor energi, harga minyak kembali tertekan karena kekhawatiran kenaikan pasokan dari para produsen minyak utama.

Harga minyak mentah Brent turun 0,52 persen menjadi US$ 51,51 per barel dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 0,57 persen menjadi US$ 48,89 per barel. PT Rifan Financindo Surabaya.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 01 Agustus 2017

Bursa Asia Bergerak Campuran karena Masalah di Gedung Putih






Rifanfinancindo - Bursa Asia bergerak campuran pada perdagangan Selasa pekan ini. Pelaku pasar sedang mencerna arah kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang sedang melakukan perubahan personil di Gedung Putih.


Mengutip CNBC, Selasa (1/8/2017), Indeks Nikkei Jepang, naik 0,18 persen sedangkan indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 0,27 persen pada awal perdagangan. Di luar itu, indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,22 persen didorong oleh kekuatan sektor energi yang naik 0,45 persen.

Pelaku pasar sedang mencerna arah kebijakan dari Donald Trump. Dalam beberapa pekan ini Trump memang terus melakukan perombakan di Gedung Putih. Anthony Scaramucci dipecat oleh Presiden Donald Trump hanya setelah 10 hari diangkat sebagai Direktur Komunikasi Gedung Putih.

Selain itu, salah satu anggota kongres AS dari Demokrat sempat melontarkan cuitan bahwa Wakil Presiden AS, Mike Pence, tengah mempersiapkan dirinya saat pemakzulan terjadi kepada Donald Trump.

Sebelumnya, dua anggota kongres Demokrat, Al Green dan Brad Sherman, mengajukan upaya impeachment pertama melawan Trump pada 12 Juli 2017.

Mereka mengklaim, Trump menghalangi keadilan dengan memecat Direktur FBI James Comey dalam penyelidikannya atas campur tangan Rusia dalam pemilihan tersebut.

Di Jepang, beberapa laporan keuangan emiten menunjukkan kinerja yang cukup positif. Japan Airlines naik 2,38 persen di awal perdagangan setelah merevisi naik target pendapatan. Namun, berbeda Saham Panasonic dan mizuho Financial Group justru mengalami penurunan meskipun kinerja kedua perusahaan tersebut sesuai dengan perkiraan.

Di Australia, saham-saham sektor energi naik karena lonjakan harga minyak. Pada perdagangan kemarin, patokan minyak mentah Brent naik 0,3 persen menjadi US$ 52,65 per barel. Sementara minyak mentah AS mencapai posisi tertinggi dengan naik hampir 1 persen menjadi US$ 50,17 per barel. Rifanfinancindo Surabaya.


Sumber : Liputan 6

Senin, 31 Juli 2017

IHSG Berpeluang Menghijau, Awasi Saham Pilihan Ini






Rifan Financindo Surabaya - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada awal pekan ini. Pelaku pasar menunggu rilis data ekonomi Indonesia.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih terkonsolidasi dalam proses penantian rilis data ekonomi. Salah satunya inflasi yang diperkirakan masih terkendali. William menilai, inflasi terkendali dalam menjadi sentimen positif untuk pergerakan IHSG ke depan. Selain itu, penantian rilis data ekonomi juga akan mewarnai laju IHSG.

"IHSG akan bergerak di kisaran 5.764-5.876 pada perdagangan saham Senin pekan ini," ujar William dalam ulasannya, Senin (31/7/2017).

Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, laju IHSG kembali mencoba mempertahankan tren kenaikan secara teknikal. IHSG masih harus kembali diuji kekuatannya untuk dapat bertahan dalam tren kenaikan selanjutnya.

Reza menambahkan, negatifnya sejumlah bursa saham global dapat mengganggu tren kenaikan IHSG sehingga laju IHSG masih rentan terjadi pembalikan arah jika tidak didukung oleh volume beli yang kuat.

"IHSG akan berpotensi menuju ke level support 5.814-5.796," ujar Reza.

Untuk rekomendasi saham pilihan, Reza memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

"Akumulasi beli saham PT Aneka Tambang Tbk dengan target level 680-690. Target price bertahap di level 705,740 dan 790, support di 640," kata dia.

Sedangkan William memilih saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI). Rifan Financindo Surabaya.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800