English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 09 Juni 2017

Bursa Asia Bergerak Bervariasi Dibayangi Kondisi Politik Inggris






Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak bervariasi, sebagian besar mengabaikan ketidakpastian politik di Inggris.

Melansir laman Reuters, Jumat (9/6/2017), indeks Nikkei Jepang naik 0,18 persen pada awal perdagangan dan Kospi menguat 0,36 persen. Sementara indeks patokan Australia S&P/ASX 200 turun hanya 0,05 persen.

Pasar dibayangi kondisi politik di Inggris, meski ini dinilai tak berdampak signifikan. Seperti diketahui, Partai Konservatif Perdana Menteri Theresa May mungkin kehilangan mayoritas suara di parlemen, dengan hanya memenangkan 314 kursi dari 326 kursi yang dibutuhkan. Jajak pendapat juga menunjukkan jika Partai Buruh bisa menguasai 266 kursi.

"Kemungkinan berkurangnya kursi mayoritas Parti Konservatif atau peristiwa di pemerintahan Inggris mungkin tidak memiliki dampak signifikan terhadap pasar global yang lebih luas," ujar Analis Pasar Saham CMC Markets Ric Spooner dalam catatannya seraya menambahkan jika pergerakan pasar kemungkinan akan terbatas ke Inggris.

Sebelumnya Wall Street mengakhiri sesi sedikit lebih tinggi, menyusul kesaksian mantan Direktur FBI James Comey di hadapan Komite Intelijen Senat.

Dow Jones Industrial Average naik 8,84 poin atau 0,04 persen untuk berakhir di level 21.182,53. Kemudian S&P 500 SPX menambahkan 0,65 poin atau 0,03 persen untuk menetap di level 2.433,79 dan Nasdaq Composite Indeks menambahkan 24,38 poiin atau 0,39 persen untuk menetap di level 6.321,76.

Sementara itu di pasar mata uang, dolar menguat terhadap enam mata uang utama yang diperdagangkan. Terhadap yen, greenback bertahan stabil di 109,96 dan Aussie /dollar sedikit melemah dari penguatan di US$ 0,7526.

Harga minyak sedikit lebih rendah. Minyak mentah Brent turun 0,08 persen menjadi diperdagangkan ke posisi US$ 47,82 per barel dan minyak mentah AS turun 0,09 persen dan diperdagangkan pada US$ 45,60 per barel. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Kamis, 08 Juni 2017

Bursa Asia Turun Jelang Pemilu Inggris dan Pertemuan ECB


PT Rifan Financindo - Bursa Asia melemah pada awal perdagangan saham Kamis pekan ini. Investor mengantisipasi pertemuan bank sentral Eropa, pemilihan umum (pemilu) di Inggris, dan kesaksian mantan direktur FBI James Comey di kongres.

Pada perdagangan Kamis (8/6/2017), indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,27 persen. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei naik 0,3 persen. Ini didorong dari dolar Amerika Serikat menguat terhadap yen. Indeks saham Jepang Topix juga naik 0,1 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,1 persen dan indeks saham Australia susut 0,6 persen.

Pergerakan bursa Asia ini juga dibayangi bursa saham Amerika Serikat (AS) dan sentimen lainnya mulai dari pemilihan umum (pemilu) di Inggris dan pertemuan bank sentral Eropa. Bursa saham AS naik meski sektor energi tertekan lantaran harga minyak merosot. Namun, kesaksian tertulis dari James Comey soal penyelidikan terhadap campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS menjadi katalis positif.

Imbal hasil surat berharga Amerika Serikat bertenor 10 tahun pun menjadi 2,185 persen dari posisi 2,129 persen. Selain itu, investor juga berhati-hati jelang kesaksian Comey di senat. Ini dapat menjadi petunjuk Presiden AS Donald Trump mungkin saja terlibat.

"Jika persidangan tidak menghasilkan bukti yang jelas mengenai hal tersebut, ketidakpastian tetap ada untuk pasar. Kecuali akan ada kekacauan politik AS dan penurunan ekonomi AS sehingga sulit melihat penurunan lebih lanjut untuk imbal hasil obligasi AS," ujar Hiroko Iwaki, Analis Mizuho Securities seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis pekan ini.

Sementara itu, di pasar keuangan, dolar AS mendekati level terendah dalam tujuh bulan terhadap sejumlah mata uang. Ada keraguan Donald Trump dapat mendorong stimulusnya mengikis kenaikan keuntungan dolar AS.

Indeks dolar AS berada di level 96,69. Euro diperdagangkan di kisaran US$ 1,1258. Terhadap yen, dolar AS kembali menguat ke 109,74.

Hasil pertemuan bank sentral Eropa (ECB) pun dinantikan pelaku pasar. Diharapkan bank sentral Eropa mengambil kebijakan yang lebih ramah untuk pertumbuhan ekonomi. Di pasar komoditas, harga minyak Brent naik 0,6 persen ke level US$ 48,36 per barel usai turun 4,1 persen. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 07 Juni 2017

Investor Antisipasi Pemilu Inggris, Bursa Asia Melemah


Rifanfinancindo - Bursa Asia melemah pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Investor mengurangi aset berisiko mengantisipasi pemilihan di Inggris dan data ekonomi pada pekan ini.

Pada perdagangan saham Rabu ini, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun tipis 0,2 persen. Indeks saham Australia tergelincir 0,2 persen dan indeks saham Jepang Nikkei melemah. Indeks saham Jepang Topix merosot 0,2 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,3 persen.
Pelemahan bursa Asia tersebut seiring pelaku pasar mengantisipasi sejumlah peristiwa politik. Salah satunya pemilihan di Inggris. Berdasarkan jajak pendapat Perdana Menteri Inggris Theresa May melalui partainya akan memiliki suara mayoritas di parlemen. Pemilihan ini untuk menjamin stabilitas pada masa proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Britain Exit (Brexit) dan sesudahnya.

Selain itu, pelaku pasar juga akan mengantisipasi pertemuan bank sentral Eropa. Ditambah mantan direktur FBI James Comey akan memberikan kesaksian di senat. Oleh karena itu, pelaku pasar mewaspadai hal tersebut.

Pelaku pasar pun memilih aset investasi sehingga mendorong kenaikan mata uang Jepang yen dan emas. Sedangkan harga obligasi atau surat utang naik, dan imbal hasilnya rendah. Imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun turun ke level terendah dalam 7 bulan di level 2,12 persen.
Di pasar uang, dolar Amerika Serikat melemah terhadap sejumlah mata uang. Hal ini seiring ketidakpastian politik yang meningkat. Sedangkan emas berada di posisi US$ 1.294 per ounce. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 06 Juni 2017

Bursa Asia Memerah Ikuti Laju Wall Street






Rifan Financindo - Bursa Asia dibuka memerah pada perdagangan hari ini, mengikuti laju Wall Street yang sebelumnya ditutup melemah.

Melansir laman CNBC, Selasa (6/6/2017), indeks acuan Jepang Nikkei diperdagangkan melemah 0,3 persen. Sementara indeks ASX 200 turun 0,6 persen, didorong penurunan sub-indeks utilitas, keuangan dan energi. Adapun  Bursa Korea Selatan ditutup untuk Memorial Day.

Gerak yang lebih rendah di pasar bisa jadi karena investor menunggu berita lebih besar yang muncul dalam sepekan ini, menurut Ahli Strategi National Australia Bank Curenncy Rodrigo Catril dalam catatannya.

"Ini adalah lanjutan sesi semalam yang sepi menjelang apa yang bisa dibilang hari Kamis yang penuh badai, dengan pemilihan Bank Sentral Eropa, Inggris Raya dan (James) Comey semua terjadi pada hari yang sama," kata Catril.

Pedagang juga terus mengawasi perkembangan politik yang terjadi termasuk pemilihan Inggris, kesaksian dari mantan direktur FBI James Comey mengenai kemungkinan kolusi kemungkinan kampanye Trump dengan Rusia, dan suara legislatif Prancis.

Wall Street sebelumnya tercatat melemah pada penutupan perdagangan Senin terpicu penurunan saham Apple yang mengimbangi kenaikan saham energi dan keuangan, yang menjadi sektor dengan kinerja terburuk sepanjang tahun ini.

Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 22,25 poin atau 0,1 persen menjadi 21.184,04. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 2,97 poin atau 0,12 persen menjadi 2.436,1 dan Nasdaq Composite .turun 10,11 poin atau 0,16 persen menjadi 6.295,68.

Energi, pada indeks S&P 500 mencatatkan performa terburuk sejauh ini di 2017. Demikian pula pada sektor perbankan, meskipun terjadi penurunan harga minyak mentah dan kurva imbal hasil yang mendekati level terendah dalam delapan bulan.

Sektor perbankan diharapkan dapat tampil lebih baik, dimana obligasi dengan jangka waktu yang lebih lama memerlukan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk menarik investor. Rifan Financindo.



Sumber : Liputan 6

Senin, 05 Juni 2017

Bursa Asia Tergelincir, Obligasi Australia Turun Terendah Tujuh Bulan

 

PT Rifan Financindo - Imbal hasil obligasi pemerintah Australia turun ke level terendah tujuh bulan, sementara harga emas memperpanjang kenaikan yang terjadi pada hari Jumat paska di rilisnya laporan pekerjaan A.S. yang lebih lemah dari perkiraan. Pound jatuh setelah serangan teror di London.

Mantan Direktur FBI James Comey akan bersaksi di depan Kongres setelah pemecatannya oleh Donald Trump.

Pemilih Inggris akan memberikan suaranya pada hari Kamis. Survei pemilih selama beberapa minggu terakhir mengindikasikan perlombaan yang ketat dan juga meningkatkan kemungkinan bahwa Perdana Menteri Theresa May tidak mendapatkan peningkatan mayoritas yang dia harapkan.

Keputusan kebijakan dari bank sentral di India dan Australia akan jatuh tempo dalam minggu ini, demikian juga dengan data perdagangan dan inflasi Tiongkok, pesanan pabrik A.S., data output industri Eropa dan laporan PDB untuk wilayah Australia, Jepang dan Euro.
Mata uang

Yen turun 0,2 persen menjadi 110,58 per dolar pada pukul 12.15 di Tokyo. Mata uang Jepang naik 0,9 persen pada Jumat setelah data A.S. dirilis sementara saat itu Indeks Spot Bloomberg Dollar turun 0,4 persen.

Pound turun 0,2 persen menjadi $ 1,2864. Euro tergelincir 0,1 persen menjadi $ 1,1271, mendekati level tertinggi tujuh bulan yang dicapai setelah laporan pekerjaan.

Peso Meksiko naik 0,5 persen, membalikkan penurunan sebelumnya sebesar 0,8 persen setelah sebuah penghitungan menunjukkan PRI berada didepan lawan-lawannya menjelang pemilihan gubernur baru di negara bagian terbesar di Meksiko. Pemilih pergi ke tempat pemungutan suara pada hari Minggu untuk memberikan suara dalam sebuah pemilihan yang secara luas dilihat sebagai pratinjau kemungkinan pemilihan umum tahun depan.

PBOC menetapkan nilai tukar harian yuan berada pada 6.7935 per dolar, kenaikan suku bunga hari Jumat lalu mendorong kenaikan nilai tukar ke tingkat terkuat sejak November.

Obligasi
Imbal hasil pada data Treasury 10-tahun tercatat sebesar 2,16 persen sementara imbal hasil pada obligasi pemerintah Australia selama 10 tahun turun tiga basis poin menjadi 2,38 persen.

Saham
Indeks Topix Jepang turun 0,1 persen, mengupas penurunan sebelumnya 0,6 persen. Indeks tersebut ditutup pada hari Jumat di tertinggi sejak Agustus 2015.

Hang Seng Hong Kong turun 0,2 persen, sementara Shanghai Composite Index tergelincir 0,4 persen.
Indeks S & P / ASX 200 Australia kehilangan 0,8 persen karena saham finansial merosot, dan indeks Kospi Korea Selatan bergerak datar.

Komoditi
Emas naik 0,1 persen pada $ 1,280.34 per ounce, setelah sebelumnya naik 1 persen pada hari Jumat.
Minyak mentah West Texas Intermediate naik 0,4 persen menjadi $ 47,87 per barel, setelah turun 1,5 persen pada hari Jumat. Arab Saudi, Bahrain dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar, meningkatkan krisis yang dimulai atas hubungan Qatar dengan Iran dan dukungannya terhadap Ikhwanul Muslimin. PT Rifan Financindo.




Sumber : Vibiznews

Jumat, 02 Juni 2017

Data Ekonomi AS dan Eropa Angkat Bursa Asia





Rifanfinancindo - Bursa Asia naik tipis pada perdagangan di akhir pekan ini seiring menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) yang bangkit dari posisi terendahnya baru-baru ini.

Kondisi ini terpicu pertumbuhan data manufaktur dan pekerjaan AS, serta data pertumbuhan pabrik di Eropa yang mendorong optimisme investor.

Melansir laman Reuters, Jumat (2/6/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen. Sementara Jepang Nikkei menguat 1 persen ke posisi tertinggi 20 ribu poin untuk pertama kalinya sejak Agustus 2015.

"Sentimen pasar sangat baik. Kekuatan Wall Street akan menjadi penarik bagi Nikkei juga," kata Masahir Ichikawa, Ahli Strategi Senior Sumitomo Mitsui Asset Management.

Data pekerjaan ADP sektor swasta menunjukkan 253 ribu lapangan kerja bertambah di Mei ini, lebih besar di atas 185 ribu yang diperkirakan oleh ekonom Reuters.

Laporan ini bisa menunjukkan laporan gaji pemerintah yang kuat pada hari Jumat, yang mencakup penyerapan di kedua sektor, baik umum atau swasta yang menggabungkan perkiraan untuk kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve 2 pekan lagi.

Demikian pula indeks pembelian manufaktur di Zona Euro naik menjadi 57,0 pada Mei dari April yang sebesar 56,7. Ini menjadi level tertingginya sejak April 2011.

Sebelumnya, Dow Jones Industrial Average naik 135,53 poin atau 0,65 persen untuk menetap di level 21.144,18. S&P 500 menambahkan 18,26 poin atau 0,76 persen untuk menetap di level 2.430,06.

Sementar Nasdaq Composite Index menambahkan 48,31 poin atau 0,78 persen untuk menetap di level 6.246,83. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 31 Mei 2017

Sentimen dari Eropa Tekan Bursa Asia





Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak melemah di awal perdagangan Rabu pekan ini. Pelemahan bursa Asia ini dipengaruhi oleh sentimen dari Eropa.


Mengutip CNBC, Rabu (31/5/2017), indeks Nikkei Jepang melemah 0,42 persen. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,34 persen. Untuk indeks ASX 200 Australia dibuka stabil. Indeks acuan di bursa Australia ini hanya naik tipis 0,07 persen.

Sentimen yang mempengaruhi pergerakan bursa Asia pada hari ini adalah sentimen geopolitik dari Inggris. Negara tersebut akan mengadakan pemilihan umum pada pekan depan.

Dari hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh YouGov, partai konservatif yang diwakili oleh Perdana Menteri Inggris Inggris saat ini Theresa May kemungkinan besar akan kehilangan mayoritas kursi di parlemen.

Jika memang Theresa May kalah dalam pemilu nanti maka Inggris harus melakukan negosiasi lagi dengan Eropa terkait keluarnya negara tersebut dari zona Uni Eropa pada tahun lalu. Hal tersebut tentu saja mempengaruhi sentimen pasar saham.

Diadakannya pemilu Inggris pada pekan depan ini sebenarnya kejutan bagi pelaku pasar. Seharusnya, pemilu Inggris baru akan diadakan pada tahun depan. Namun, Theresa May membuat keputusan mengejutkan dengan mempercepat pemilihan umum.

May mengatakan, keputusannya didukung hampir seluruh pihak. Termasuk di antaranya Parlemen Inggris.

Sentimen lain yang akan mempengaruhi gerak bursa Asia adalah data ekonomi China yang akan keluar pada hari ini. Otoritas China akan mengumumkan data manufaktur dan PMI non Manufaktur.
Jika data-data tersebut positif maka akan memberikan dampak positif juga terhadap pergerakan saham di Asia. Sebaliknya, jika data tersebut jauh dari konsensus analis maka akan mendorong penurunan bursa Asia ke level yang lebih dalam. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800