English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Rabu, 12 Juli 2017

Trump Jr Sempat Guncangkan Pasar, Bursa Asia Tetap Bergerak Naik Pagi Ini



PT Rifan Financindo - Saat para investor sedang menunggu pidato dari Ketua Federal Reserve Janet Yellen dan keluarnya laporan kinerja perusahaan, pasar mulai terguncang pada hari Selasa. Pemicunya adalah pelepasan email oleh putra presiden yang mengatakan bahwa pemerintah Rusia mendukung kampanye kepresidenan ayahnya dan berusaha untuk menghancurkan Hillary Clinton.

Sementara di tempat lain, Gubernur Fed Lael Brainard mengatakan bahwa bank tersebut harus bergerak dengan hati-hati dalam kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Bank of Canada diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada hari Rabu, sebuah kesempatan untuk menandai langkah konkret dalam siklus pengetatan yang telah dilakukan oleh banyak bankir di negara- negara maju.

Malaysia, India melaporkan output industri, Singapura mencatat penjualan eceran.

JPMorgan Chase & Co, Citigroup Inc. dan Wells Fargo & Co. melaporkan kinerja keuangannya pada minggu ini.

Minggu ini, Inggris akan mempublikasikan Repeal Bill, rancangan undang-undang yang berkaitan dengan keluarnya negara ini dari keanggotaan UE.

Yen naik 0,3 persen menjadi 113,66 per dolar pada pukul 11:10 pagi di Tokyo. Indeks Spot Bloomberg Dollar turun 0,1 persen.

Indeks Topix Jepang turun 0,3 persen. Indeks S & P / ASX 200 Australia turun 0,7 persen, Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,7 persen dan Shanghai Composite Index berfluktuasi. MSCI Asia Pacific Index naik 0,4 persen, memperpanjang kenaikannya menjadi tiga hari.

Minyak mentah WTI naik 1,5 persen menjadi $ 45,73 per barel. Emas naik 0,1 persen pada $ 1,218.62 per ounce.

Imbal hasil pada obligasi 10-tahun Australia turun satu basis poin menjadi 2,74 persen, menghentikan kenaikan lima hari. Demikian juga dengan imbal hasil Treasury AS 10 tahun turun satu basis poin untuk hari ketiga menjadi 2,36 persen. PT Rifan Financindo.


Sumber : Vibiznews

Selasa, 11 Juli 2017

Investor Tunggu Testimoni Janet Yellen, Bursa Asia Naik Tipis



Rifanfinancindo - Bursa Asia menguat tipis bersamaan dengan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Pemicunya, investor yang tengah menunggu kesaksian Gubernur Federal Reserve Janet Yellen, yang akan menjadi petunjuk jika bank sentral AS akan kembali memperketat kebijakan moneternya.

Melansir laman Reuters, Selasa (11/7/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang beberapa poin lebih tinggi pada awal perdagangan, dengan sentimen kenaikan saham teknologi yang mengangkat Wall Street. Sementara indeks Nikkei saham Jepang naik 0,1 persen, dan saham Australia tergelincir 0,2 persen.

Di sisi lain, indeks dolar yang membandingkan nilai tukar greenback terhadap enam mata uang lainnya, naik 0,1 persen menjadi 96,094 DXY menjelang kesaksian semi tahunan Yellen perihal kebijakan moneter pada pekan ini.

"Normalisasi kebijakan moneter dalam beberapa bulan mendatang hampir terjadi, The Fed akan mulai menyusutkan neraca pada bulan September, meski ini tidak berarti akan ada penundaan kenaikan suku bunga," kata Masafumi Yamamoto, Kepala Strategi Valas Mizuho Securities di Tokyo.

Dia mengatakan, kini dolar mendapatkan dukungan positif, dan membatasi downside-nya saat ini. "Saya pikir Yellen akan mengonfirmasi kenaikan suku bunga akan datang, dan neraca susut itu akan datang," dia menambahkan.

Sebelumnya, Wall street menguat dipimpin saham teknologi terpicu optimisme investor menjelang laporan perolehan laba perusahaan. Indeks teknologi S&P 500 tercatat naik 0,8 persen, diikuti dengan kenaikan 0,6 persen pada indeks materials.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 5,82 poin atau 0,03 persen menjadi 21.408,52. Sementara indeks S&P 500 naik 2,25 poin, atau 0,09 persen ke posisi 2.427,43 dan Nasdaq Composite bertambah 23,31 poin atau 0,38 persen, ke 6.176,39.

Perusahaan teknologi diharapkan memiliki pertumbuhan pendapatan terkuat pada kuartal kedua, menurut data Thomson Reuters. Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Senin, 10 Juli 2017

Menunggu Data Ekonomi China, Bursa Asia Bergerak Positif


Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak di teritori positif pada pembukaan perdagangan di awal pekan ini. Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menjadi salah satu sentimen pendorong bursa Asia.

Mengutip CNBC, Senin (10/7/2017), Indeks Nikkei Jepang menguat 0,57 persen dan indeks Kospi Korea Selatan naik tipis 0,14 persen. Sedangkan untuk S&P/ASX 200 Australia naik 0,41 persen.
Penguatan bursa Asia didorong oleh ke kenaikan Wall Street pada penutupan pekan lalu. Indeks saham Dow Jones naik 94,3 poin atau 0,44 persen ke level 21.414,34. Indeks saham S&P 500 mendaki 15,43 poin atau 0,64 persen ke level 2.425,18.

Data tenaga kerja AS bertambah 222 ribu pada Juni 2017, berdasarkan rilis dari departemen tenaga kerja AS. Data yang positif tersebut bisa menjadi dorongan positif bagi bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) untuk tetap berada di jalur menaikkan suku bunga.

"Pelaku pasar masih menunggu sinyal dari the Fed mengenai suku bunga," jelas analis IG, Chris Weston. Gubernur Bank Sentral AS dijadwalkan akan memberikan pidato akhir pekan ini.
Sementara itu, untuk perdagangan hari ini pelaku pasar sedang menunggu data Producer Price Index (PPI) China untuk bulan Juni.

Pada perdagangan di pekan kemarin, bursa Asia tertekan cukup dalam. Tekanan tersebut terjadi usai Korea Utara melakukan uji rudal misil untuk yang ke-11 kalinya sepanjang 2017 pada Selasa 4 Juli 2017.

Misil itu diluncurkan dari Paghyon, Provinsi Pyongan Utara, dan terbang selama 40 menit sejauh 930 km ke Laut Jepang. Misil itu kemudian jatuh di perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Nippon yang kira-kira berjarak 200 nautikal mil dari garis pantai.

Uji coba rudal tersebut langsung disambut dengan rencana latihan militer oleh Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan. Latihan gabungan tersebut melibatkan penggunaan Sistem Rudal Taktis Militer (ATACMS) dan rudal yang dikembangkan oleh Korea Selatan yakni Hyunmoo II. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Jumat, 07 Juli 2017

Bursa Asia Tertekan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi






PT Rifan Financindo - Bursa Asia melemah jelang akhir pekan, senada dengan Wall Street di tengah kenaikan imbal hasil obligasi global seiring prediksi jika Bank Sentral Eropa akan melaksanakan stimulus moneter besar-besaran.

Melansir laman Reuters, Jumat (7/7/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 0,3 persen, setelah Dow kehilangan 0,7 persen. Sementara Nasdaq jatuh 1 persen pada hari Kamis, terdampak imbal hasil obligasi yang tinggi meredupkan daya tarik ekuitas.

Sementara indeks Nikkei Jepang turun 0,5 persen, dan Kospi Korea Selatan turun 0,3 persen dan saham Australia melemah 1 persen.

Kemungkinan ECB menghentikan aliran uang mudah menjadi perbincangan pasar global sejak munculnya komentar hawkish dari Presiden Mario Draghi pekan lalu. Ini turut mendorong kenaikan yield obligasi dan berdampak ke ekuitas.

"Harapan semua jika Bank Sentral Eropa dan bank lain bergabung dengan Federal Reserve yang melakukan pengetatan kebijakan menyebabkan diversifikasi dana dari treasuries," jelas Ahli Strategi Valas Senior IG Securities, Junichi Ishikawa Said di Tokyo.

Seperti diketahui, tingkat yield obligasi acuan bertenor 10 tahun mendekati level tertinggi dalam dua bulan terakhir di 2,37 persen, berbanding 2,39 persen pada Kamis kemarin.

Sedangkan yield obligasi Jerman bertenor 10 tahun melampaui level 0,5 persen untuk kali pertama sejak Januari tahun lalu. Adapun yield obligasi 10 tahun Jepang mencapai hasil 0,105 persen, tertinggi sejak Februari.

Di pasar mata uang, euro stabil di posisi US$ 1,1421 setelah naik 0,6 persen terpicu laporan data ketenagakerjaan AS  membebani dolar.

Sementara Dolar stabil di 113.175 yen, menyenggol intraday tertinggi 113.470.

Sebelumnya, Wall Street turun tajam pada penutupan perdagangan Kamis kemarin, dipicu laporan tenaga kerja ditambah naiknya tensi di Semenanjung Korea.

Perusahaan swasta menambahkan 158 ribu lapangan kerja pada Juni. ADP National Employment Report atau laporan pekerjaan nasional ADP menunjukkan bahwa angka tersebut di bawah angka perkiraan yang mencapai 185 ribu.

Data juga menunjukkan bahwa angka pengangguran naik untuk tiga pekan berturut-turut menjadi 248 ribu orang, lebih tinggi dari perkiraan yang hanya 243 ribu orang.

Data tersebut keluar seiring dengan keluarnya laporan dari pertemuan the Federal Reserve pada Juni, yang menunjukkan pembuat keputusan membagi perkiraan inflasi dan bagaimana itu bisa mempengaruhi kenaikan suku bunga. PT Rifan Financindo.



Sumber : Liputan 6

Kamis, 06 Juli 2017

The Fed Rilis Hasil Rapat, Bursa Asia Bervariasi






Rifanfinancindo - Bursa saham Asia berfluktuasi pada perdagangan Kamis pekan ini. Hal itu usai rilis hasil rapat pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve pada pertengahan Juni.

Pada perdagangan di bursa Asia Kamis pekan ini, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang sedikit berubah. Indeks saham Jepang Topix turun tipis. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,15 persen. Indeks saham Australia merosot 0,15 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi mendatar.

Pada beberapa hari ini, perdagangan di bursa Asia dipengaruhi uji coba rudal oleh Korea Utara, dan menembakkan ke wilayah perairan Jepang.

Di pasar komoditas, harga minyak kembali naik usai turun tajam. Harga minyak mentah Amerika Serikat merosot 5,4 persen usai mengakhiri kenaikan dalam delapan hari. Tekanan harga minyak seiring meningkatnya ekspor OPEC dan dolar AS yang menguat.

Namun di perdagangan Asia pada Kamis pekan ini, harga minyak mentah AS naik 1 persen ke level US$ 45,59.

Sentimen rilis the Federal Reserve mempengaruhi bursa Asia dan global. Para pejabat the Federal Reserve terpecah mengenai prospek inflasi dan dapat mempengaruhi laju suku bunga. Hal itu berdasarkan risalah rapat pertemuan the Federal Reserve pada 13-14 Juni 2017.

Beberapa pejabat the Federal Reserve juga ingin mengumumkan proses pengurangan portofolio surat berharga pada akhir Agustus. Namun beberapa pihak memilih untuk menunggu hingga akhir tahun ini.

"Risalah pertemuan FOMC pada 13-14 Juni menekankan kalau dimulainya pengurangan neraca berjalan pada tahun ini," Kathy Bostjancic, Kepala Ekonom AS di Oxford Economics, dikutip dari laman Reuters, Kamis (6/7/2017).

Ia menuturkan, meningkatnya kekhawatiran terhadap perlambatan tingkat inflasi dapat bertahan lama. Ini dapat mendorong pembuat kebijakan untuk tidak menaikkan suku bunga tambahan. Diperkirakan bank sentral AS atau the Federal Reserve hanya menaikkan suku bunga sebanyak dua kali.

Pelaku pasar pun sedang menunggu data gaji non pertanian pada Juni. Hal ini agar mengetahui kebijakan the Federal Reserve selanjutnya. Sementara itu, harga emas stabil di kisaran US$ 1.226,31 per ounce.  Rifanfinancindo.


Sumber : Liputan 6

Rabu, 05 Juli 2017

Bursa Asia Tertekan Usai Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik



Rifan Financindo - Bursa Asia tertekan pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini. Kekhawatiran geopolitik menjadi alasan pelemahan bursa saham di kawasan Asia.

Mengutip CNBC, Rabu (5/7/2017), Nikkei Jepang turun tipis 0,11 persen pada pukul 8.10 waktu setempat. Indeks S&P/ASX 200 Australia juga melemah 0,19 persen di awal perdagangan.

Untuk Kospi Korea Selatan dibuka turun tipis 0,07 persen setelah aksi jual ringan pada sesi perdagangan sebelumnya.

Pelemahan bursa Asia ini dipicu oleh kekhawatiran geopolitik setelah peluncuran rudal balistik jarak jauh oleh Korea Utara.

Korea Utara melakukan uji rudal misil untuk yang ke-11 kalinya sepanjang 2017 pada Selasa 4 Juli 2017.

Misil itu diluncurkan dari Paghyon, Provinsi Pyongan Utara, dan terbang selama 40 menit sejauh 930 km ke Laut Jepang. Misil itu kemudian jatuh di perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Nippon yang kira-kira berjarak 200 nautikal mil dari garis pantai.

Uji coba rudal tersebut langsung disambut dengan rencana latihan militer oleh Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan.

Latihan gabungan tersebut akan melibatkan penggunaan Sistem Rudal Taktis Militer (ATACMS) dan rudal yang dikembangkan oleh Korea Selatan yakni Hyunmoo II.

Saham-saham di sektor pertahanan Korea Selatan bergerak beragam karena investor terus mengawasi perkembangan geolpolitik di semenanjung Korea tersebut. Korea Aerospace diperdagangkan turun 0,51 persen, tetapi kontraktor pertahanan Hanwha Techwin sahamnya naik 1,49 persen.

Di australia, saham perusahaan penerbangan Flight Centre melonjak 9,33 persen setelah perusahaan tersebut melaporkan laba sebelum pajak diperkirakan akan mencapai 325 juta dolar Australia. Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

Selasa, 04 Juli 2017

Bursa Asia Bervariasi Menunggu Data Manufaktur China



PT Rifan Financindo - Bursa Asia bergerak bervariasi pada perdagangan pagi ini, karena pasar menunggu indikator data manufaktur China dari Caixin/Markit serta mencermati hasil survei Tankan triwulan Bank of Japan.

Melansir laman CNBC, Senin (3/7/2017), indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,24 persen dan Kospi Korea Selatan menguat 0,11 persen pada awal perdagangan.
Sementara indeks S&P/ASX 200 Australia berada tepat di atas garis datar, diperdagangkan lebih tinggi sebesar 0,02 persen.

Investor kini fokus pada laporan manufaktur China pada bulan Juni, yang akan dirilis pada pukul 09:45 pagi ini. Purchasing Managers'Index (PMI) manufaktur resmi dirilis pada hari Jumat tercatat sebesar 51,7, lebih tinggi dari perkiraan Reuters yang sebesar 51. Ini menandai ekspansi yang lebih cepat dari perkiraan.

Pasar juga akan mengamati program "bond connect" yang memungkinkan investor Hong Kong untuk berdagang di pasar pendapatan tetap China.
Melalui siaran pers, Hong Kong Monetary Authority (HKMA) menyatakan jika uji coba perdagangan "utara" akan dimulai pada hari Senin.

Sementara itu, survei Tankan triwulan Bank of Japan mencerminkan bahwa kepercayaan bisnis membaik. Indeks produsen besar tersebut mencatat skor +17, dibandingkan perkiraan +15.

"Kebijakan bank sentral dapat terus berdampak ke pasar pada minggu ini, setelah komentar dari berbagai pejabat di Bank Sentral Eropa, Bank of Canada dan Bank of England membuat pergerakan mata uang di pekan lalu," kata Kepala Strategi FX Australia National Australia Ray Attrill dalam catatannya.

Reserve Bank of Australia diperkirakan akan mengumumkan keputusannya mengenai suku bunga pada hari Selasa. Beberapa pejabat ECB dan presiden Deutsche Bundesbank dijadwalkan membahasnya pada minggu ini. "Kami sangat meragukan euro akan berakhir pekan ini seperti di awal," kata Attrill. PT Rifan Financindo.


Sumber : Liputan 6

 
Disclaimer: Semua informasi yang tersedia dalam blog ini hanya bersifat informasi saja. Kami berusaha menyajikan informasi yang terbaik, akan tetapi kami tidak menjamin keakuratan dan kelengkapan dari semua informasi atau analisa yang tersedia. Kami tidak bertanggung jawab terhadap semua kerugian baik langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh pembaca atau pihak lain akibat menggunakan informasi dari blog ini.

PT. Rifan Financindo Berjangka Surabaya
Wisma Bii Lt. 16 Jl. Pemuda 60-70 Surabaya 60271 Telp : 031-5349800(hunting), Fax : 031-5347800